Keluarga Ungkap Hasil Autopsi Trio: Tak Ada Komorbid, Tapi Ada Flek Hitam di Paru
Merdeka.com - Keluarga Trio Fauqi Virdaus mengungkap hasil autopsi yang dilakukan tim gabungan dari RSCM dan Kemenkes. Trio, warga Jakarta Timur itu meninggal dunia tak lama setelah menerima vaksin merk AstraZeneca.
Viki, kakak kandung Trio, mengatakan, tidak ditemukan komorbid atau penyakit bawaan yang diderita sang adik dari hasil autopsi tersebut.
"Jadi hasilnya tidak ada penyakit apapun yang diderita apapun dari almarhum. Dalam arti kata, komorbid enggak ada, tapi ditemukan flek hitam di paru, bintik bintik hitam di paru. Tetapi tidak bisa dikaitkan dengan kematian, itu statement RSCM loh ya, bisa dikatakan Trio ini bersih dari penyakit lain," katanya kepada merdeka.com, Rabu (28/7).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang menyuntikkan vaksin HIV ke dirinya sendiri? Ahli virologi asal India, Pradeep Seth, pernah melakukan eksperimen ekstrim terhadap dirinya sendiri di tahun 2003. Dia menyuntikkan vaksin HIV yang dikembangkannya pada dirinya sendiri. Untungnya, dia keluar dalam keadaan baik-baik saja.
Hal itu diketahui Viki setelah melakukan zoom meeting terkait hasil autopsi Trio bersama dokter RSCM, Dinas Kesehatan, Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Puskesmas dan didampingi Sekretariat RW.
"Dokter, RSCM, di dalam zoom meeting itu ada dokter, RSCM, Dinkes, ada orang Puskesmas di rumah saya yang bawa laptopnya buat zoom, ada disaksikan sekretariat RW, Kemenkes Bu Siti," ujarnya.
Dalam zoom meeting itu, Viki menanyakan kepada dokter apakah adiknya meninggal karena vaksin AstraZeneca. Namun, dokter tersebut tidak menjawab lugas apakah adiknya meninggal karena vaksin tersebut.
"Terus saat kami tanyakan, oh berarti kesimpulannya keluarga mempertanyakan dong ini murni karena vaksin AstraZeneca. Dokter itu menjawab kapasitas kami hanya menyampaikan hasil autopsi dan kami tidak bisa menentukan karena AstraZeneca atau gimana, karena kami hanya sebatas ini temuannya yang menyatakan Trio tidak menderita penyakit apapun, komorbid apapun," tuturnya.
Viki menyayangkan hasil autopsi adiknya yang tidak punya komorbid dilarang dipublikasi sebelum pemerintah mempublikasikannya.
"Tapi saya enggak mau, kenapa? Karena terlalu lama, nungguin autopsi saja sampai dua bulan, nanti mereka publikasinya kapan, saya tahu pasti selesai program vaksin dong baru dipublikasikan. Ini asumsi saya," ujarnya.
Merdeka.com telah mencoba mengkonfirmasi kepada Kemenkes, namun belum ada jawaban hingga berita ini dirilis.
Viki menyatakan, adiknya meninggal setelah divaksin AstraZeneca. Sebab, adiknya tidak menderita penyakit bawaan apapun.
“Sudah jelas pak karena vaksin. Orang sebodoh bodohnya orang maaf ya, yang enggak sekolah sekalipun saat bertanya hal ini, mungkin kalau orang awam pasti kan, oh sakit? Enggak ada. Benar nih enggak ada penyakit apapun? Enggak ada," kata Viki.
"Oke kalau kita runtutin oh berarti dia benar karena vaksin. Karena kan cuma satu hari jedanya 24 jam. Pasti mas. Prof Indra pun statementnya menyatakan itu wajar kalau keluarga menyatakan itu karena mengacu dari hasil autopsi," sambungnya.
Diminta Diam dengan Materai
Viki juga menyayangkan, ibunya juga dilarang menyebarkan informasi ini kepada publik. Dia kecewa dengan sikap yang meminta keluarganya untuk bungkam.
“Memang zoom meeting itu kemarin tertutup tidak boleh di record, tapi saya record karena buat bukti autentik saya ngomong. Dan saya sangat sayangkan ibu saya disuruh tanda tangan surat bermaterai bahwa tidak boleh menyebar berita ini sebelum rilis resmi dari pemerintah. Itu kami sayangkan berarti secara tidak langsung kami disuruh diam," ungkapnya.
Dia menambahkan, dalam zoom meeting juga dipertanyakan apa tanggung jawab pemerintah soal Trio meninggal karena vaksin AstraZeneca. Namun, ia bilang vaksin tersebut tetap akan disuntikkan ke masyarakat.
"Sempat adik saya Fika mempertanyakan juga apa tanggung jawab pemerintah selanjutnya, apa tindakan selanjutnya. Apakah vaksin itu dihentikan? Mereka menjawab tidak. Tidak dihentikan. Itu loh yang akhirnya keluarga merasa kok jadi kayak gini," kata dia.
Padahal, dulu Viki mengatakan, alasan dilakukannya autopsi agar penyebab kematian Trio punya kejelasan. Hal ini juga beriringan demi kepentingan masyarakat, penelitian, dan kejelasan vaksin Covid-19 yang merupakan hal baru.
"Mereka mengakui loh di awal, tapi sekarang kok malah kami disuruh diam dan kami tidak dipuaskan dengan jawabannya," kata Viki.
"Sekarang nih, kalau dikasih hasil autopsi tanpa komorbid dan mereka mengakui ini murni karena vaksin, kan selesai. Tapi ini kok mereka berkelit kami tidak bisa bicara seperti itu," ujarnya.
Menurutnya, ditemukannya bintik hitam di paru adiknya tidak bisa dikatakan berkaitan dengan kematian. Dokter forensik juga menyatakan Trio sehat.
“Sehat (almarhum). Itu statement dari dokter forensik RSCM yang katanya melakukan autopsi bersama dengan para ahli masing-masing, misalnya ahli patologi siapa, ahli mikrobiologi siapa, ahli bedahnya siapa," ungkapnya.
Lebih lanjut, Viki mengungkapkan, respon Kemenkes dalam hal ini Jubir Vaksinasi Siti Nadia Tarmizi terkait hal ini. Dia mengatakan, pemerintah terkesan membela diri.
“Respon begitu hanya meluruskan hasil autopsi sebenarnya, lebih kepada self defense ya menurut saya buat pemerintah dan yang disayangkan adalah statement bahwa meminta keluarga tidak menyampaikan hal ini ke masyarakat, ke media, sosial media tentang zoom meeting hasil autopsi. Itu tanda tanya besarnya," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru dari hasil sementara autopsi ayah dan balita ditemukan tewas membusuk di Koja, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPenyidik akan melakukan uji forensik seperti histopatologi forensik, dan toksikologi forensik guna memastikan penyebab kematian.
Baca SelengkapnyaSementara dari hasil autopsi jasad Ai Maimunah, dokter menemukan adanya kerusakan pada organ tubuh, mulai dari kerongkongan hingga usus halus.
Baca Selengkapnya"Kondisi luka bakar jenazah 90-100 persen, dalam kondisi hangus,” kata Kabid Dokkes Polda Jawa Barat Kombes Nariyan
Baca SelengkapnyaInformasi terkait keluhan itu didapat petugas yang menelusuri gadget korban.
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaPolisi juga melakukan olah TKP kembali untuk mendapatkan benang merah dari fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Baca SelengkapnyaTiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca Selengkapnya