Keluarga tak yakin Murti korban kapal tenggelam di Malaysia
Merdeka.com - Seorang warga asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikabarkan menjadi korban dalam insiden kapal tenggelam di Johor Baru, Malaysia, menewaskan 18 warga negara Indonesia (WNI). Korban diketahui bernama Murti.
Identitas Murti terungkap lewat Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang ditemukan di tubuh korban. KTP Murti tercatat bernomor 3507295104590001 dengan alamat Dusun Sumberjabon, RT 030/RW 007, Desa Segaran, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Diketahui juga, korban Murti tercatat kelahiran Malang, 11 April 1959. Para korban sekarang ini berada di Rumah Sakit Sultan Ismail, Johor Bahru, Malaysia.
Salah satu keluarga di Kabupaten Malang, mengaku belum mendengar insiden kapal tenggelam tewaskan belasan WNI. Yanto (37), perwakilan keluarga itu, menuturkan bahwa nama korban itu bukan orangtuanya. Sebab, ibunya bernama Murtini bukan Murti.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
"Kami masih belum mendengar masalah itu, baru dari Anda (wartawan)," kata Yanto (37) di rumahnya, Rabu (27/1).
Mendapat kabar itu, Yanto langsung menghubungi rekan ibunya di Malaysia. Dia menghubungi seseorang bernama Lina. Namun yang bersangkutan juga tidak bisa memberi kepastian. Lina hanya menjelaskan kalau memang ada peristiwa kapal tenggelam.
"Soal kapal tenggelam memang ada, tetapi kapal itu hendak pulang dari Johor menuju Batam," kata Yanto menirukan Lina.
Yanto sempat mendesak Lina untuk mendapatkan kepastian. Jika memang ibunya menjadi salah satu korban, keluarganya ikhlas atas kejadia itu.
"Jangan ditutup-tutupi Mbak (Lina), kalau ibu saya harus meninggal, saya pasrah. Omongno ae sing sakbenere (Sampaikan saja apa yang sebenarnya) Mbak?" ujar Yanto menirukan lagi.
Tetapi Lina, katanya, tetap menjelaskan kalau berita itu tidak benar. Justru Lina mengatakan kalau Murtini tengah mendapatkan masalah dengan imigrasi terkait paspornya.
"Katanya selama tiga minggu ini, ibu saya ditahan imigrasi karena masalah itu," ungkap Yanto. Meski begitu, bungsu dua bersaudara ini masih belum percaya dengan penjelasan Lina, sepanjang belum bisa berbicara langsung dengan ibunya.
Murtini terakhir pulang September 2015, karena putranya meninggal dunia. Selama sekitar 2 bulan berkumpul keluarga, sebelum kemudian berangkat kembali ke Malaysia. Murtini diperkirakan baru bertolak ke Malaysia sepekan lalu. Yanto menambahkan, Murtini merantau ke Malaysia sejak 20 tahun terakhir sebagai pengusaha katering.
Kepala Dusun Sumberjabon, Abdurrahman, mengharapkan adanya penjelasan resmi mengenai data korban. Kabar yang diperoleh hingga sekarang ini masih sumir, belum 100 persen bisa diyakini kebenarannya.
"Kemungkinan bisa saja kesalahan data. Karena nama Murti sesuai data (yang beredar) berjenis kelamin laki-laki," kata Abdurrahman. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaInsiden terjadi usai sekelompok wisatawan asal Sidoarjo memutuskan bermain air dan menaik banana boat bersama.
Baca SelengkapnyaBocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca SelengkapnyaPulau Kemaro, Fakta dan kisah legenda percintaan sejati antara Putri Raja Palembang dengan Anak Raja Cina.
Baca SelengkapnyaSeorang pria renta, SM (70) di Musi Rawas, Sumsel, diduga nekat mengakhiri hidupnya karena sakit hati diusir anak semata wayangnya.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga juga sudah mencari di sekeliling rumah dan lingkungan namun tidak menemukan korban.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaKematian tahanan Irohmin (22) di Rutan Klas I Pakjo Palembang beberapa hari lalu masih menyisakan pertanyaan bagi keluarga.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca Selengkapnya