Keluarga korban penganiayaan desak cabup Sri Purnomo minta maaf
Merdeka.com - Keluarga korban pengerusakan dan penganiayaan oleh massa kampanye pendukung calon Bupati Sleman Sri Purnomo- Sri Muslimatun, meminta petinggi partai pengusung dan calon bupati meminta maaf. Hal tersebut diungkapkan Setya Winarno, orangtua Fariz yang merupakan korban penganiayaan di Jalan Damai, Sleman.
"Calon yang akan diajukan dari partai yang mereka usung harus meminta maaf. Mereka juga harus mengganti kerugian materil. Kami sudah laporkan kasus ini ke Polisi," kata Winarno saat menggelar konferensi pers, Rabu (25/11).
Dia menjelaskan setelah penganiayaan tersebut, beberapa orang dari parpol pasangan Sri Purnomo- Sri Muslimatun mendatangi kedua korban di RS Jogja Internasional Hospital. Saat perwakilan tersebut datang pihak keluarga mengatakan jika respon mereka sangat lambat.
-
Kenapa keluarga tidak langsung dihubungi? Karena ini masalah besar, janganlah menyampaikan ke pihak keluarga melalui telepon ataupun WA, dikarenakan kami tidak tahu masuk ke jalur rumah duka, akhirnya kami menelepon salah satu wali santri yang rumahnya dekat dengan rumah Airul.
-
Siapa yang enggan menanggapi kampanye hitam? Terkait kampanye hitam yang menyinggung persoalan keluarga, Gibran enggan menanggapinya. 'Kita no komen lah soal itu, tapi yang pastikan gini, jangan merendahkan martabat orang lain.,' tandasnya.
-
Kenapa orang sering terlambat? Penelitian menunjukkan bahwa keterlambatan seringkali berkaitan dengan skor yang rendah pada tes kepribadian mengenai kesadaran dan neurotisisme, atau dalam bahasa yang lebih positif, seseorang mungkin terlalu santai.
-
Kata sindiran Jawa apa yang menggambarkan rasa kecewa karena tak direspon? Pengen nyanding tapi kok not responding.
-
Siapa yang mangkir? Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri kembali mangkir dari pemeriksaan dalam kasus dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
-
Siapa yang perlu merespons? Pada saat anak mulai menggunakan kata-kata kasar atau mengumpat, orangtua sebaiknya tidak diam saja dan harus langsung meresponsnya.
"Saya katakan anda terlambat, kami sudah lapor polisi. Terus mereka malah menjawab, 'Kalau bapak menempuh itu kami juga siap', malah menantang," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, massa kampanye pendukung pasangan calon bupati Sleman, Sri Purnomo-Sri Muslimatun melakukan aksi anarkis. Massa yang menggembor-gemborkan jargon Santun tersebut merusak mobil Yaris warna merah yang dikendarai Fariz dan Ayu di jalan Damai, Minggu (22/11) lalu.
Tidak hanya itu mereka juga menganiaya Fariz dan Ayu hingga dilarikan ke rumah sakit.
Akibat kejadian itu Fariz mengalami 7 jahitan di bagian punggung kanan, tiga jahitan di tangan. Di bibir dalam 4 jahitan dan luka memar di pelipis mata sebelah kanan. Sedangkan Ayu yang terlihat cukup parah. Pukulan di bagian telinga, leher dan kepala belakang membuatnya tidak bisa menengok.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga korban ingin kasus terus berlanjut sampai pengadilan.
Baca SelengkapnyaKeluarga Dini Sera Afriyanti, pacar Gregorius Ronald Tannur anggota DPR RI yang tewas dianiaya tak terima dilaporkan balik.
Baca SelengkapnyaViral keluarga pasien mengamuk kepada petugas kesehatan
Baca SelengkapnyaLaporan ke Bareskrim Polri dilakukan keluarga korban setelah tidak ada perkembangan penyidikan dari Polda Kalteng.
Baca SelengkapnyaMeski pihak keluarga terdakwa sempat menghubunginya sebelum meminta maaf langsung kepada dirinya.
Baca SelengkapnyaKasus kematian Vina Cirebon kembali dibuka dengan tersangka tunggal Pegi Setiawan yang sebelumnya buron 8 tahun.
Baca SelengkapnyaKeluarga terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon sebelumnya melaporkan seorang RT bernama Abdul Pasren terkait kesaksian bohong ke Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaKubu pelaku telah melaporkan pengacara dan keluarga korban dengan ancaman Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) dan pidana umum KUHP.
Baca SelengkapnyaKeluarga Dini korban Gregorius Ronald Tannur mendatangi Gedung DPR untuk mengadu kepada Komisi III DPR.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III, Ahmad Sahroni sampai melontarkan umpatan kasar mendengar hakim memutuskan Ronald Tannur bebas
Baca SelengkapnyaSupriansa menyebut kasus tewasnya Bayu Adhitiyawan sangat janggal.
Baca SelengkapnyaKakak dari Vina, Marliana menceritakan, keluarga para pelaku belum diperiksa pihak kepolisian.
Baca Selengkapnya