Keluarga korban AirAsia anggap evakuasi jenazah lamban
Merdeka.com - Hingga hari ke-8 Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 belum juga ditemukan. Korban pun baru ditemukan 31 orang, dan 9 orang korban teridentifikasi.
Dari sisi waktu, keluarga mulai merasa tidak sabar karena proses evakuasi dan identifikasi yang sangat lambat. Karena memang belum banyak yang bisa ditemukan.
Ongko Gunawan, salah satu keluarga korban berharap para korban segera ditemukan secepatnya. Dia berharap adik dan keponakannya segera ditemukan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
"Lama prosesnya, delapan hari baru 30 korban yang ditemukan," kata Ongko di Surabaya, Minggu (4/1)
Ongko antara sabar dan tidak sabar sedang menunggu kepastian kabar adik kandungnya Kusuma Chandra, adik iparnya Ong Sherly dan keponakannya Kho Fera Chandra (19). Mereka berangkat dari Surabaya menuju Singapura untuk berlibur.
Sementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anas Yunus menegaskan, semua tim sedang bekerja keras, baik mereka yang tengah melakukan evakuasi maupun pengidentifikasian korban. Semuanya bekerja tanpa libur, bahkan dengan kondisi alam yang begitu ekstrem.
Anas juga mengungkapkan Tim DVI yang bertanggungjawab atas pengungkapan identitas korban juga sedang berkerja keras. Selain penemuan jenazah yang memang baru saja ditemukan.
"Kini ada 233 dokter ahli dengan berbagai disiplin sedang bekerja, Indonesia ada 222 orang dokter, Singapura 7 dokter, Australia 4 orang dan nanti malam akan datang lagi dari Korea," katanya.
Hingga kini Tim DVI kembali berhasil mengidentifikasi tiga jenazah yakni Wismoyo Ari Pambudi (24), Jie Stevie Gunawan (10), Juanita Limantara (30). Jika ditotal hingga, Minggu (4/1) jumlah jenazah yang teridentifikasi berjumlah 9 jenazah dari 31 jenazah yang ditemukan. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses evakuasi tidak berjalan mudah setelah dua korban terjebak di badan pesawat.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengaku kesulitan mengautopsi kedua jenazah.
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaKekeringan air bersih akibat kemarau di Sumatera Selatan, memakan korban jiwa. Dua orang kakak beradik, tewas saat membersihkan sumur.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan saat ini tengah berjuang membawa turun 8 pendaki yang meninggal dunia saat terjadi erupsi di Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaKepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi mengatakan, peristiwa tersebut ini terjadi pada Kamis (26/9) sore.
Baca SelengkapnyaSuasana Kali Bekasi tepatnya di titik kawasan Jatiasih Pondok Gede mendadak ramai petugas, Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca Selengkapnya