Keluarga sesalkan lambatnya penanganan makam Tan Malaka
Merdeka.com - Salah satu perwakilan keluarga pahlawan nasional Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin menyesalkan lambatnya sikap Pemerintah terkait penemuan makam Tan Malaka, di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Padahal penggalian makam itu sudah berlangsung empat tahun yang lalu.
"Jangan sampai permasalahan ini molor hingga pergantian pemerintah selanjutnya, karena pihak keluarga sudah terlalu sabar menunggu" kata Zulfikar di kediamannya, Jalan Keuangan I, Jakarta Selatan, Senin (27/1).
Dia mengatakan, dari penggalian pada kedalaman dua meter ditemukan sebuah kerangka, tanpa rambut, terbaring dalam posisi miring menghadap ke barat dengan kedua lengan bawah tersilang ke belakang dan menyisakan sample 0,25 gram serpihan gigi dan 1,1 gram serpihan tulang yang masih dalam penelitian.
-
Kapan makam itu dibangun? Makam yang diberi nama M1033 ini ditemukan di pemakaman Dahekou milik Dinasti Zhou Barat di Yicheng County.
-
Kapan makam itu ditemukan? Makam ini awalnya digali pada 2020 di Kota Datong, Provinsi Shanxi, China utara.
-
Kapan makam tersebut dibangun? Tumulus Besar menjadi saksi bisu dari misteri sejarah dengan mengandung tiga makam penting, dikenal sebagai Makam Kerajaan I, II, dan III, yang diperkirakan berasal dari akhir abad ke-4 SM.
Dia meyakini, bahwasannya makam yang di berada di Kediri tersebut merupakan Tan Malaka. Maka sudah seharusnya makam tersebut segera dipindahkan.
"Tan Malaka sudah resmi pahlawan nasional yang diberikan Soekarno pada 1963. Keluarga ingin secara simbolis mengambil tanah dari penggalian dan dibungkus kain kafan lalu pindah ke Kalibata. Dengan adanya makam di Kalibata memperlihatkan pengakuan bahwa Tan Malaka merupakan pahlawan nasional dan pengakuan bahwa ada kesalahan sejarah tentang Tan Malaka saat Orde Baru," tegasnya.
Diketahui berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis buku Tan Malaka , Harry Poeze, Tan Malaka tewas ditembak pasukan Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitiannya, pria asal Belanda itu yakin Tan Malaka dimakamkan di desa tersebut.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjaga makam yang sudah puluhan tahun menjaga makam itu tidak pernah mendapat bayaran
Baca SelengkapnyaKasus dugaan perusakan makam itu diselidiki kepolisian setempat.
Baca SelengkapnyaKepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi mengatakan, peristiwa tersebut ini terjadi pada Kamis (26/9) sore.
Baca SelengkapnyaKolam peninggalan Kesultanan Langkat ini kondisinya begitu memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaDampak lain dari proyek itu adalah bangunan masjid yang ikut retak.
Baca SelengkapnyaKeempat jasad bocah ini terungkap setelah polisi mendapatkan laporan dari masyarakat yang mencium bau menyengat dari TKP.
Baca SelengkapnyaRumah ini ternyata pemberian dari seorang kiai. Begini potretnya yang bikin miris.
Baca Selengkapnya