Keluarga korban Lion Air ke Rusdi Kirana: Jangankan empati, menelpon pun tidak
Merdeka.com - Sejumlah stakeholder menemui keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 jatuh di Karawang beberapa waktu lalu. Antara lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kabasarnas M. Syaugi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, serta petinggi Lion Air Group Rusdi Kirana.
Setelah para stakeholder memaparkan perkembangan proses pencarian dan evakuasi korban serta puing pesawat selama satu pekan.
Momentum itu digunakan keluarga korban untuk mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini belum didapatkan pertanyaannya.
-
Kenapa Pelita Air batal terbang? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Dimana kucing jatuh? Pada sebuah studi di tahun 1987, peneliti memeriksa 132 kucing yang pernah jatuh dari rata-rata ketinggian 5,5 lantai dan masih selamat serta dibawa ke dokter hewan.
-
Apa yang dikatakan tentang kegagalan? Kegagalan adalah bagian dari proses. Kamu baru saja belajar untuk bangkit kembali.
-
Siapa yang merasakan kekecewaan? 'Saya hanya ingin tahu saja, bagaimana rasanya makan bersama dengan keluarga.'
-
Siapa yang bisa gagal? Mereka yang berani gagal total dapat mencapai banyak hal.
-
Apa yang dimaksud kata-kata kecewa? Kata-kata kecewa yang bijak adalah salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan seseorang dalam meluapkan emosinya.
Seperti keluarga manifes 122 atas nama Johan Ramadhan.
"Sebelumnya saya menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada tim Basarnas dan tim lainnya yang tergabung. Khususnya Syahril Nato yang menjadi pahlawan bagi kami," ujar ayah korban di Auditorium Hotel Ibis, Jakarta, Senin (5/11).
Namun, satu pihak yang dianggap gagal. Yakni, pihak Lion Air.
"Tapi tidak untuk Lion. Rusdi Kirana (pemilik Lion Air) saya anggap gagal," ucapan itu disambut tepuk tangan dari keluarga korban lain.
"Saya enggan ingin jadi perdebatan di TV. Tapi saya ingin memberi perhatian kepada Rusdi Kirana. Ini kejadian mungkin yang keberapa kali. Mungkin bapak-bapak pernah mendengar kejadian berapa kali yang enggak makan korban."
Ia kesal, menganggap pihak Lion Air tak berempati terhadap keluarga korban. "Jangankan empati menelpon pun tidak pak. Kalau Lion mempresentasikan uang-uang, itu memang kewajiban Lion dan sudah jadi aturan. Tapi kami keluarga perlu dirangkul, kami kehilangan," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permintaan kompensasi itu diungkapkan kuasa hukum PT Bali Towerindo Sentra
Baca SelengkapnyaInsiden tersebut terjadi pada 5 Januari 2023 lalu saat kabel fiber optik milik PT Bali Towerindo Sentra Tbk yang menjuntai ke jalan menjerat lehernya.
Baca SelengkapnyaDuka mendalam dirasakan keluarga saat upacara pemakaman kedinasan Kasatreskrim Polres Solok Selatan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ryanto Ulil Anshar
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaSepuluh orang tewas dalam insiden mengerikan kecelakaan pesawat jet di Selangor Malaysia. Delapan penumpang di dalam pesawat dan dua orang di darat ikut tewas.
Baca SelengkapnyaFatih, ayah Sultan, menolak uang ganti rugi yang berjumlah fantastis sejumlah Rp2 miliar.
Baca SelengkapnyaKesulitan keuangan yang menerpa MYAirline terjadi setelah CEO maskapai tersebut Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.
Baca SelengkapnyaKondisi mahasiswa Universitas Brawijaya Malang itu diungkapkan sang ayah Fatih Nurul Huda.
Baca SelengkapnyaPemuda tersebut terjerat kabel hingga mengalami cedera.
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaPT Bali Towerindo (Bali Tower) Tbk buka suara atas laporan yang dilayangkan keluarga Sultan Rif'at Alfatih.
Baca SelengkapnyaDua bus yang selamat tiba di Depok sekitar pukul 04.59 WIB. Bus dikawal Satuan Lalulintas Polres Metro Depok.
Baca Selengkapnya