Kemenag: RI Bisa Jadi Contoh Pengembangan Moderasi Beragama Demi Kerukunan
Merdeka.com - Kementerian Agama menilai, moderasi beragama merupakan spirit nilai-nilai kearifan Indonesia yang meramu dan meracik keberagaman hingga menjadi bangsa rukun, damai, dan toleran. Warga dunia juga membutuhkan moderasi beragama.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo saat membuka resmi peluncuran buku Moderasi Beragama 3 bahasa yaitu Inggris, Arab, Mandarin. Acara itu diinisiasi Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
“Melalui berbagai forum dunia, Indonesia bisa menjadi contoh dalam mengembangkan moderasi beragama untuk menciptakan kerukunan, harmoni sosial di antara masyarakat yang beraneka ragam, dan perdamaian dunia,” kata Gunaryo dalam siaran persnya, Kamis (9/12).
-
Apa tujuan kampung moderasi beragama? Jadi dari kampung moderasi ini masyarakat tidak melihat agamanya apa, suku apa,“ katanya, mengutip ANTARA
-
Kenapa kata-kata toleransi antarumat beragama penting? Hal ini lantaran kata-kata toleransi antarumat beragama bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk bisa lebih menghargai dan memahami perbedaan.
-
Mengapa toleransi penting dalam konteks keberagaman? Toleransi merupakan bagian dari semangat kekristenan. Ia menjelaskan bahwa ajaran Kristus mengarahkan manusia untuk memiliki semangat kasih, baik terhadap Tuhan maupun sesama manusia.'Semangat kasih dapat melampaui sekat-sekat budaya dan identitas lainnya. Selama itu sesama ciptaan Tuhan, terlebih lagi kepada manusia lainnya, kita harus bisa saling mengasihi terhadap sesama,' kata Jimmy dilansir Antara, Kamis (7/12).
-
Kenapa penting merawat keberagaman? Memang, kita diciptakan dengan beragam perbedaan, mulai dari bangsa, suku, bahasa, hingga agama.Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Hal ini memang menyimpan potensi konflik yang cukup besar.
-
Bagaimana cara membangun toleransi antarumat beragama? Meningkatkan ketaatan pada agama masing-masing adalah prinsip penguatan NKRI. Semakin kuat ketaatan pada agama yang diyakininya, maka makin dalam merasakan arti toleransi.
-
Bagaimana kerukunan umat beragama di Sekar Gadung? Mereka semua hidup damai tanpa konflik.
“Jadi, moderasi beragama bukan hanya kebutuhan masyarakat Indonesia, tapi sudah menjadi kebutuhan dunia seluruhnya,” sambung Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang ini.
Menurutnya, dalam tingkat global, Indonesia memiliki peran strategis baik di tingkat regional, kawasan dan global. Terlebih, setelah Indonesia menerima estafet Presidensi G-20.
“Sebagai negara Muslim terbesar dalam G-20, Indonesia harus mengambil peran prakarsa untuk menciptakan perdamaian antarnegara, terutama di dunia Islam yang mengalami krisis serius, selain peran ekonomi yang bisa membawa dampak positif bagi kepentingan nasional Indonesia,” kata Kaban.
Mantan Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kemenag ini menambahkan, Kemenag telah menyusun untuk pertama kalinya buku Moderasi Beragama pada tahun 2019. Tujuannya, sebagai panduan kebijakan dalam rangka mengarusutamakan cara beragama moderat, sebuah istilah yang menjadi lawan kata dari ekstremisme.
“Moderasi Beragama telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),” ungkap Kaban.
Dia menuturkan, melalui Perpres 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 dinyatakan bahwa program prioritas memperkuat Moderasi Beragama yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial menjadi tanggung jawab Kemenag. Moderasi Beragama dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi kebudayaan dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia.
Peluncuran buku Moderasi Beragama itu dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat. Antara lain Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer, Duta Besar Tiongkok, Duta Besar Mesir, dan perwakilan konjen negara-negara sahabat.
Apresiasi datang dari Dubes AS diwakili Greg Bauer yang menyatakan sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama berbahasa Inggris.
Sementara, Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, mengapresiasi terbitnya buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini khususnya bahasa Inggris agar bisa ikut menyuarakan perdamaian di dunia.
Kedubes Tiongkok juga mengapresiasi Moderasi Agama 3 Bahasa ini khususnya yang berbahasa Tiongkok agar bisa dipahami oleh masyakat terkait nilai-nilai kearifan yang ada di Indonesia. Apreasiasi serupa juga datang dari Duta Besar Amerika Serikat (AS) diwakili Greg Bauer.
“kami sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama yang berbahasa Inggris. Sebenarnya pihak Kedubes AS sudah mengetahui keberadaan buku ini setahun sebelumnya dan menunggu bukunya hadir dalam bahasa Inggris agar bisa disebarkan lebih luas lagi,” ujar Greg Bauer.
Para Kedubes berharap dalam setiap event internasional buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini hadir dan menjadi salah satu alat untuk spirit perdamaian yang bisa disuarakan di tingkat global.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenag terus mengampanyekan pentingnya moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah dipersatukan empat Pilar Kebangsaan; Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI bisa semakin kuat dengan menerapkan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaSemakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaDengan tugasnya ini, Gus Miftah akan berupaya menjaga kondusivitas kerukunan beragama
Baca SelengkapnyaSelain penguasaan literasi yang baik, seorang ulama juga harus memiliki akhlak dan karakter yang santun, tenang, dan tidak mudah menghasut.
Baca SelengkapnyaKota Kediri punya tiga kampung moderasi beragama, di sana warga beda agama hidup harmonis dan toleran.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaMa'ruf meminta semua pemangku kepentingan untuk konsisten mengembangkan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.
Baca Selengkapnya