Keluarga korban Lion Air JT 610 diarahkan ke pusat krisis di Jakarta
Merdeka.com - Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 diarahkan ke pusat krisis. Adapun pusat krisis tersebut terdapat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Rumah Sakit Polri Kramat Jati, dan Hotel Budget di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
"Halim, RS Polri Kramat Jati, Hotel di Cawang, semua keluarga korban dari Bandara Soekarno-Hatta digeser ke sana," ujar Kapolresta Bandara Soekarno Hatta, Kombes Victor Togi Tambunan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (30/10).
Semua keluarga korban yang mengunjungi Bandara Soekarno-Hatta diarahkan ke tiga tempat tersebut. Alasannya karena lebih dekat dengan RS Polri. Hal ini untuk mempermudah proses penyerahan data.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana lokasi kecelakaan helikopter? Kecelakaan ini terjadi di hutan Dizmar, yang berada di antara kota Varzaqan dan Jolva di Provinsi Azerbaijan Timur.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pihaknya belum dapat mengidentifikasi korban yang telah ditemukan.
"Belum, belum. Kami akan bekerja dan berkoordinasi dengan Tim DVI (Disaster Victim Identification)," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (30/10).
Sementara itu, salah satu keluarga korban atas nama Mangatur Sihombing juga telah mengunjungi Bandara Soekarno-Hatta untuk menyerahkan data yang dibutuhkan.
"Ijazah, pas foto terakhir, sidik jari, kartu keluarga," jelas Yanti, keluarga dari korban Sihombing.
Ia menjelaskan bahwa anak kandung pertama dari korban juga sudah dalam perjalanan menuju RS Polri Kramat Jati.
"Ini si Rico lagi otw, anak kandung pertamanya. Dia juga yang akan nanti tes DNA semuanya, bawa berkas yang itunya aja. Lagi di Rumah Sakit Polri. Pokoknya untuk penyerahan berkas dan semuanya. Identifikasi," tutup Mangatur.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaPenumpang yang menjadi korban dalam musibah tersebut dipastikan telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKapolri soal Korban Kecelakaan KM 58: 7 laki, 5 Wanita, Keluarga di Bogor dan Ciamis
Baca SelengkapnyaSempat viral video Raffi Ahmad menunjukan helikopter yang mirip dengan heli yang jatuh tersebut kepada sejumlah influencer.
Baca SelengkapnyaKesulitan melacak jejak digital satu keluarga itu setelah polisi melihat kondisi handphone sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaKNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca Selengkapnya