Kekurangan APD, Rumah Sakit Akademik UGM Produksi Mandiri
Merdeka.com - Kesulitan alat perlindungan diri (APD) bagi tim medis masih dialami beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM).
Untuk mengatasi kekurangan ini, RSA UGM pun mencoba memproduksi sendiri APD yang digunakan bagi tenaga medis yang menangani pasien virus Corona. Salah satu APD yang diproduksi RSA UGM adalah pelindung wajah atau face shield.
Penanggungjawab Layanan COVID-19 RSA UGM, Siswanto, menjelaskan APD yang digunakan tenaga medis mengacu pada standar WHO. Untuk itu, RSA UGM melalui Unit Ortotik Prostetik Instalasi Rehabilitasi Medis memproduksi sendiri pelindung wajah bagi tenaga medis.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana cara kerja sheet mask? Sheet mask adalah masker wajah yang direndam dalam serum. Memberikan kelembapan dan nutrisi intensif pada kulit, sheet mask sebaiknya digunakan 2-3 kali seminggu untuk hasil optimal.
-
Siapa yang membeli topeng? Ternyata, Aziz sengaja membeli topeng tersebut untuk bercanda.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Setelah semua bahan masker tercampur dengan baik, aplikasikan masker secara merata ke seluruh wajah yang telah dibersihkan sebelumnya. Pastikan untuk menghindari area sekitar mata dan bibir, karena kulit di daerah tersebut lebih sensitif terhadap bahan-bahan yang digunakan.
"Face Shield digunakan untuk mencegah percikan dahak, bersin, yang dapat mengenai tenaga kesehatan saat memberikan pelayanan pasien. Sehingga tenaga kesehatan akan lebih terlindung," ujar Siswanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/4).
Siswanto menerangkan biaya produksi pelindung wajah bagi tim medis ini sekitar Rp 30 ribu hingga 50 ribu per buah. Siswanto mengungkapkan alat pelindung wajah ini memakai material mika dengan ketebalan 0,5 mm. Tujuannya agar lebih tahan terhadap percikan dan plastik polypropylene tebal 2 mm untuk pondasinya.
"Sehingga lebih stabil, kuat dan mudah dibersihkan atau disterilkan. Dalam sehari dapat diproduksi hingga 80 face shield," papar Siswanto.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.
Baca SelengkapnyaKelangkaan benang sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaMenjelang pesta demokrasi Pemilu 2024, jasa produksi kaus partai politik mengalami kebanjiran pesanan.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaKekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana?
Baca SelengkapnyaMenkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaBudi menyebut, pemerintah terus menggencarkan transformasi kesehatan.
Baca SelengkapnyaJokowi mendapat informasi, pasien harian rata-rata berjumlah 600 pasien. Sehingga menurutnya wajar jika terjadi antrean.
Baca Selengkapnya