Kejamnya penjara dan pelecehan seks untuk mereka yang dicap PKI
Merdeka.com - Ratusan narapidana di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara, mengamuk, Kamis (12/7). Mereka memprotes fasilitas penjara. Sebagian napi juga memprotes peraturan pemerintah yang tak memberikan remisi pada tahanan narkoba dan teroris.
Fasilitas dan kondisi tahanan memang tak pernah memuaskan, terkadang bisa sangat memuakkan. Pada saat Orde Baru, kondisi tahanan paling mengerikan dialami mereka yang dicap terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sri Sulistyawati (71), adalah seorang wartawati Warta Buana yang sebelas tahun dipenjara di Bukit Duri. Sri menjadi tahanan politik karena dianggap pembela Soekarno. Alasan lain, Sri pernah membantu mendirikan Gerwani cabang Jakarta. Selain itu suami Sri adalah Ketua Pemuda Rakyat Sukatno yang menjadi underbouw PKI. Tanpa pengadilan Sri dijebloskan ke penjara.
-
Apa yang membuat tahanan PKI kebal peluru? 'Dor..Dor..' senapan menyalak. Namun Sang Lurah tak roboh ke tanah. Rupanya dia kebal peluru.' Pemandangan itu Sangat Menyeramkan Darah yang mengalir dari tubuh lurah tersebut dengan tenang dia 'hirup' kembali. Kadet Suhardiman yang berada di tempat itu mengingat tak ada tanda-tanda orang tersebut merasa kesakitan terkena tembakan.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan terhadap tahanan? 'Terkait penganiayaan, pada saat itu memang ramai di FB (Facebook) bahwasannya mereka disiksa, tetapi pada saat pemeriksaan muncul bahwa (penyiksaan) itu juga dilakukan oleh sesama tahanan,' kata dia di Mapolda Jabar, Minggu (26/5).
-
Apa yang terjadi pada perwira tersebut di dalam tahanan? Dalam video, tampak sekumpulan pria berpakaian serba oranye, bertuliskan 'Narapidana Militer'. Sementara tentara yang menjadi tahanan baru, mengenakan seragam loreng dan dipajang di tengah lapangan. Pangkat yang melekat di pundaknya tidak ada artinya. Perwira itu digojlok oleh para tahanan senior. Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya.
-
Apa siksaan yang dialami tahanan Palestina? Salah satu tahanan, Fadi Bakr, seorang mahasiswa hukum dari Kota Gaza, menggambarkan interogasi selama empat hari sebagai 'empat hari terburuk dalam hidupnya'. Sebelum diinterogasi, dia dibawa ke 'ruang disko'. Di ruang itu musik diputar dengan volume keras hingga telinganya mengeluarkan darah.Tahanan lain bersaksi bahwa selama diinterogasi dia dipaksa duduk di atas tongkat logam yang menembus duburnya. Pernyataannya sangat mirip dengan laporan Unrwa yang mengutip seorang tahanan yang bersaksi bahwa para interogator 'membuat saya duduk di atas sesuatu seperti tongkat logam panas dan rasanya seperti api'.
-
Apa yang dialami tahanan di Sde Teiman? Mereka juga tidur di lantai dengan sepatu dijadikan bantal. Laporan mengenai kamp tahanan warga Palestina di Sde Teiman sudah mulai muncul di media dari berbagai sumber.
-
Kapan pembantaian PKI terjadi? Saat peristiwa pembantaian para anggota PKI yang terjadi pada kurun waktu tahun 1965-1967, Pak Darmadi masih duduk di kelas 4 SD.
"Di sana saya makan dengan pinset karena nasinya dicampur dengan beling dan pasir. Mereka (Pemerintah Soeharto) ingin kita mati pelan-pelan," jelas Sri kepada merdeka.com.
Sri menjelaskan umumnya tahanan tidak disiksa di Penjara Bukit Duri. Tapi dibawa ke tempat lain. Istilahnya dibon, atau dipinjam. Nasib tahanan pun bergantung ke tempat mana dia dibon.
"Banyak yang tidak kembali lagi ke tahanan. Mungkin dieksekusi," kata Sri yang mengalami siksaan di lokasi Gang Buntu, Kebayoran Lama.
