Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemarau panjang, musim hujan di Sulsel diperkirakan mundur

Kemarau panjang, musim hujan di Sulsel diperkirakan mundur Kasubid Pengolahan Data BBMKG Wil IV Makassar Sujarwo. ©2015 merdeka.com/mappesona

Merdeka.com - Musim hujan tahun ini di wilayah Sulawesi Selatan diperkirakan akan mundur dari perkiraan sebelumnya, yakni pada akhir Oktober. Hal itu dikarenakan kondisi kemarau yang cukup panjang tahun ini.

Demikian dikatakan Kepala sub bidang Pelayanan Jasa kantor Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah IV Makassar, Sujarwo, saat ditemui di kantornya, Senin, (26/10).

"Awalnya diperkirakan akhir Oktober ini mulai hujan, tapi nyatanya akan mundur hingga pertengahan Nopember mendatang," kata Sujarwo.

Sujarwoi menambahkan, lazimnya pada akhir Oktober sudah turun hujan di beberapa daerah tertentu. Beberapa hari lalu, imbuhnya, satelit sempat memantau sudah terlihat awan di wilayah Kabupaten Gowa, Maros, dan Pangkep. Namun hari ini, keberadaan awan di daerah itu tidak lagi terdeteksi oleh satelit.

Kelembapan udara, kata Sujarwo, saat ini tergolong sangat kering, yakni berkisar 25-60 persen. Hal ini sangat mudah memicu terjadinya kebakaran hutan. Namun dia menampik kecepatan angin memungkinkan turut membantu meluasnya kebakaran hutan. Sebab, angin berembus rata-rata 10 hingga 30 kilometer per jam. Menurut dia, angin kencang hanya terjadi di wilayah pesisir pantai barat Sulawesi Selatan, seperti di Kabupaten Maros, Makassar, Pangkep, dan Barru.

Terkait persebaran titik api, Sujarwo menyatakan sebelumnya terdeteksi di hutan di Kabupaten Maros, Gowa, dan Bone. Namun hari ini sudah tidak terdeteksi lagi oleh satelit. Berbeda dengan Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Mamasa di Sulawesi Barat. Di sana saat ini terdeteksi lima hingga enam titik api.

"Tiga minggu lalu saya ke Luwu Utara dan Mamasa. Kebakaran di hutannya salah satunya dipicu oleh pembakaran yang dilakukan oleh warga. Saya lihat dengan mata kepala sendiri, warga lakukan pembakaran karena ingin membuka lahan untuk bercocok tanah merica atau lada," ujar Sujarwo.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curah Hujan di Sumsel Makin Berkurang, Daerah Rawan Karhutla Diminta Waspada
Curah Hujan di Sumsel Makin Berkurang, Daerah Rawan Karhutla Diminta Waspada

Seiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.

Baca Selengkapnya
Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla
Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

BMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.

Baca Selengkapnya
Sumbar Tak Kena Dampak Serius El Nino, Tetapi Curah Hujan Menurun Drastis
Sumbar Tak Kena Dampak Serius El Nino, Tetapi Curah Hujan Menurun Drastis

Daerah itu memang curah hujan sedikit berkurang tetapi tidak sampai terjadi kekeringan.

Baca Selengkapnya
Sumsel Terancam El Nino Moderat, Ini Tiga Dampak yang Harus Diwaspadai
Sumsel Terancam El Nino Moderat, Ini Tiga Dampak yang Harus Diwaspadai

Sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan terdampak El Nino, termasuk Sumatera Selatan. Puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus-Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Waspada El Nino, Begini Imbauan BMKG Terhadap Warga Jateng
Waspada El Nino, Begini Imbauan BMKG Terhadap Warga Jateng

Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Sudah Masuk Musim Hujan tapi Masih Panas Terik? Ini Penjelasan BMKG
Sudah Masuk Musim Hujan tapi Masih Panas Terik? Ini Penjelasan BMKG

Berikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dampak Karhutla Meluas, Udara di Palembang Mulai Tidak Sehat
Dampak Karhutla Meluas, Udara di Palembang Mulai Tidak Sehat

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.

Baca Selengkapnya
Panas Terik Melanda Jabodetabek di Tengah Musim Hujan, Ini Penjelasan Pakar Meteorologi
Panas Terik Melanda Jabodetabek di Tengah Musim Hujan, Ini Penjelasan Pakar Meteorologi

Panas melanda Jabodetabek di tengah musim hujan dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Ternyata Sudah Banyak Wilayah Indonesia yang Tenggelam Permanen
Ternyata Sudah Banyak Wilayah Indonesia yang Tenggelam Permanen

Perubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.

Baca Selengkapnya
Heboh Fenomena Alam Hujan Es di Pagaralam, BMKG Bilang Begini
Heboh Fenomena Alam Hujan Es di Pagaralam, BMKG Bilang Begini

Dalam video juga menunjukkan situasi pasar ketika hujan berlangsung. Angin kencang menghantam tenda-tenda pedagang dan barang dagangan.

Baca Selengkapnya
Potret Tragis Warga Jember Pakai Air Sungai Kotor untuk Mandi, Tetap Nekat Meski Kulitnya Gatal-Gatal
Potret Tragis Warga Jember Pakai Air Sungai Kotor untuk Mandi, Tetap Nekat Meski Kulitnya Gatal-Gatal

Warga nekat menggunakan air kotor karena tak punya pilihan lain.

Baca Selengkapnya
Penjelasan BMKG Penyebab Suhu Panas di Wilayah Sumbar
Penjelasan BMKG Penyebab Suhu Panas di Wilayah Sumbar

Kelembamban udara tinggi dan angin cenderung rendah sehingga menyebabkan suhu yang dirasakan meningkat dan menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman.

Baca Selengkapnya