Kejar teroris, polisi dan TNI wajib punya kemampuan perang gerilya
Merdeka.com - Pergerakan kelompok teroris di Indonesia dinilai memiliki perbedaan dengan kelompok teroris di negara lain. Mulai dari cara melakukan aksi teror maupun cara mereka bersembunyi dari pengejaran polisi.
Hal itu bisa dibuktikan dari pengejaran terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Abu Wardah alias Santoso yang membutuhkan waktu sangat panjang.
"Kalau kita lihat perburuan Santoso itu tidak cukup sehari dua hari, memerlukan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan. Artinya model operasi teroris itu sudah berubah dan tidak seperti di negara-negara lain," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanudin di kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (20/7).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Dimana ritual perang-perangan di Sungai dilakukan? Pada puncak Lom Plai di akhir pekan, kemeriahan pesta adat dimulai dari sungai. Sungai adalah simbol kehidupan suku Dayak. Ada beragam upacara adat yang dimulai dari Sungai.
-
Dimana penganiayaan terjadi? Penganiayaan yang viral itu dikabarkan terjadi di Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.
-
Dimana pembunuhan terjadi? Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk parang yang diduga digunakan dalam pembunuhan, serta baju, sprei, dan bantal yang masih berlumuran darah.
Karena itu aparat keamanan juga harus mempunyai keahlian khusus untuk pertempuran di segala medan. Termasuk kemampuan bergerilya.
"Penguasaan terhadap teknik-teknik bertempur harus dimiliki oleh seluruh aparat yang terlibat di dalam upaya pemberantasan teroris. Karena para teroris lebih memilih pertempuran di rawa-rawa, di sungai, bukit dan sawah-sawah," lanjut TB Hasanudin.
Meski sudah banyak gembong teroris tewas di tangan polisi, namun sel-sel kelompok terorisme masih berkembang. Karena itu pengawasan terhadap seluruh wilayah Indonesia perlu lebih diperketat. Tidak hanya di wilayah yang dianggap daerah pergerakan kelompok radikal.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjuangan para prajurit TNI yang harus bersiaga menjaga perbatasan
Baca SelengkapnyaBerikut potret TNI yang jalan kaki di tengah hutan mencari air untuk mandi sambil bawa senjata laras panjang.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI Polri rela terjun langsung ke medan pertempuran sambil bawa senjata demi dapat mengamankan DPO teroris di Poso.
Baca SelengkapnyaTim Alfa 29, pasukan pencabut nyawa pemimpin kelompok teroris MIT bernama Santoso dalam Operasi Tinombala.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Perwira TNI-Polri Kuasai Teknologi: Perang Siber Robohkan Fungsi Keamanan Pertahanan
Baca SelengkapnyaKapolda dan Wakapolda Banten melakukan aksi penyamaran di hutan dengan pakaian lengkap dan berhasil melepaskan tembakan beberapa kali.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi menjadi memanas.
Baca SelengkapnyaPelatihan dilakukan guna meningkatkan kemampuan prajurit dalam medan perang
Baca SelengkapnyaKKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.
Baca Selengkapnya