Kematian Covid-19 di Jateng Melonjak, Epidemiolog Sebut Banyak Pasien Telat Ditangani
Merdeka.com - Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan pada hari, Jumat, 9 Juli 2021, Jawa Tengah (Jateng) menjadi daerah tertinggi yang mencatat angka penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Sebanyak 202 pasien Covid-19 dilaporkan meninggal di Jawa Tengah pada hari ini.
Angka itu memperbesar total korban jiwa akibat Covid-19 di sana, yakni mencapai 12.566 kasus. Angka kumulatif pasien Covid-19 yang meninggal di Jawa Tengah merupakan tertinggi kedua setelah Jawa Timur yang sampai di angka 13.626 kasus.
Ahli Epidemiologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dr Yudhi Wibowo menjelaskan meningkatnya angka kematian pasien Covid-19 di Jawa Tengah lantaran mereka telat tertangani di rumah sakit. Menurutnya kebanyakan setelah dalam kondisi kritis mereka baru dibawa ke fasilitas kesehatan.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Saat ini yang teridentifikasi adalah keterlambatan datang ke RS (datang sudah dalam kondisi jelek). Selanjutnya jumlah ICU masih perlu ditambah, saat ini BOR sudah 90 persen," ucap dr Yudhi kepada Liputan6.com, Jumat (9/7).
Keterlambatan itu disebabkan abainya masyarakat terhadap bahaya virus Corona. Sehingga ketika ditemui gejala permulaan virus ini, masyarakat cenderung tak menganggapnya sebagai penyakit yang serius. Baru ketika sudah parah, semisal kesulitan bernapas mereka sudi untuk ke rumah sakit.
"Ya masyarakat mungkin masih kurang care bahwa kondisi memang harus segera dirawat atau dirujuk ke RS. Kadang menolak jika diminta isolasi terpusat agar lebih terpantau. Juga proses perburukan yang relatif cepat," paparnya.
Untuk itu dr Yudhi mengimbau supaya masyarakat yang telah bergejala Covid-19 untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Kalau ada gejala sedang, misal napas mulai pendek atau mulai bingung/delirium ini kemungkinan karena sudah hipoksia, otak kekurangan oksigen jadi mulai delirium," tandasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes mencatat 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJemaah haji yang meninggal berasal dari Embarkasi Majalengka (KJT) sebanyak 23 orang, sedangakan dari Jakarta-Bekasi (JKS) 69 orang.
Baca SelengkapnyaJumlah jamaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya