Keluarga tolak uang muka asuransi, MenPAN larang dicicil
Merdeka.com - Langkah maskapai AirAsia untuk menyerahkan uang muka asuransi tidak selalu disambut positif oleh keluarga korban. Beberapa diantaranya secara tegas menolak tawaran tersebut dengan berbagai alasan.
Imam Sampurno, keluarga korban atas nama Boby dan keluarga misalnya. Mereka pemberian dana tersebut dianggap kurang etis di tengah keluarga mereka yang belum ditemukan. Berbeda dengan keluarga lain, pihaknya belum bisa menerima uang santunan dari AirAsia.
"Blangkonya saya ngambil, tapi saya tidak mengajukan. Saya hanya mempelajari saja, rata-rata Rp 300 juta," kata Imam Sampurno di Crisis Centre Polda Jawa Timur, Kamis (8/1).
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Siapa yang meninggal dalam kecelakaan itu? Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba kendaraannya ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang. Kendaraan yang ditumpangi satu keluarga itu kemudian terhempas beserta seluruh orang yang berada di dalam mobil.
-
Siapa saja yang tewas dalam kecelakaan helikopter? Presiden Ebrahim Raisi dan juga Menlu Iran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut.
Saat blangko dibagikan Imam mengaku tidak dijelaskan berapa yang akan diterima oleh ahli waris setiap kepala yang menjadi korban. Beberapa keluarga termasuk dirinya sempat khawatir dengan nilai tersebut.
"Tidak disebutkan berapa yang akan diterima setiap kepala. Jangan-jangan nilai itu sudah selesai, kita nggak tahu," katanya.
Sikap serupa juga diambil oleh keluarga Kevin Alexander Soejipto di Malang, Jawa Timur. Lewat pamannya, mereka menolak dana yang diberikan oleh AirAsia, karena memang belum ada kejelasan.
Pihak AirAsia diwakili oleh Direktur Security and Safety Capt Pilot Achmad Sadiqin membenarkan langkah yang sudah ditempuh untuk persoalan asuransi. Pihaknya telah beritikad baik untuk memberikan santunan sementara kepada keluarga korban.
"Tidak mau menyinggung keluarga yang masih berduka. Secara administrasi ada tim legal yang sedang bekerja, lawyer untuk mengurus akurasi data," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Men-PAN), Yuddy Chrisnandy saat mengunjungi Crisis Centre Korban AirAsia QZ8501 di Mapolda Jawa Timur, Kamis (8/1/2015), mengungkapkan kalau setiap korban yang terdaftar dalam manifes akan mendapatkan asuransi sebesar Rp 1,25 miliar.
Yuddy memerintahkan, setelah 7 hari jenazah teridentifikasi, dana asuransi tersebut harus dibayarkan. Selama 7 hari tersebut Polri dan Pemda harus memberikan data faktual tentang ahli waris korban.
"Saya yakin uangnya sudah disediakan, jangan lebih dari 7 hari kerja, harus sudah dibayarkan untuk jenazah yang sudah tervalidasi. Lunas, tidak ada yang dicicil," tegas Yuddy. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mario Dandy divonis 12 tahun penjara dan bayar restitusi Rp 25 miliar.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang kakek yang menolak diberi uang karena alasan akhirat.
Baca SelengkapnyaTidak semua korban kecelakaan lalu lintas bisa mendapatkan asuransi dari Jasa Raharja.
Baca SelengkapnyaFatih, ayah Sultan, menolak uang ganti rugi yang berjumlah fantastis sejumlah Rp2 miliar.
Baca Selengkapnya