Kemarau panjang, produksi susu perah di Kediri merosot
Merdeka.com - Produksi susu sapi perah di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kini tengah merosot. Penurunan produksi susu ini disebabkan oleh kelangkaan rumput sebagai menu makanan utama akibat musim kemarau.
Akibat kelangkaan rumput peternak terpaksa mengganti rumput dengan daun tebu kering yang dicampur dengan konsentrat. Alternatif makanan pengganti ini mengakibatkan biaya produksi membengkak.
Lebih dari tiga bulan lamanya hujan belum turun di wilayah Kabupaten Kediri dan sekitarnya. Akibatnya para peternak sapi perah kini mulai panik.
-
Kapan musim hujan di Indonesia? Dengan datangnya musim hujan pada November 2024, Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan kesehatan yang harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
-
Kapan puncak musim kemarau di Indonesia? Bulan Agustus menjadi puncak musim kemarau di Indonesia, yakni sebanyak 507 ZOM (72,53 %).
-
Dimana kekeringan terjadi? Dampak kekeringan mulai terasa pada 9 kabupaten di Jateng.
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng? Berdasarkan prakiraan BMKG, musim kemarau tahun ini lebih basah dan pendek dibandingkan musim kemarau 2023, dan puncak musim kemarau terjadi pada Juli 2024.
Kelangkaan pakan berupa rumput ini juga berdampak pada penurunan produktivitas susu yang ada di sentra peternakan sapi perah di Desa Babatan, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Seperti di tempat peternakan milik Subono, produksi susunya merosot hingga 200 liter per hari, sejak musim kemarau melanda. Pemilik peternakan mengaku dalam kondisi normal satu ekor sapi mampu memproduksi susu hingga 40 liter per harinya.
"Tetapi karena asupan pakan rumput berkurang dan cuaca panas yang terjadi saat ini satu ekor sapinya hanya dapat menghasilkan susu sekitar 20-30 liter saja. Itupun harus menambah menu makanan dengan asupan comboran berupa konsentrat sebanyak 6 kilogram per ekor sapi per hari," terang Subono.
Di sentra peternakan sapi Desa Babatan ini terdapat kurang lebih 50 orang peternak. Masing-masing peternak memelihara sapi perah lebih dari lima ekor. Sementara itu khusus di tempat peternakan Subono terdapat sebanyak 25 eko sapi.
Saat ini harga susu sapi perah curah berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.0000 per liter. Apabila dibandingkan dengan tingginya biaya produksi akibat penambahan menu makanan alternatif berupa konsentrat harga tersebut dapat dibilang minim. Sebab harga konsentrat di pasaran sendiri kini Rp 2.400 rupiah per kilogram.
Produksi susu dari sentra peternakan sapi perah di Desa Babatan ini biasanya diambil oleh para pengepul yang setiap hari berkeliling. Ada juga di antara peternak yang memilih menjual langsung ke Koperasi Unit Desa (KUD) setempat, sebelum akhirnya dikirim ke perusahaan-perusahaan besar di Jakarta. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab menjelaskan, 63 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca SelengkapnyaWarga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaPetani di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus mengambil air dari kubangan sumur sedalam dua meter yang ia gali sendiri.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca SelengkapnyaMengeringnya areal persawahan ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang memicu musim kemarau panjang dan terlambatnya awal musim hujan.
Baca SelengkapnyaAir danau ini mulai mengalami penyusutan sejak pertengahan September.
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaFenomena el nino membuat produksi beras nasional turun 2,05 persen.
Baca SelengkapnyaBMKG memperingatkan, musim kemarau pada tahun 2023 akan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya