Keluarga kaget tiba-tiba Twitter Akseyna hidup kembali

Merdeka.com - Hampir tiga tahun berlalu, kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori (18), belum juga terungkap. Akseyna ditemukan tewas mengambang di danau UI pada 28 Maret 2015.

Perkembangan terkini datang dari ayahanda Akseyna, Kolonel Dinas Khusus Angkatan Udara, Mardoto. Pada awak media, dia menceritakan akun media sosial Twitter milik Akseyna mendadak aktif hari ini. Di Twitter Akseyna ada unggahan pada Selasa (14/11) pukul 03.14 WIB dini hari. "Akuu," begitu yang tertulis dalam unggahan.

Orangtuanya kaget. Apalagi mendadak unggahan tersebut hilang. Beruntung dia sempat meng-capture postingan tersebut.

"Ini kok ada tweet atas nama Akseyna on ya, tadi pagi ngetweet juga. Tapi sekarang sudah dihapus sepertinya, setelah kami dalami. Itu tweet tadi pagi," kata Mardoto, Selasa (14/11).

Mardoto mengatakan, dirinya sudah mengecek akun twitter tersebut. Namun untuk isi tulisan sudah terhapus.

"Kalau dibuka sekarang akun masih ada. Tapi tweetnya sudah hilang," ujar Mardoto.

Temuan itu langsung dilaporkan Mardoto pada pihak kepolisian di Polres Kota Depok. Polisi langsung mendalami Twitter atas nama Akseyna.

"Sekitar jam 12.00 WIB, sudah saya laporkan ke Kasatreskrim Polres Depok, tapi belum tahu tindak lanjut dan hasilnya. Masih didalami butuh waktu," jelas Mardoto.

Akesyna sempat diduga bunuh diri. Sebabnya, di dalam tas yang dipakai Akseyna berisi batu-batu yang beratnya mencapai 14 kg. Kecurigaan bunuh diri mulanya semakin menguat setelah ditemukan sepucuk surat yang diduga kuat tulisan Akseyna. Dalam surat itu dituliskan dia akan pergi jauh.

Memastikan kebenaran surat tersebut, tulisan di atas kertas dicocokkan dengan goresan tangan Aksyena selama hidupnya. Hasilnya, sangat beda. Kecurigaan awal Akseyna bunuh diri bergeser menjadi dugaan kematian yang tak wajar. Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada Akseyna?

Polisi kemudian mengumpulkan sejumlah bukti untuk menguatkan dugaan ada yang tak beres di balik kematian Akseyna. Saksi juga dipanggil, mulai dari keluarga, teman hingga penjaha indekos tempat Akseyna tinggal selama kuliah di UI.