Kematian Covid-19 di RI Masih Tinggi, Ini Penjelasan Epidemiolog
Merdeka.com - Kasus kematian Covid-19 di Indonesia menembus 37.757 orang atau 2,7 persen pada 9 Maret 2021. Data ini menunjukkan, kematian Covid-19 di Tanah Air masih berada di atas rata-rata global yang berada pada angka 2,2 persen.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan kematian Covid-19 di Tanah Air masih tinggi. Pertama, karena tingkat penularan Covid-19 di lingkungan masyarakat masih tinggi.
"Satu karena penularan masih tinggi. Kalau penularan rendah kan kematian enggak ada. Jadi orang meninggal karena tertular lebih dulu," kata Windhu saat dihubungi merdeka.com, Rabu (10/3).
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Kedua, pemerintah belum memberikan perlindungan kepada warga lanjut usia atau lansia dan orang dengan komorbid atau penyakit penyerta. Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 85 persen kasus kematian Covid-19 disumbang kelompok umur di atas 47 tahun dengan komorbid.
"Artinya, perlindungan terhadap lansia dan komorbid itu rendah di Indonesia. Kalau lansia dan komorbid terlindungi kematian akan rendah," ujar dia.
Ketiga, pasien Covid-19 tidak mendapatkan penanganan cepat dan tempat di fasilitas kesehatan. Windhu menyebut, pasien yang tidak mendapatkan penanganan cepat umumnya terjadi karena fasilitas kesehatan mengalami over capacity.
Selain tiga hal tersebut, kata Windhu, kematian Covid-19 terjadi akibat keterlambatan pasien mendeteksi tanda bahaya. Kemudian pasien terlambat mengambil keputusan untuk mendatangi fasilitas kesehatan, pasien sulit menjangkau fasilitas kesehatan dan pasien terlambat mendapatkan pertolongan.
"Jadi keempat keterlambatan ini juga bisa menyebabkan kematian tinggi," tandasnya.
Kementerian Kesehatan melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan 1.392.945 orang sudah terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Ada penambahan 6.389 kasus dari data Senin (8/3), masih 1.386.556 orang.
6.389 kasus positif Covid-19 ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 67.854 spesimen dari 43.966 orang. Tak hanya kasus positif, pasien sembuh dari Covid-19 juga meningkat.
Data kemarin, 1.203.381 orang telah sembuh dari Covid-19, kini naik menjadi 1.210.877. Ada penambahan 7.496 pasien sembuh dari Covid-19 dalam 24 jam terakhir hingga hari ini pukul 12.00 WIB.
Kasus meninggal akibat virus SARS-CoV-2 itu juga bertambah, yakni 210 dari data kemarin yang masih 37.547 orang. Total kumulatif kasus meninggal dunia karena Covid-19 menembus 37.757 orang.
Sementara itu, jumlah orang yang menjalani perawatan maupun isolasi menurun. Data kemarin, 145.628 orang masih menjalani perawatan atau isolasi, kini menjadi 144.311.
Namun, jumlah orang yang berstatus suspek Covid-19 meningkat. Data kemarin masih 64.914, kini meningkat menjadi 65.480 orang suspek Covid-19. Demikian laporan Kementerian Kesehatan, Selasa (9/3).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya