Kemarau, waduk di Boyolali disulap jadi lahan persawahan
Merdeka.com - Bencana kekeringan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah semakin memprihatinkan. Sedikitnya 6 kecamatan mengalami kekeringan cukup parah, bahkan 3 kecamatan di antaranya sudah memasuki situasi krisis air bersih untuk konsumsi warga.
Keenam kecamatan itu adalah Wonosegoro, Musuk, Juwangi, Karanggede, Andong, dan Kemusu. Sedangkan tiga kecamatan yang sudah kesulitan mengalami krisis air bersih untuk konsumsi warga adalah di Kecamatan Musuk, Wonosegoro dan Kemusu.
Kekeringan saat ini juga meluas hingga ke Kecamatan Ngemplak. Di wilayah tersebut warga sudah tidak bisa menanam padi. Bahkan Waduk Cengklik yang menjadi tumpuan pengairan sawah di sekitar tempat tersebut juga ikut mengering. Sejumlah warga bahkan menyulap waduk tersebut menjadi lahan pertanian. Mereka menanami sarana irigasi tersebut dengan padi dan jagung.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Dimana kekeringan terjadi? Dampak kekeringan mulai terasa pada 9 kabupaten di Jateng.
-
Di mana saja wilayah yang terdampak kekeringan? Wilayah yang terkena dampak paling parah mencakup hampir seluruh Eropa, Amerika Serikat bagian barat, Brasil, Asia Timur, dan Afrika Tengah.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
-
Di mana tanaman padi terdampak kekeringan? Kepala Bidang Tanaman Dinpertan Kabupaten Cilacap, Mlati Asih Budiarti, mengatakan bahwa luas tanaman padi yang terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap bertambah menjadi 1.010 hektare.
Jefri Muzaki, salah satu warga yang memanfaatkan waduk sebagai lahan pertanian mengaku, setiap musim kering dirinya sudah biasa memanfaatkan waduk ini sebagai lahan pertanian. Area lahan pertanian yang biasa dia garap sudah tidak bisa mendapatkan air, meski sudah menggunakan sumur bor.
"Bertani di waduk ini saya harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli gas sebagai bahan bakar untuk irigasi sekitar 15 ribu hingga 16 ribu rupiah per tabung," ujar Jefri saat ditemui wartawan, Minggu (12/10).
Jefri bersama 50 anggota kelompok tani lainnya juga mengalami hal yang sama. Mereka hanya bisa mengandalkan sumber pertanian ini untuk bertahan hidup di musim kemarau ini. Mereka berharap musim kemarau segera berlalu agar lahan pertanian mereka bisa mendapatkan air irigasi dari waduk Cengklik.
Menurut petani lainnya, Prawirorejo, warga Desa Ngargorejo, meski mengalami kekeringan lahan waduk lebih basah dibandingkan lahan pertanian miliknya di sawah. Sehingga tidak memerlukan air yang relatif banyak.
"Sejak bulan Agustus kami sudah mematok lahan di sini. Maklum sawah saya kering, nyari airnya susah mas. Sementara nandur pari (menanam padi) di sini dulu. Lumayan, nanti kalau sudah turun hujan kita pindah nggarap sawah lagi," katanya.
Menurut informasi sejumlah petani, mereka mulai menanami lokasi areal Waduk Cengklik di sisi barat sejak pertengahan bulan Agustus lalu. Sebanyak 50 warga sudah mematok area masing-masing untuk ditanami padi atau jagung. Kebiasaan menanam padi dan palawija tersebut, menurut mereka sudah berlangsung bertahun-tahun. Mereka akan kembali bercocok tanam di sawah dan ladang mereka jika turun hujan atau air waduk kembali normal. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daerah yang hijau itu salah satunya berada di Kampung Cibogo, Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSaking keringnya, warganet bahkan menyamakan terasering tersebut dengan dataran di Timur Tengah
Baca SelengkapnyaPara petani di Sukasirna memang lebih memilih membuat kincir air untuk mengairi sawah-sawah dibanding menggunakan pompa air.
Baca SelengkapnyaFenomena El Nino membuat musim kemarau di Indonesia berlangsung lebih panjang dari biasanya.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaSumur-sumur milik warga Desa Pabuaran mulai mengalami kekeringan. Warga pun terpaksa memanfaatkan aliran kali untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaBMKG memperingatkan, musim kemarau pada tahun 2023 akan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau seperti saat ini Waduk Jatiluhur surut hingga 10 meter.
Baca Selengkapnya