Kehidupan baru mantan teroris Ali Fauzi bersama puluhan eks kombatan
Merdeka.com - Ali Fauzi pernah menjadi musuh negara. Bersama sang kakak Amrozi bin Nurhasyim, dia terlibat dalam aksi bom Bali jilid I. 15 tahun berlalu, kini Ali Fauzi berubah. Dia telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Sekarang Ali Fauzi menjadi salah satu tokoh penting deradikalisasi.
Lewat Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), Ali Fauzi berusaha mendampingi dan memberdayakan narapidana kasus terorisme menjadi agen perdamaian. Yayasan ini didirikan Ali Fauzi tahun 2016.
Sejumlah mantan kombatan tercatat sebagai pengurus, sebut saja mentor perang di Afghanistan Anis Yusuf, pemilik senjata api, amunisi serta bahan peledak Iqbal Husaini alias Adrian Alamsyah alias Ramli alias Rambo dan pemilik bahan peledak Mahmudi alias Yusuf.
-
Dimana Alwi Fadli ditikam? Alwi Fadli (25) tewas bersimbah darah di depan kos kekasihnya, Perumahan Bukamata Residence Blok Pinang, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar pukul 05.30 Wita, Senin (8/1).
-
Kapan Ali lahir? Ali lahir di Ka'bah pada hari Jumat tanggal 13 Rajab tahun 21 sebelum hijrah atau sekitar tahun 599 Masehi.
-
Siapa yang membunuh Alwi Fadli? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa yang membuat Alimin bin Prawirodirjo menjadi pahlawan nasional? Meski dirinya sempat ikut terlibat dalam politik Komunis yang mungkin saat ini cukup sensitif dan dilarang, namun pada saat itu ia cukup berpengaruh dalam memberikan dampak dalam pergerakan nasional Indonesia.
-
Siapa anak pertama Faisal Nasimuddin? Bukan orang sembarangan, Faisal Nasimuddin dikenal sebagai seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang otomotif.
-
Apa yang dilakukan Ali Arwin? Ali Arwin merupakan seorang mantan calon legislatif Padang Pariaman yang ditangkap polisi akibat melakukan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sejak 2020 dan hingga melahirkan.
"Ada dua poin yang saya sampaikan. Program-program kita ke depan, berawal dari harapan, saya menginginkan Indonesia bagian dari rumah mereka. Karena itu rumah, maka wajib dirawat, wajib dijaga, dan dibersihkan. Caranya dengan membentuk bersama-sama supaya rumah itu bisa terwujud rumah yang sakinah mawaddah warohmah," kata Ali Fauzi di Lamongan, Minggu (20/8).
YLP bertempat di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Sebelum mendirikan YLP, Ali Fauzi dikenal sebagai perakit bom andal. Pria kelahiran 1971 di Tenggulun ini memulai karirnya sebagai kombatan di tahun 1991. Saat itu dia bergabung dengan Negara Islam di Malaysia.
"Tahun 1994, saya baiat Jamaah Islamiyah. Saya baiat dengan Al Ustaz Abu Bakar Ba'asyir dua kali. Yang pertama NII (Negara Islam Indonesia) dan yang kedua Jamaah Islamiyah," ungkap Ali.
Di tahun yang sama, Ali Fauzi bersama Riduan Isamuddin alias Hambali, yang ditahan di Teluk Guantanamo, Kuba, dikirim masuk ke camp militer Moro Islamic Lebaration Front (MILF).
"Hambali ini orang Indonesia satu-satunya yang ada di tahanan Guantanamo," ucapnya.
Medio 1997, dia masuk anggota Specialist Elite Force for Demolation and Land Mines, perakit bom MILF dan kelompok Abu Sayab Group (ASB).
"Jadi saya paham betul kelompok-kelompok yang ada di sana. 1998 saya pulang ke Malaysia, Indonesia. 1999, saya ditunjuk menjadi kepala instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah Jawa Timur di Surabaya."
Kemudian di tahun 2000, Ali Fauzi ditunjuk sebagai milisi di Ambon dan Poso. "Bagian ini, dulu saya di sini, termasuk Pak Iswanto, Saipul dan lain-lain. 2002, saya mendirikan camp militer di Mindanao (Filipina) bersama Umar Patek, Abdul Matin dan lainnya," sambungnya.
Sepak terjang Ali Fauzi terhenti di tahun 2004. Dia ditangkap polisi nasional Filipina dan masuk penjara di The Land of Kota Batu, Mindanao.
"Kenapa saya tertangkap? Karena yang masuk rekan saya. Sementara Umar Patek dan Abdul Matim wajahnya Arab, tentu tidak mungkin (ditangkap). Saya juga berdoa supaya tidak tertangkap, tapi terjadi," ceritanya.
Usai tertangkap di Filipina, tahun 2007, Ali Fauzi dipulangkan ke Indonesia. "Saya diramut (dirawat) oleh Kombes Pol Tito Karnavian (sekarang Kapolri). Ada Pak Ridwan Maiza. Di 2007 dalam pembinaan polisi. 2010 (jadi) pengamat bom dan terorisme. Saya diminta oleh kawan-kawan bicara fenomena, dinamika terorisme di Indonesia," katanya lagi.
Tahun 2011, Ali Fauzi didapuk sebagai duta perdamaian Google Ideas Save dan mulai sering diundang ke beberapa negara di Eropa untuk presentasi masalah faktor ekstremisme. 2015, dia menjadi duta perdamaian Aliansi Indonesia Damai (AIDA).
"Setiap bulannya, saya ada kerja sosial dengan korban bom untuk mengajak adik-adik di SMA, di Jakarta, di Medan, Bima, kita keliling mengajak adik-adik kita menjauhi kelompok ekstrimis," papar Ali Fauzi.
Selanjutnya, di tahun 2016, tepatnya di bulan November, Ali Fauzi mendirikan YLP yang secara resmi mendapat izin dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM).
Hingga saat ini, ada puluhan eks kombatan dan napiter dibina Ali Fauzi di YLP, termasuk putra Amrozi, Zulia Mahendra yang sembilan tahun menyimpan dendam kepada negaranya karena eksekusi mati ayahnya di tahun 2008.
Di YLP, Ali Fauzi ingin membangun 'rumah' untuk para eks kombatan dan napiter. Rumah yang tanpa ada lagi kekerasan dan teror. Rumah itu adalah Indonesia.
"Tahun 2017, saya menerima bintang emas Honoraris Police dari Polda Jabar. Ada binaan mantan napiter, kemudian saya asuh, asih di sana, kemudian Pak (Irjen Pol) Anton Charliyan (Kapolda Jabar) memberikan penghargaan pada saya," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?
Baca SelengkapnyaKH Zainul Arifin, tokoh nasional yang berkutat di bidang politik dari Barus.
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pertemuan haru antara Danrem Ali Imran dan ayahnya yang sudah berusia lanjut.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, taruna Akpol satu ini merupakan putra bukan sembarang orang.
Baca SelengkapnyaMunarman eks Sekjen FPI Diusulkan jadi Duta Deradikalisasi, Siapa Pengusulnya?
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaUntung Sangaji mencoba peruntungan dalam dunia politik dengan menjadi caleg DPR Aceh lewat NasDem.
Baca SelengkapnyaRaja Juli mengajak masyarakat bersama-sama menjaga tanah wakaf dengan melakukan sertifikasi.
Baca SelengkapnyaPutra bungsu dari enam bersaudara itu harus menjalani kehidupan pahit manakala sang ayah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaGubernur Jenderal Van Mook menggambarkan bahwa Amir merupakan orang yang tak mengenal kata takut.
Baca Selengkapnya