Kemana suara aktivis antikorupsi saat pencopotan Budi Waseso?
Merdeka.com - Kabareskrim Komjen Budi Waseso dimutasi menjadi Kepala BNN menggantikan Komjen Anang Iskandar. Sedangkan Anang menggantikan Budi Waseso sebagai Kabareskrim.
Budi Waseso dicopot disebut-sebut membuat gaduh pemerintahan dan dituding memperlambat laju ekonomi. Padahal, di bawah kepemimpinan Budi Waseso, Bareskrim sedang getol memberantas korupsi. Lalu kemana kah suara aktivis antikorupsi saat Budi Waseso dicopot?
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo menilai pencopotan Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) sebagai permainan elit politik yang mempunyai kepentingan tertentu.
-
Siapa yang dikritik ICW soal kasus korupsi? Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi unjuk rasa untuk mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum juga menangkap Harun Masiku di depan gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024).
-
Apa jabatan politik Budi saat ini? Jabatannya adalah seorang Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.
-
Kenapa Anwar Usman dicopot? MKMK menyatakan Anwar Usman dicopot dari jabatannya karena terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim konstitusi.
-
Kenapa ICW kritik KPK soal Harun Masiku? Aksi yang dilakukan ICW ini untuk mengkritik KPK karena tak kunjung berhasil menangkap buronan kasus korupsi Harun Masiku sejak empat tahun lalu.
-
Bagaimana ICW kritik KPK soal Harun Masiku? Saat melancarkan aksinya, para aktivis ini tampil memakai topeng pimpinan KPK yang dimulai dari Nawawi Pomolango, Alexander Marwata, Nurul Ghufron, hingga Johanis Tanak.
-
Mengapa Wakapolda Banten dimutasi? Serah terima jabatan juga merupakan bagian dari proses pembinaan sumber daya manusia, dalam rangka regenerasi yang dilakukan berdasarkan penilaian dan evaluasi dengan mempertimbangkan aspek profesionalitas, komitmen dan integritas.
"Pencopotan Buwas begitu terlihat dipolitisasi oleh banyak partai politik seperti PDIP. Terlihat mereka meradang dan ikut campur yang seharusnya jadi urusan eksekutif. Nanti akan jelas ada yang bermain dengan adanya isu ini," kata Adnan saat dikonfirmasi Merdeka.com, Jakarta, Kamis (3/9).
Adnan menyatakan adanya permainan politik berdasarkan kinerja Bareskrim sebelum dipimpin Buwas. Menurut dia, partai politik lebih banyak diam untuk mengomentari lembaga penegak hukum ini.
"Ketika kerja Bareskrim yang lama partai tidak teriak-teriak seperti sekarang. Kalau gitu tanya langsung sama PDIP yang ikut campur," terangnya.
Atas hal itu, untuk memperjelas siapa yang bermain dalam pencopotan Budi Waseso, dia menyarankan agar kasus korupsi yang sedang diselidiki oleh jenderal bintang tiga tersebut diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau masalah pencopotan Buwas menjadi isu besar, maka serahkan saja semua kasus korupsi ke KPK agar jelas dan tak ada unsur politisasi. Dengan diurus KPK juga lebih dipercaya berdasarkan banyak survei masyarakat. Nanti akan jelas siapa yang bermain dalam kasus tersebut," terangnya.
Bagi dia, dengan diserahkannya kasus yang sebelumnya diselediki Bareskrim Mabes Polri bukan sebagai hal untuk memonopoli berbagai kasus korupsi, namun untuk menemukan kejelasan dan menghindari unsur politisasi.
"Diserahkan ke KPK bukan berarti memonopoli kasus. Karena KPK dalam setahun hanya mengurusi 12 kasus sedangkan polisi bisa sampai 100 lebih. Bagaimana polisi bisa lebih dibanding KPK, bisa disimpulkan dan di lihat angkanya,"katanya.
Namun, Adnan enggan berkomentarnya banyak dengan kinerja Bareskrim di bawah mantan Kepala Kepolisian Gorontalo, Sulawesi Utara itu. Ia justru menyerahkan evaluasi kinerja Bareskrim kepada Presiden Joko Widodo.
"Untuk kerja Bareskrim saya belum bisa komentar karena datanya sedang disusun. Kalau soal kinerja kita nggak tahu, itu kewenangan presiden bagaimana cara mengevaluasi jajarannya, itu yang seharusnya dia jawab," pungkasnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komjen (Purn) Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi.
Baca SelengkapnyaBudiman disebut hanya mengincar kekuasaan semata dengan mengatasnamakan rakyat.
Baca SelengkapnyaPertemuan Budiman dengan Prabowo membuat geram sejumlah aktivis 98
Baca SelengkapnyaCerita Budiman Sudjatmiko ketika ditangkap dan dipenjara saat Orde Baru.
Baca SelengkapnyaBudiman mengaku legowo menghadapi pemecatan tersebut.
Baca SelengkapnyaLangkah politik Budiman Sudjatmiko mendukung Calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PPP Achmad Baidowi memastikan Witjaksono diberhentikan posisinya dari Wakil Ketua Majelis Pertimbangan PPP.
Baca SelengkapnyaBudiman merupakan aktivis yang sempat dipenjara belasan tahun di orde baru.
Baca SelengkapnyaHasto akhirnya buka suara usai ditetapkan KPK sebagai tersangka penyuapan dalam kasus Harun Masiku.
Baca SelengkapnyaHasto juga mengaku ditertawai oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaAktivis 98 menilai ada upaya memanipulasi sejarah masa lalu bergabungnya Budiman Sudjatmiko hingga anggota Dewan Kehormatan Perwira Wiranto ke kubu Prabowo.
Baca SelengkapnyaKPK belum mengumumkan secara resmi status tersangka Hasto.
Baca Selengkapnya