Kelakuan 'Geng Jepang' di markas, pesta miras, kumpul kebo, angkuh ke warga
Merdeka.com - Jelang penutupan Tahun 2017 publik dikagetkan dengan polah sejumlah pemuda tanggung di Depok. Mereka yang berjumlah puluhan itu dengan brutal menjarah sebuah toko pakaian yang belakangan diketahui bernama Toko Fernando.
Kelompok berandalan bermotor ini menamakan 'geng' mereka dengan 'Geng Motor Jepang'. Bukan tanpa sebab. Istilah 'Jepang' didapat dari nama Jembatan Mampang yang ada di kawasan Depok. Kebiasaan mereka berkumpul di lokasi itulah yang mencetuskan sebutan 'Jepang'.
Balik ke peristiwa penjarahan 'Geng Motor Jepang' di Toko Fernando. Kejadian itu terjadi Minggu (24/12) dini hari. Secara membabi buta, geng motor tersebut menguras dagangan di toko itu. Untungnya, aksi brutal pemuda tanggung itu terekam kamera pengintai milik toko hingga akhirnya viral.
-
Apa yang dilakukan gerombolan motor? Mereka juga menggeber-geber knalpot sepeda motornya sebelum meneror warga.
-
Di mana anak motor sering berkumpul? Dari berbagai momen kebersamaan anak motor kerap terlontar kata-kata keren yang inspiratif.
-
Apa aktivitas geng motor yang meresahkan? Awalnya, geng motor terbentuk karena beberapa orang atau kelompok memiliki minat hobi yang sama. Namun seiring berjalannya waktu, aktivitas geng motor telah semakin mengganggu kehidupan masyarakat.
-
Dimana gerombolan motor itu masuk? Gerombolan bermotor itu datang ke Kampung Al-Furqon, Desa Cisolok ini dengan menggunakan lima sepeda motor.
-
Kenapa geng motor melakukan tindakan anarkis? Ada berbagai penyebab di balik perilaku geng motor tersebut, salah satunya adalah untuk mencari perhatian. Tindakan ini dilakukan sebagai cara untuk mengekspresikan identitas mereka dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Perhatian yang diperoleh membuat mereka merasa bangga dan kuat karena mereka merasa ditakuti oleh orang lain.
-
Kenapa gerombolan motor itu masuk? Mereka saya usir, tetapi tidak mau pergi. Setelah pemilik kontrakan datang, orang tidak dikenal itu pun baru mau pergi,“ kata Nining.
Tak berapa lama, para pelaku diciduk polisi. Perlahan, fakta seputar geng ini pun terbongkar.
Seperti pengakuan warga sekitar kontrakan yang sudah resah akan polah mereka. Seperti diketahui, geng tersebut mengontrak sebuah rumah di kawasan Pitara, Kelurahan Pancoran Mas, Depok. Dengan cara patungan, mereka membayar duit sewa sebesar Rp 600.000 per bulan.
Rumah kontrakan itu sekaligus dijadikan 'markas' alias basecamp untuk berkumpul.
Di sanalah terjadi aktivitas yang jauh dari kata positif. Menyekap seseorang di luar kelompok mereka, pesta minuman keras (miras) hingga kumpul kebo dilakoni para bocah tanggung itu.
"Sebelum penggerebekan ini ada dulu, cewek dicekokin sama cowoknya minuman dan obat-obatan gitu. Terus ada pembunuhan juga, ada kumpul kebo, narkoba, nah kemarin itu ternyata jadi markas Geng motor," jelas Didi, Ketua RT setempat.
"Jadi penghuninya nggak ada yang jelas," sambungnya.
Pernah ada salah satu warga yang sudah 'gerah' menantang satu dari mereka untuk berduel. Namun, hanya dibalas dingin. Tidak ada perlawanan.
"Ngocol, tengil gaya-gayannya. Pernah diajak ribut sama orang sini, satu lawan satu tapi mereka diem aja kaya nggak sopan gitu," ujar Agus, salah satu warga saat ditemui merdeka.com di lokasi
Bukan tanpa sebab. Lokasi kontrakan yang berada di pojok gang menambah tingkah gila mereka.
"Itu kan tempatnya di dalam gang, terus mojok gitu jadi nggak terpantau masyarakat," bebernya.
Didi mengakui sering mendapat laporan warga yang mengeluh akan perilaku tidak terpuji Geng Motor Jepang itu. Keluhan itu diakui Didi sudah disampaikan kepada si pemilik kontrakan. Namun, hasilnya jalan di tempat.
"Sering mas (melapor), cuma dia-nya cuek kayanya peduli gitu. Bahkan saya udah kasih formulir untuk data siapa nama yang ngotrak di situ. NIK-nya berapa, nama, alamat, pekerjaan. Cuma itu formulir sampai sekarang nggak sampe sama saya. Bahkan saya nggak anggep dia warga saya, warga saya tuh sekitar 130 KK, di luar dia ya," ujarnya.
"Di sini tuh dia (Nurjaya,pemilik kontrakan) kalau dibilang orang yang dipandang, tokoh-lah kalau disebut," sambungnya.
Kasus ini masih dikembangkan penyidikannya oleh penyidik Polresta Depok.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan sejarah geng motor di Indonesia dari awal kemunculannya sampai tindakan anarkis. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaThe Jakmania sendiri adalah kelompok suporter yang dibentuk pada 19 Desember 1997 oleh 40 pendiri.
Baca SelengkapnyaMomen sekelompok orang diduga geng motor masuk ke markas TNI AU.
Baca Selengkapnya12 Anggota geng motor itu ditangkap saat hendak melakukan tawuran.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan penggeledahan, mereka membawa senjata tajam jenis keling, minuman alkohol, atribut geng motor, hingga minuman berenergi.
Baca SelengkapnyaPara pelaku kemudian diamankan ke Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPelaku berasal dari geng remaja bernama Geng Bhirues atau Biang Rusuh dan Kampung Sumur Bersatu
Baca SelengkapnyaModa transportasi dengan tenaga manusia ini dulunya menjadi kendaraan ikonik dan digunakan untuk mengangkut penumpang di Kota Medan.
Baca SelengkapnyaKemacetan di Negara Sakura justru mengundang rasa takjub.
Baca SelengkapnyaPembacokan itu berawal saat Tim URC Polrestabes Medan mendapatkan informasi adanya geng motor yang akan tawuran dan melintas.
Baca SelengkapnyaNama Imam Syafi'ie sudah terkenal di kalangan masyarakat Jakarta, khususnya di sekitar Pasar Senen, sejak masa penjajahan Belanda.
Baca SelengkapnyaKorban jadi sasaran keberingasan geng tersebut. Padahal saat kejadian, dia baru saja pulang main game online dengan teman-temannya.
Baca Selengkapnya