Kemendagri Kirim Tim ke India dan Korsel Studi Banding Sistem Pemilu E-Voting
Merdeka.com - Pemilu 2019 yang dilaksanakan secara serentak banyak mendapat sorotan. Salah satunya karena banyaknya petugas yang meninggal dunia karena kecapaian. Sejumlah pihak pun meminta agar sistem Pemilu diubah, salah satunya dengan sistem e-voting.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun telah mengambil langkah mengkaji usulan ini. Mendagri Tjahjo Kumolo menyampaikan, pihaknya telah mengirim tim ke India dan Korea Selatan untuk studi banding terkait e-voting ini.
"Mungkin salah satu yang perlu dicermati dalam lima tahun ke depan adalah apakah sudah saatnya kita menggunakan e-voting. Kemarin sudah kita ajukan e-voting. Kita kirim tim untuk meninjau ke India dan Korsel juga," kata Tjahjo saat menghadiri rapat bersama Komite I DPD RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5).
-
Bagaimana Indonesia terpilih? Indonesia meraih 144 suara yang dihadiri oleh 190 negara dari 193 negara.
-
Kapan India mulai menggunakan e-voting? Penggunaan e-voting dimulai sejak Pemilu 2004.
-
Sistem pemilu apa yang dipakai di Indonesia saat ini? Sampai saat ini, sistem pemilu proporsional terbuka tetap diterapkan dalam pemilihan umum di Indonesia.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Kenapa sistem pemilu proporsional terbuka dipilih di Indonesia? Sistem ini memberikan kesempatan lebih besar bagi kandidat untuk dipilih berdasarkan popularitas dan rekam jejak pribadi. Dengan adanya sistem ini, diharapkan partai politik dan kandidat dapat lebih memperhatikan kepentingan rakyat dan memenuhi harapan pemilih.
-
Bagaimana pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan? Persiapan untuk hari pemilihan dimulai dengan pengumuman tanggal pemilihan oleh pemerintah. Persiapan ini meliputi pendaftaran pemilih, penyusunan daftar pemilih, dan penyiapan sarana dan prasarana pemilihan.
India dipilih salah satunya karena telah menerapkan e-voting. Padahal jumlah penduduknya jauh lebih besar dari Indonesia yaitu sekitar 1 miliar jiwa. Di Indonesia, kata Tjahjo, salah satu kendalanya adalah kondisi geografis serta sambungan telekomunikasi. Sehingga pembahasan UU terkait e-voting ini ditunda.
Tjahjo mengatakan, terkait sistem Pemilu serentak ini bakal dikaji lagi tafsir 'serentak' berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Mengenai sistem memang nanti akan dikaji lanjut lagi apakah keputusan MK tafsirnya sama. Bahwa pelaksanaan Pemilu serentak itu tidak disebutkan serentaknya itu tanggal, hari, jam, tahun yang sama. Apakah keserentakan dalam minggu yang sama, apakah boleh dalam hari yang berbeda atau bulan yang berbeda. Saya kira nanti akan perlu ada konsultasi dengan MK mengenai keserentakan itu," terangnya.
Selain itu, sistemnya akan dikaji kembali apakah tetap Pilpres dan Pemilu Legislatif dilaksanakan dalam satu waktu atau dipisah. Selain itu, bisa juga digabung dengan Pilkada.
"Simulasi kami, usia 50 tahun ke atas itu lima kertas suara membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Apalagi ditambah dua kertas lagi (Pilkada). Kalau memilih Pilpres gampang, partai gampang, tapi milih anggota DPRD/DPD/DPR tidak mudah," kata dia.
"Jadi nanti apakah dievaluasi apakah Pilpres dan Pileg dipisah, atau Pilpres bersamaan Pilkada, Pileg sendiri. Nanti kita bahas dalam bahasan menyeluruh. Seandainya serentak apakah per TPS maksimum 300 (pemilih). Sekarang dengan jumlah 300 bisa lebih dari 24 jam penghitungannya. Nanti akan dibahas," pungkas Tjahjo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah negara-negara yang sudah melakukan pemilu secara online.
Baca SelengkapnyaWalaupun ada India dengan jumlah pemilih yang lebih besar dan Amerika Serikat yang punya pemilu lebih besar.
Baca SelengkapnyaUpaya ini salah satunya dengan mendorong Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) agar melakukan jemput bola.
Baca SelengkapnyaKPU menyiapkan Indonesia Election Visit Program (IEVP) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPemilu di Polandia berjalan tertib dan lancar serta diikuti oleh banyak WNI yang mencoblos dengan antusias.
Baca Selengkapnya"(Tim penyelenggara pemilu) iya karena rumitnya. Pemilu di Indonesia termasuk yang terumit di dunia," kata JK
Baca SelengkapnyaPara peserta akan diajak KPU RI melihat langsung pemungutan dan penghitungan suara.
Baca SelengkapnyaSecara persentase, angka tersebut baru mencapai 3,57 persen dari target Kemendagri.
Baca SelengkapnyaSebanyak delapan belas sepeda motor dan delapan gerobak sapi membawa logistik Pemilu.
Baca SelengkapnyaIndustri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan survei untuk merekam elektabilitas pasangan Bacapres-Bacawapres.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya