Kelakuan 7 Pelajar SMP di Kupang, Mabuk Miras hingga Rusak Fasilitas Sekolah
Merdeka.com - Tujuh pelajar SMPN di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, diamankan karena melakukan berbagai tindak kejahatan pada jam sekolah. Mereka memalak rekan dan adik kelas, mengonsumsi minuman keras hingga mabuk serta merusaki fasilitas sekolah.
Inisial dari tujuh siswa pembuat onar ini adalah MR (14) warga Kelurahan Bakunase II, EN (14) warga Pasar Kasih Kelurahan Naikoten I, FE (14) warga Kelurahan Liliba, AP (14) warga Kelurahan Bakunase II, AK (14) warga Kelurahan Fatubesi, NG (14) warga Kelurahan Naikoten I dan FK (16) warga Kelurahan Naikoten I.
Sementara tiga rekan mereka yang kabur yakni, MM (15) warga kelurahan Bakunase II, MT (15) dan RS (14) warga Kelurahan Bakunase Kota Kupang.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Apa yang siswa SMP itu lakukan? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
Kepala Sekolah SMPN 9 Kota Kupang, Maria Yasintha Giri mengatakan, pagar dan tembok sekolah roboh karena dirusak sejumlah siswa.
"Kejadiannya (perusakan tembok sekolah) semalam dan ada laporan masyarakat serta penjaga sekolah," ujar Maria kepada wartawan, Kamis (18/11).
Kejadian berlanjut dengan perkelahian antarsiswa di luar sekolah, yang melibatkan siswa SMPN 9 dan warga sipil. Saat itu keamanan dari Polsek Oebobo datang, namun para siswa yang berkelahi terlebih dahulu kabur.
Pihak sekolah dan polisi kemudian mengamankan tujuh siswa yang diduga kuat terlibat dalam aksi ini. "Tujuh siswa ini selalu bikin onar walaupun sudah berulang kali kami bina," jelas Maria.
Sebelum perkelahian, para siswa ini bersembunyi di balik tembok dengan rekan perempuan. "Mungkin mereka pacaran. Tujuh siswa yang diamankan lebih sering berada di luar kompleks sekolah bersama siswa SMKN 5 Kupang dan anak luar, ada yang memakai seragam dan ada yang tidak sehingga kami sulit mendeteksi apalagi mereka memakai masker," tambah Maria.
Tindakan para siswa ini diakui kepala sekolah, bahwa sangat meresahkan. "Kalau ada warga yang tegur, mereka malah lempar rumah warga," cerita Maria.
Para siswa ini pun sering kedapatan mabuk minuman keras, baik saat jam sekolah maupun diluar jam sekolah. Selain itu para siswa ini melakukan aksi pemalakan terhadap adik kelas maupun rekan mereka.
Pihak sekolah sudah berulang kali melakukan pembinaan dan memanggil orang tua siswa, namun kebanyakan orang tua siswa mengabaikan undangan dari sekolah.
"Guru pun sering melakukan home visit mendatangi kediaman siswa untuk bertemu orang tua, tapi malah orang tua menyalahkan kami dan tidak kooperatif untuk membina anak mereka," ungkap Maria.
Lebih miris, jika kepala sekolah atau guru menegur para siswa ini, maka para siswa malah berteriak dan memaki guru. "Pembinaan dari sekolah tidak mempan jadi mereka perlu dibina oleh polisi," keluh Maria.
Sebagai tindak lanjut pembinaan, para siswa yang diamankan diwajibkan membuat surat pernyataan dan tidak mengulangi lagi perbuatannya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka masuk secara paksa ke dalam ruang Laboratorium dengan merusak pintunya, lalu setelah di dalam ruang Lab para pelaku mengambil
Baca SelengkapnyaMotif dua pelajar melakukan perusakan dan pembakaran kelas masih didalami.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaPuluhan pelajar salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/1) dini hari digelandang ke Mapolres Garut.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaKe tujuh remaja akhirnya dibawa ke kantor polisi untuk diminta keterangan.
Baca SelengkapnyaSatpol PP mengundang pihak sekolah sebagai pendamping, untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan siswanya.
Baca SelengkapnyaAksi penyekapan dan pemerkosaan secara bergiliran selama tiga hari oleh 10 pelaku terhadap siswi SMP di Lampung Utara, Lampung, NA (15), sudah terencana.
Baca SelengkapnyaPara korban tersebut menenggak minuman keras sebelum digerebek Tim Patroli Perintis Presisi.
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas mengambang, Sabtu (21/9), sekira pukul 03.00 WIB ketujuh korban dan puluhan remaja lainnya berkumpul di sebuah warung.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan detik-detik tujuh remaja lompat ke Kali Bekasi.
Baca Selengkapnya