Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kejar Target Herd Immunity, Sampai Kapan?

Kejar Target Herd Immunity, Sampai Kapan? Vaksinasi drive thru di Kota Bogor. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Pemerintah tengah gencarkan program vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi petugas/pelayan publik. Vaksinasi tahap pertama bagi tenaga kesehatan sudah dilaksanakan sejak Januari 2021.

Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi sebanyak 181.554.465 jiwa atau 70 persen populasi Indonesia untuk membentuk herd immunity. Kapan herd immunity di Indonesia akan terbentuk? Bagaimana cara mencapainya?

Ketua Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio menjelaskan, herd immunity atau kekebalan kelompok bisa dicapai dengan pendekatan artificial immunity atau vaksinasi jika seluruh target sasaran Indonesia sudah divaksin.

"Apa yang akan terjadi setelah kita mendapatkan vaksinasi? Kita berharap jumlah infeksi akan turun, sejalan dengan program vaksinasi yang meningkat. Semakin banyak yang divaksin, maka herd immunity akan meningkat pula," kata Amin dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Alinea, Rabu (17/3).

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu memaparkan, timeline/ skema waktu herd immunity yang akan dicapai Indonesia. Dalam pemaparannya, terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membentuk herd immunity cukup lama. Jika vaksinasi Indonesia dimulai pada Januari 2021, maka herd immunity akan dicapai pada Januari 2022.

"Skema ini menunjukkan waktu pembentukan herd immunity yang cukup panjang. Tidak mungkin habis divaksin lalu minggu depannya kebal. Buktinya setelah divaksin 2 kali pun, ada yang terinfeksi, ini tandanya saat divaksin, dia sudah dalam masa inkubasi virus," ujarnya.

amin subandrio©2021 Merdeka.com/istimewa

Amin mengatakan, jika pemerintah ingin mencapai herd immunity sesuai dengan target waktu yang ditentukan, maka ada tiga hal yang harus dipenuhi dalam program vaksinasi. Ketiganya yaitu menyangkut kesediaan, sediaan, dan ketersediaan.

"Kesediaan ini maksudnya harus ada kemauan orang/masyarakat untuk divaksin. Lalu sediaan vaksin maksudnya, vaksin harus aman, efektif, dan halal. Kita punya banyak pilihan vaksin dari berbagai jenis yang didatangkan dari berbagai negara," ungkapnya.

Kemudian yang terakhir, kata Amin, yakni terkait ketersediaan vaksin. Menurutnya, ketersediaan vaksin lah yang sangat menentukan apakah herd immunity bisa dicapai sesuai dengan target waktu yang diinginkan.

"Ketersediaan vaksin ini yang menjadi critical. Mulai dari penerimaan vaksin di pabriknya, pendistribusian dan penyimpanannya, stabilitasnya, tanggal kadaluarsa vaksin, prioritas penerima, penyuntikan, hingga wastage vaksin harus diperhatikan," kata dia.

Dalam paparan itu, Amin juga menjelaskan, dua pendekatan lain untuk bisa mencapai herd immunity, yakni pendekatan natural immunity dan human infection model.

"Pendekatan natural immunity itu itu ada beberapa macam, yang pertama innate misalnya dengan cara minum vitamin untuk meningkatkan imunitas, lalu maternal ini menyangkut bayi jadi tidak saya jelaskan. ketiga melalui subnical natural exposure, dia secara tidak sengaja terpapar, tidak sempat sakit tapi muncul kekebalan," ungkapnya.

amin subandrio©2021 Merdeka.com/istimewa

Lalu pendekatan lainnya, yakni Human Infection Model. Dimana pendekatan ini dinilai tidak etis karena akan membiarkan seleksi alam.

"Pendekatan ini pernah dicoba di Swedia. Orang-orang dibiarkan saja terpapar. Yang kuat akan jadi sehat, tambah kuat. Yang lemah akan tereliminasi, tapi ini tidak etis dan korbannya lebih banyak," kata Amin.

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, pemerintah melakukan berbagai cara untuk mempercepat herd immunity.

Misal, pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dan BUMN dalam melaksanakan vaksinasi massal.

"Lokasi pelaksanaan vaksinasi massal terus diperbanyak," kata Siti Nadia.

Kementerian Kesehatan menyadari, upaya mempercepat vaksinasi tidak hanya bergantung pada ketersediaan vaksin Covid-19, tetapi juga vaksinator.

Karena itu, pemerintah terus menambah jumlah tenaga vaksinator, bekerja sama dengan asosiasi klinik swasta hingga fasilitas pelayanan kesehatan milik kementerian dan lembaga.

Selanjutnya, pemerintah berharap masyarakat yang menerima vaksin bisa terus meningkat, di atas 500 ribu orang per hari.

Sedangkan anggota Komisi IX DPR Adang Sudrajat mengatakan, banyak hal yang harus diperbaiki untuk mewujudkan herd immunity. Di antaranya mengupayakan perluasan vaksinasi kepada masyarakat.

Selain itu, dia mengusulkan agar pemerintah memprioritaskan golongan usia produktif mendapatkan vaksinasi. Apalagi mereka yang berusia produktif sangat mobile. Dengan menjadi prioritas, diharapkan bisa mengurangi penularan Covid-19.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Targetkan NTT Bebas Rabies pada Desember 2024
Pemerintah Targetkan NTT Bebas Rabies pada Desember 2024

Target ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi

Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.

Baca Selengkapnya
Jadwal PIN Polio 2024 Tahap 2, Tempat Imunisasi, dan Siapa Saja yang Bisa Memperolehnya
Jadwal PIN Polio 2024 Tahap 2, Tempat Imunisasi, dan Siapa Saja yang Bisa Memperolehnya

Ketahui jadwal pelaksanaan PIN Polio Tahap 2, di mana bisa memperolehnya, serta ditujukan pada siapa saja.

Baca Selengkapnya
Tarakan Kick Off PIN Polio 2024 Sebagai Upaya Pencegahan
Tarakan Kick Off PIN Polio 2024 Sebagai Upaya Pencegahan

Pemkot Tarakan melaksanakan Kick Off pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024.

Baca Selengkapnya
Pekan Imunisasi Nasional Kembali Digelar, Ini Pentingnya Imunisasi Polio bagi Anak
Pekan Imunisasi Nasional Kembali Digelar, Ini Pentingnya Imunisasi Polio bagi Anak

Untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), pemerintah terus mendorong program imunisasi polio dengan menggelar PIN.

Baca Selengkapnya
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC

Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kemenkes Gelar Pekan Imunisasi Nasional Polio Tahap Dua, Sasar 16 Juta Anak
FOTO: Kemenkes Gelar Pekan Imunisasi Nasional Polio Tahap Dua, Sasar 16 Juta Anak

Kegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya
Kasus Polio dan TBC Naik, Jokowi Minta Kemenkes Gencarkan Vaksin
Kasus Polio dan TBC Naik, Jokowi Minta Kemenkes Gencarkan Vaksin

Jokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.

Baca Selengkapnya
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun

Kelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.

Baca Selengkapnya
Cegah Diare dan Kanker Serviks, Vaksinasi RV dan HPV Dimulai di Tasikmalaya
Cegah Diare dan Kanker Serviks, Vaksinasi RV dan HPV Dimulai di Tasikmalaya

Pemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).

Baca Selengkapnya