Kekecewaan Nakes di RSUD Banten, Insentif Belum Dibayar dan Beli Masker Sendiri
Merdeka.com - Tenaga kesehatan (nakes) yang menangani kasus Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten tengah kecewa. Insentif mereka sejak Oktober 2020 belum juga dibayarkan.
Kondisi ini terjadi di saat para nakes tengah berjibaku dengan bertambahnya pasien Covid19 di RSUD Banten. Saat mereka menghadapi risiko besar, haknya belum juga diberikan.
"Kita sudah capek, lelah, pasien nambah banyak, tapi dari pemerintah nggak ada kepastian gini, udah kaya mempermainkan kita. Gimana yah demo nggak bisa, takut dipecat," kata salah seorang tenaga kesehatan RSUD Banten yang tak mau menyebutkan nama, Kamis (1/7).
-
Kenapa gaji telat bikin sedih? 'Gaji telat itu kaya mantan yang nge-ghosting, bikin sakit hati tapi tetep diharap-harap.'
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan? Adapun para pekerja rentan tersebut berasal dari 15 Kecamatan di wilayah Kota Makassar, yang berprofesi sebagai petani, nelayan, buruh harian lepas, pekerja lepas, sopir, hingga Pedagang. Selain itu, terdapat 472 pekerja disabilitas yang seluruhnya akan mendapatkan perlindungan 2 program dari BPJS Ketenagakerjaan yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
-
Siapa yang paling merasakan gaji telat? 'Sesibuk apa pun wanita, dia tak akan pernah lupa kapan suaminya gajian.'
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
Bukan hanya soal insentif, nakes juga mengeluhkan ketersediaan alat untuk melindungi diri. Mereka mengaku harus membeli masker KN95 dan vitamin dengan dana pribadi, karena jatahnya terbatas. Satu tim yang terdiri dari 6 nakes hanya mendapat 3 makser.
"Kita beli sendiri masker KN95, gimana kalau gak dari uang itu (insentif), sedangkan kita sudah nggak ada perhatian suplai vitamin dan masker," katanya.
Para nakes saat ini hanya mengandalkan honor sebagai karyawan RSUD Banten. Uang itu digunakan untuk menghidupi keluarga, juga untuk membeli alat pelindung diri.
"Berapa sih gajinya, nggak gede kalau gak ngandelin insentif. Mana cukup buat hidupin anak-istri. Kita ini bertahan untuk jadi nakes Covid tapi nggak ada kepastian," katanya.
Saat ini para nakes sudah mulai kelelahan. Tak sedikit pula yang terpapar Covid-19. Sementara itu pasien baru Covid-19 yang masuk ke RSUD Banten mencapai 20 orang per hari, sehingga pihak manajemen mengubah ruang IGD menjadi ruangan perawatan ICU pasien Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengakui insentif nakes di RSUD Banten masih tertunggak. Dia mengatakan, manajemen rumah sakit masih menyusun berkas yang dibutuhkan untuk pencairan.
"Oleh pihak manajemen RSUD Banten sedang dalam proses penyusunan berkas-berkas yang dibutuhkan dalam pengajuan pencairan," ujarnya singkat melalui pesan WhatshApp di group Info Covid-19 Banten, Jumat (2/7).
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K
Baca SelengkapnyaDokter di RSUD Soe menolak melayani pasien karena insentifnya selama enam bulan belum dibayar.
Baca SelengkapnyaPuluhan dokter kompak mogok layani pasien sampai insentif mereka dibayar.
Baca SelengkapnyaBupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) Herybertus G.L Nabit akhirnya buka suara terkait pemecatan ratusan nakes.
Baca Selengkapnyaian juga menyoroti persoalan pendistribusian tenaga kesehatan.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaSeluruhnya sudah dibayarkan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada PNS DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil menetapkan seorang tersangka berinisial HC.
Baca SelengkapnyaSaat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memotong TKD ASN DKI Jakarta sebesar 25 persen.
Baca SelengkapnyaUang potongan tersebut tidak diberikan pada pemerintah, tetapi untuk membantu warga yang tidak punya pendapatan karena pandemi.
Baca SelengkapnyaAkibatnya, antrean pasien yang ingin mendaftar di bagian pelayanan menjadi tidak terhindarkan.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca Selengkapnya