Dalam buku Menyeberangi Sungai Air Mata, kisah tragis Tapol 65 dan upaya rekonsiliasi terbitan Kanisius tahun 2007, dikupas penderitaan yang dialami para Tapol 65.
Salah satu korban geger 65 itu bernama Christina Sumaryati. Seorang mahasiswi IKIP Yogyakarta. Christina ditangkap karena tercatat sebagai anggota Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI). Rupanya tentara menganggap IPPI merupakan organisasi underbouw PKI.
Awalnya Christina ditahan di Kamp Tahanan Cebongan. Siksaan di sini masih tak terlalu berat. Anehnya para penjaga selalu meminta melihat paha para tahanan wanita. Katanya kalau Gerwani, ada cap palu aritnya. Tentu saja itu akal-akalan saja.
Christina sempat dibebaskan karena dianggap tak terlibat. Baru saja dia mulai menjalani hidup, April 1968 dia kembali ditangkap. Alasannya pun aneh. Karena orang yang dicari tak ada, para anggota ormas itu menangkap Christina.
"Saya ditelanjangi dan disuruh naik ke atas meja. Mereka membakar kemaluan saya dan menyiksa saya," kata Christina.
Setelah itu mereka membawa Christina ke tahanan Wirogunan. Di sana kembali dia mengalami siksaan di luar batas kemanusiaan. Mulai dipukuli, ditelanjangi, diarak hingga dilecehkan.
Dari Wirogunan, dia dibawa ke Kamp Plantungan dan akhirnya penjara Bulu Semarang. Christina baru bebas tahun 1978. Dia dipenjara 10 tahun tanpa proses pengadilan atau kesempatan membela diri.
Kisah lain dituturkan Maria Madgalena Sujilah. Dia seorang penari yang mahir, hingga pernah menari di depan Presiden Soekarno. Kemudian dia bergabung dengan pemuda rakyat dan menarikan tari genjer-genjer. Itulah awal mimpi buruknya.
Sujilah muda tak tahu apa itu politik, atau PKI. Dia hanya ikut-ikutan teman. Disuruh menari ya menari. Tak tahu apa yang terjadi di Lubang Buaya, Dewan Jenderal atau apa itu Gerpol.
Oleh tentara Sujilah dipaksa mengaku terlibat penculikan para jenderal. Bagaimana mau terlibat, saat itu dia ada di Yogya. Tapi mereka terus memukuli Sujilah. Ditelanjangi, disundut rokok, dilecehkan hingga diberi makanan yang hanya layak untuk babi.
Masih banyak kisah serupa yang membeberkan gelapnya penjara bagi para tahanan politik. Tiga orang ini hanya mewakili ribuan orang yang ditangkap dengan sewenang-wenang dan diperlakukan sangat buruk dalam tahanan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para tahanan politik perempuan yang diduga terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditahan di Kamp Plantungan.
Baca SelengkapnyaTentara wanita Israel melakukan pemerkosaan kepada sejumlah tahanan pria Palestina. Aksi tak biadab ini bahkan dilakukan di hadapan orang banyak.
Baca SelengkapnyaTahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius
Baca SelengkapnyaLaporan Mengerikan dari Penjara Israel, Tahanan Palestina Dianiaya dan Disiksa Secara Seksual, Penderitaan Tiada Akhir
Baca SelengkapnyaDua pasukan penjajah ini bentrok di penjara yang terkenal sebagai tempat penyiksaan tahanan Palestina.
Baca SelengkapnyaKondisi fisik para tahanan ini sangat mengerikan, sedikitnya 53 orang meninggal di dalam penjara Israel.
Baca SelengkapnyaKisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaGerombolan pemukim Israel merebut paksa tanah dan melecehkan pria Palestina hingga mengancam akan memperkosanya saat dipenjara di Sde Teiman.
Baca SelengkapnyaAda ancaman teruntuk para tahanan yang menolak membayar pungli.
Baca SelengkapnyaDi lokasi, kondisi para tahanan yang tak lain merupakan warga Palestina begitu miris.
Baca SelengkapnyaPada masa penjajahan Jepang, warga sipil Eropa yang tinggal di Hindia Belanda harus menjalani kehidupan yang sengsara.
Baca SelengkapnyaKisah-Kisah Mencekam dari Penjara Israel, Tahanan Palestina Alami Penyiksaan Terburuk, Dipukuli Sampai Disetrum
Baca Selengkapnya