Kehabisan makanan, kera ekor panjang Tinjomoyo masuk permukiman dan kampus Unika
Merdeka.com - Kawanan kera ekor panjang yang biasa berada di Hutan Wisata Tinjomoyo, masuk ke permukiman dan area kampus Universitas Katolik (Unika) Soegijapranoto Semarang. Kera-kera tersebut diperkirakan turun untuk mencari makan.
Penjaga Gedung Pastoral Unika Soegijapranoto, Agus, mengatakan kawanan kera itu sekali datang biasanya berjumlah sekira 20 ekor. "Ada yang berukuran besar, ada juga yang menggendong anak," ujarnya, Senin (2/4).
Kera-kera tersebut mulai terlihat di area kampus sejak sebulan terakhir, namun paling banyak hari ini. Agus mengungkapkan kera-kera tersebut mengambil dan merusak pohon pisang yang sudah berbuah.
-
Bagaimana kera di hutan itu menyerang? 'Walaupun ada tanaman sebidang, kalau diserang sehari habis. Jadi pengamanan pertana lahan tanaman ini diberi pagar,' kata Pak Nurhadi terkait dengan serangan para kera ke lahan pertanian dia dan para penduduk lain.
-
Dimana kera ekor panjang menyerang? Di Desa Cikakak, Banyumas, sekelompok kera ekor panjang turun dari gunung dan menyerbu permukiman warga.
-
Kenapa kera ekor panjang serbu pemukiman? Kawanan monyet itu diduga turun dari gunung karena persediaan makanan di tempat mereka mulai menipis. Musim kemarau yang panjang menjadi penyebab persediaan makanan di hutan terus menyusut.
-
Bagaimana warga mengusir kera ekor panjang? Sebagian warga menggunakan letusan senapan angin untuk membuat para monyet ketakutan. Sedang warga lain memasang ban kendaraan agar monyet-monyet tidak mendekati rumah.
-
Kenapa kera ekor panjang masuk ke permukiman warga? “Kera karena kelaparan berani mengganggu warga. Menyerbu ke dalam rumah untuk mengambil makanan,“
-
Apa yang dilakukan kera ekor panjang di permukiman? Kera karena kelaparan berani mengganggu warga. Menyerbu ke dalam rumah untuk mengambil makanan,“
"Sempat ada yang masuk ke ruangan juga dan mengambil makanan yang ada di meja," jelasnya.
Rekan Agus, Nina, mengungkapkan ketakutan karena kera-kera tersebut juga sempat berupaya membuka pintu. "Engsel pintu itu ditarik-tarik, tapi kera itu tidak bisa membuka," ucapnya. Sejak melihat ada kawanan kera, semua pintu dan jendela ditutup rapat.
Sementara Suparno, penjaga Hutan Wisata Tinjomoyo, mengungkapkan kera-kera tersebut sering keluar hutan untuk mencari makanan. "Jumlahnya mungkin ada sekitar 200 ekor. Mereka keluar hutan untuk mencari makan jika biji-bijian di dalam hutan mulai susah dicari," paparnya.
Suparno mengatakan luas hutan Tinjomoyo sekira 57 hektare. "Biasanya cuma di dalam. Keluar hingga gerbang cuma sesekali," jelasnya. Meski begitu, Suparno juga sering mendapat laporan dari warga sekitar hutan kalau kera-kera tersebut berada di pemukiman.
"Tapi selama ini kera-kera tersebut hanya mencari makanan. Belum pernah ada laporan sampai menyerang manusia," ucap Agus. Kera-kera Tinjomoyo, lanjutnya, cenderung pasif dan hanya melihat manusia beraktivitas. Mereka hanya mengincar makanan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaWarga khawatir ular tersebut masuk ke rumah dan menggigit mereka.
Baca SelengkapnyaPelaku pengiriman paket yang berisi 12 ekor ular jenis Tali Picis adalah orang tak di kenal.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya tidak ada korban dalam upaya evakuasi ketiga ular tersebut.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaSeekor ular piton besar muncul dan menggegerkan warga Jalan Krakatau, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSeorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca SelengkapnyaUlar-ular yang ditemukan berbagai ukuran, terbesar memiliki panjang 4 meter dengan berat 20 kg.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaViral video seorang pawang yang menabok ular kobra hingga membuat ular tersebut ketakutan dan mundur teratur.
Baca Selengkapnya