Kekerasan di Pesantren Aceh Besar, Korban Batuk Darah dan Mata Lebam
Merdeka.com - Kasus dugaan kekerasan terjadi di pondok pesantren yang ada di Montasik, Aceh Besar. Seorang santri asal Kabupaten Simeulue mengaku dianiaya teman pesantrennya hingga mengalami cedera di bagian mata dan batuk darah.
Pengakuan santri itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 32 detik yang beredar pada Rabu (31/8). Pada video itu terdengar suara seorang perempuan menggali informasi dari santri yang diduga diniaya. Mata kanan santri itu tampak merah seperti darah beku dan lebam kebiruan. Dia mengaku ditendang oleh kawannya sesama santri.
Korban juga mengaku mengalami batuk berdarah. Darah berwarna hitam juga keluar dari hidungnya. Namun, dia mengaku belum memberitahukan apa yang dialaminya kepada orang tua.
-
Siapa yang dianiaya di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin? 'Saya mondok di sana selama enam tahun, tiga tahun MTs dan Aliyah. Selama 6 tahun di situ cukup banyak perubahan, baik dari pembangunan dan gurunya,' kata Adi Maulana kepada merdeka.com. Menurut Adi Maulana, Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin merupakan yang terbaik di Provinsi Jambi, apalagi Kabupaten Tebo, baik dari sisi pendidikan, pengembangan multimedia, dan lainnya. 'Kalau untuk segi pembelajaran nilainya plus kemudian santri di pondok Raudhatul Mujawwidin itu paling banyak santri se-Jambi. Pada waktu saya masuk pondok santri hanya 800, sekarang sudah lebih dari dua ribu santri,' ujarnya. Namun, pondok pesantren ini juga ada minusnya. Adi Maulana menceritakan, salah satu kejelekannya adalah selalu menutupi masalah kecil ataupun masalah besar. Sepengetahuan dia, kasus santri meninggal baru pertama kali ini terjadi. Namun tindak kekerasan, seperti bullying sudah lama berlangsung. 'Zaman saya juga sudah ada, tapi tidak sampai meninggal seperti ini,' paparnya.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Di mana kasus pencabulan pengasuh Ponpes terjadi? Kasus pencabulan kembali terjadi di lingkungan pondok pesantren. Kali ini seorang pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar diduga mencabuli enam orang santriwati.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Siapa yang mengalami kekerasan? Kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku KDRT menguasai aspek keuangan korban untuk mengendalikan dan merugikannya.
"Takut Bu," katanya. "Ngak dikasih sama ustaz?" tanya perempuan itu kembali.
"Ngak dikasih sama abangnya kawan tuh (abang pelaku)," jawab si santri.
Polisi Periksa Terduga Pelaku
Kapolres Aceh Besar Kapolres Aceh Besar AKBP Carlie Syahputra Bustamam membenarkan tindak kekerasan itu terjadi di wilayah Aceh Besar. Polisi telah memeriksa korban, terduga pelaku, dan pihak lainnya.
"Kejadian itu terjadi di Dayah (Pesantren) Bustanul Ulum di Desa Bukit Baru, Kecamatan Montasik," kata Carlie dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (31/8).
Dia menjelaskan polisi sudah menangani kasus tersebut. Korban saat ini sedang mendapat rawat jalan.
"Pihak dayah masih mencoba menghubungi keluarga (santri) di Simeulue, tapi belum tersambung. Kami masih menunggu keluarga korban," ujarnya.
Sejauh ini, menurut Carlie, terduga pelaku kekerasan itu satu orang. Dia juga merupakan santri di Pesantren Bustanul Ulum. (mdk/yan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku NN (40 tahun) menyiram air cabe ke sekujur tubuh korban hingga korban kepanasan. Pelaku kini sudah ditangkap.
Baca SelengkapnyaAndri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaAksi brutal yang dilakukan MGS yang juga kakak pemilik handphone, disayangkan oleh Pimpinan ponpes, Qosdi Ridwanullah.
Baca SelengkapnyaDokter mengindikasikan korban mengalami pendarahan di perut akibat benturan dan trauma.
Baca SelengkapnyaPengasuh ponpes mengaku tak tahu menahu mengapa muncul narasi AKA dibanting. Pihaknya juga sudah menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya pada orangtua korban.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan ini sudah dilaporkan orang tua korban ke pihak guru, tetapi tidak direspons.
Baca SelengkapnyaAlumni bernama Adi Maulana ini menceritakan pengalamannya enam tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan itu mengakibatkan luka lebam di bagian paha dan alat kelamin korban.
Baca SelengkapnyaSelain itu, alasan keluarga sepakat damai karena orangtua pelaku dan pondok pesantren sudah datang ke rumah.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaSantri Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Malang menjadi korban bullying (perundungan ) oleh seniornya.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca Selengkapnya