Keluarga Korban Pesawat Lion Air JT610 Tuntut Jokowi Perintahkan Evakuasi Tahap Dua
Merdeka.com - Puluhan keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 PK-LQP menuntut adanya proses evakuasi jenazah korban tahap kedua. Masih ada 64 jenazah yang belum teridentifikasi hingga saat ini.
Tidak hanya yang jenazahnya belum ditemukan, keluarga 125 korban yang telah teridentifikasi pun menuntut hal yang sama sebagai bentuk solidaritas.
Johan Harry Saroinsong, ayah dari korban bernama Hizkia Jorry Saroingsong menilai upaya pemerintah dan pihak terkait yang telah dilakukan selama ini belum maksimal dalam melakukan proses pencarian korban di lokasi. Padahal, dia menyatakan bahwa laut Jawa merupakan perairan dangkal sehingga pencarian seharusnya dapat lebih mudah dilakukan.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto singgung tentang sosok pemimpin yang dibantu keluarga? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal sosok pemimpin yang dibantu oleh keluarga. Menurut Hasto, generasi perintis bukan mendapat fasilitas dari ayah dan pamannya.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
"64 Jenazah ini kami mau sudah harus diangkat, karena secara geografis itu kan laut Jawa itu kan dangkal, jadi sebenarnya teoritis kan sebenarnya bisa dicari. Menurut Basarnas katanya udah gak bisa tapi menurut kami sih masih bisa, dangkal itu laut Jawa bukan kayak Adam Air di Laut Sulawesi, Malaysian Air di laut China Selatan kan dalam, ini kan dangkal cuma 35 meter," kata dia saat ditemui dalam aksi penyampaian aspirasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/12).
"Jadi belum dilakukan upaya maksimal aja, katanya kan kapal dari Singapura canggih bisa mendeteksi lumpur segala macam," dia menambahkan.
Dia menegaskan pihak keluarga korban ingin melihat usaha Lion Air secara nyata dalam melakukan proses evakuasi korban kecelakaan tersebut. Terlebih sebelumnya pihak perusahaan sempat menjanjikan adanya tahap kedua proses pencarian korban. Oleh karena itu mereka meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo untuk menjembatani tuntutan mereka pada perusahaan maskapai tersebut.
"Supaya pak Presiden juga melihat bahwa memang sebenarnya. Jadi menurut saya, kami datang ke sini untuk menyuarakan lebih keras jadi surat yang kami ajukan ini, buat kami menyatakan aspirasi kami selama ini supaya pak Jokowi juga merespons," ujarnya.
Dia berharap keinginan para pihak keluarga dapat terkabul agar dapat melakukan pemakaman secara layak. "Jadi saya kira Pak Jokowi memerintahkan lebih lagi, saya kira pasti ditemukan," ujarnya.
"Bayangkan kalau keluarga Presiden, keluarga pejabat sendiri yang jadi korban, saya kira seluruh upaya yang ada di negeri ini dilakukan. Ini anak kandung saya loh, anak laki-laki saya dan banyak yang juga mengalami hal itu. Padahal kan sebenarnya korban ini kan ada yang dari Kementerian Keuangan, Jaksa, Polisi, Hakim, banyak potensi SDM di negeri ini yang sebenarnya mati secara sia-sia. Jadi Indonesia ini sebenarnya banyak kehilangan SDM yang luar biasa di tragedi Lion Air," tutupnya.
Dalam kesempatan serupa, Inchy Ayorbaba, istri dari korban Paul Ferdinand Ayorbaba mengutarakan hal yang sama. Jenazah suaminya sudah ditemukan dan teridentifikasi. Namun dia tetap ingin proses pencarian tetap dilanjutkan sebab waktu 13 hari dinilai terlalu singkat untuk proses evakuasi kecelakaan pesawat.
"Lanjutkan pencarian saudara-saudara kami yang disana apapun yang didapat supaya bisa menguburkannya dengan layak," ujarnya dengan lantang.
Serupa, Vina yang hari ini datang mewakili keluarganya menginginkan proses evakuasi korban Lion Air tetap dilakukan. Sebab sepupunya yang berusia 21 tahun, Michelle Vergina masih belum ditemukan jenazahnya. Sementara jasad ayah dan saudara Michelle saat ini sudah ditemukan dan teridentifikasi.
"Kita mau kasih pemakaman yang layak buat mereka," tutupnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral Ibu-ibu Korban Tragedi Kanjuruhan Dihadang Aparat Saat Bertemu Jokowi, Ini Penjelasan Istana
Baca SelengkapnyaErick menegaskan, bahwa PSSI berkomitmen untuk mendorong pemberian hukuman maksimal.
Baca SelengkapnyaKetum PSSI Erick Thohir menanggapi aspirasi keluarga korban tragedi Kanjuruhan yang menuntut keadilan.
Baca SelengkapnyaSebuah kecelakaan maut terjadi sore kemarin di Malaysia ketika jet pribadi jatuh di jalan tol di pinggiran Kuala Lumpur.
Baca SelengkapnyaAdik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaIstana memastikan negara memfasilitasi pengawalan Paspampres kepada Jokowi beserta keluarga seusai purna-tugas.
Baca SelengkapnyaAda korban yang terkena dahan pohon yang tumbang hingga sesak napas.
Baca SelengkapnyaJohan mengungkapkan banyak kejanggalan dan dugaan kebohongan yang dilakukan penyidik Sat Lantas Polresta Tangerang, saat menangani penyidikan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut negara memberikan anggaran pencarian itu batasnya enam hari, setelah itu ditanggung BNPB.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan daftar manifest, Datuk Seri Johari Harun (53) turut menjadi korban meninggal. Dia merupakan anggota parlemen Negara Bagian Pelangai.
Baca SelengkapnyaSetahun lalu, 1 Oktober 2022 peristiwa berdarah yang menewaskan ratusan orang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Hingga kini, korban belum dapat keadilan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum GP Ansor Addin Jauharudin dalam pidatonya menegaskan bahwa Presiden Jokowi adalah keluarga besar Banser dan Ansor
Baca Selengkapnya