Kekurangan ruang, pelajar di Karawang belajar melantai di teras kelas
Merdeka.com - Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Gempol Kokot 1, Karawang terpaksa menjalani kegiatan belajar dengan cara melantai di selasar kelas. Itu dilakukan lantaran terbatasnya ruang kelas serta bangku dan meja di sekolah akibat banyak yang rusak dan tak bisa digunakan.
Sekolah hanya memiliki lima ruang kelas dan satu ruang yang dijadikan kantor guru, sehingga siswa kelas V di sekolah ini terpaksa belajar di lantai sambil duduk di teras sekolah. Selain itu siswa kelas 1 yang berjumlah 63 harus menggunakan ruang belajar secara bergantian.
"Kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak masuk ajaran baru dimulai," kata salah seorang guru, Ahmad Dahlan, Senin (22/7).
-
Kenapa siswa di SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
-
Dimana anak-anak bisa belajar? Aktivitas seperti berjalan-jalan di alam, memasak bersama, atau mengunjungi taman atau kebun binatang memberi anak-anak kesempatan untuk bertanya dan belajar.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Bagaimana PKL membantu siswa? PKL merupakan kegiatan implementasi untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja profesional bagi peserta didik. Selain itu, tujuan PKL juga untuk meningkatkan kompetensi sesuai kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.
-
Bagaimana SDN Ambon mengatasi kekurangan bangku? Walau demikian, pihak sekolah mengupayakan agar para siswa yang tak memiliki bangku ini bisa tetap mendapat mata pelajaran yang maksimal.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
Dahlan mengatakan, kekurangan kursi dan meja serta ruang kelas di sekolah sudah berlangsung lama. Meningkatnya jumlah siswa kelas 1 yang mendaftar dan mencapai 63 siswa, tidak sebanding dengan daya tampung kelas yang ada.
Pihak sekolah sebenarnya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dan mengajukan penambahan ruang kelas baru serta bantuan pengadaan meja dan kursi. Sayangnya hingga kini, bantuan tersebut belum juga ada realisasi.
Pelajar SD di Karawang belajar di lantai ©2018 Merdeka.com/Bram Salam
"Kondisi sekolah seperti ini sudah kami ajukan ke Dinas dan pihak terkait setiap tahun karena jumlah siswa mendaftar melebihi kapasitas daya tampung sekolah namun sampai hari ini pihak sekolah belum menerima jawaban pasti dan terpaksa siswa kelas V belajar di lantai sambil duduk ," paparnya.
Sementara siswa kelas 1 terpaksa harus belajar bergantian karena keterbatasan meja dan kursi.
"Siswa kelas 1 yang baru sejak masuk tahu ajaran baru dimulai harus bergantian proses belajar mengajarnya," jelas Dahlan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaKondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaKondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 siswa kelas 1 di SDN 02 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas water closet (WC).
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaSiswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen Prihantomo di Sragen, mengatakan plafon ambrol tersebut terjadi di SDN Kalijambe.
Baca SelengkapnyaSDN yang ruang kelasnya ambruk akibat goncangan gempa berada di Kampung Cilangiri, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi.
Baca SelengkapnyaUntungnya saat kejadian sore hari itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Baca Selengkapnya