Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemendagri Kirim Tim ke India dan Korsel Studi Banding Sistem Pemilu E-Voting

Kemendagri Kirim Tim ke India dan Korsel Studi Banding Sistem Pemilu E-Voting Mendagri Tjahjo Kumolo. ©2018 Merdeka.com/Aksara Bebey

Merdeka.com - Pemilu 2019 yang dilaksanakan secara serentak banyak mendapat sorotan. Salah satunya karena banyaknya petugas yang meninggal dunia karena kecapaian. Sejumlah pihak pun meminta agar sistem Pemilu diubah, salah satunya dengan sistem e-voting.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun telah mengambil langkah mengkaji usulan ini. Mendagri Tjahjo Kumolo menyampaikan, pihaknya telah mengirim tim ke India dan Korea Selatan untuk studi banding terkait e-voting ini.

"Mungkin salah satu yang perlu dicermati dalam lima tahun ke depan adalah apakah sudah saatnya kita menggunakan e-voting. Kemarin sudah kita ajukan e-voting. Kita kirim tim untuk meninjau ke India dan Korsel juga," kata Tjahjo saat menghadiri rapat bersama Komite I DPD RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5).

India dipilih salah satunya karena telah menerapkan e-voting. Padahal jumlah penduduknya jauh lebih besar dari Indonesia yaitu sekitar 1 miliar jiwa. Di Indonesia, kata Tjahjo, salah satu kendalanya adalah kondisi geografis serta sambungan telekomunikasi. Sehingga pembahasan UU terkait e-voting ini ditunda.

Tjahjo mengatakan, terkait sistem Pemilu serentak ini bakal dikaji lagi tafsir 'serentak' berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Mengenai sistem memang nanti akan dikaji lanjut lagi apakah keputusan MK tafsirnya sama. Bahwa pelaksanaan Pemilu serentak itu tidak disebutkan serentaknya itu tanggal, hari, jam, tahun yang sama. Apakah keserentakan dalam minggu yang sama, apakah boleh dalam hari yang berbeda atau bulan yang berbeda. Saya kira nanti akan perlu ada konsultasi dengan MK mengenai keserentakan itu," terangnya.

Selain itu, sistemnya akan dikaji kembali apakah tetap Pilpres dan Pemilu Legislatif dilaksanakan dalam satu waktu atau dipisah. Selain itu, bisa juga digabung dengan Pilkada.

"Simulasi kami, usia 50 tahun ke atas itu lima kertas suara membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Apalagi ditambah dua kertas lagi (Pilkada). Kalau memilih Pilpres gampang, partai gampang, tapi milih anggota DPRD/DPD/DPR tidak mudah," kata dia.

"Jadi nanti apakah dievaluasi apakah Pilpres dan Pileg dipisah, atau Pilpres bersamaan Pilkada, Pileg sendiri. Nanti kita bahas dalam bahasan menyeluruh. Seandainya serentak apakah per TPS maksimum 300 (pemilih). Sekarang dengan jumlah 300 bisa lebih dari 24 jam penghitungannya. Nanti akan dibahas," pungkas Tjahjo.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar Negara yang Pemilunya Online, Tak Repot-repot Cetak Surat Suara
Daftar Negara yang Pemilunya Online, Tak Repot-repot Cetak Surat Suara

Berikut adalah negara-negara yang sudah melakukan pemilu secara online.

Baca Selengkapnya
Ketua KPU: Proses Pemilu Indonesia Paling Rumit di Dunia
Ketua KPU: Proses Pemilu Indonesia Paling Rumit di Dunia

Walaupun ada India dengan jumlah pemilih yang lebih besar dan Amerika Serikat yang punya pemilu lebih besar.

Baca Selengkapnya
Wamendagri Bima Tegaskan Komitmen Kemendagri Tingkatkan Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak 2024
Wamendagri Bima Tegaskan Komitmen Kemendagri Tingkatkan Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak 2024

Upaya ini salah satunya dengan mendorong Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) agar melakukan jemput bola.

Baca Selengkapnya
FOTO: KPU Beberkan Persiapan Indonesia Election Visit Program untuk Informasi Pemilu 2024
FOTO: KPU Beberkan Persiapan Indonesia Election Visit Program untuk Informasi Pemilu 2024

KPU menyiapkan Indonesia Election Visit Program (IEVP) pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Tak Cuma di Indonesia, WNI di Negera Ini juga Tempuh Berjam-jam Perjalanan Demi Nyoblos
Tak Cuma di Indonesia, WNI di Negera Ini juga Tempuh Berjam-jam Perjalanan Demi Nyoblos

Pemilu di Polandia berjalan tertib dan lancar serta diikuti oleh banyak WNI yang mencoblos dengan antusias.

Baca Selengkapnya
JK: Pemilu di Indonesia Terumit di Dunia
JK: Pemilu di Indonesia Terumit di Dunia

"(Tim penyelenggara pemilu) iya karena rumitnya. Pemilu di Indonesia termasuk yang terumit di dunia," kata JK

Baca Selengkapnya
KPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu
KPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu

Para peserta akan diajak KPU RI melihat langsung pemungutan dan penghitungan suara.

Baca Selengkapnya
Cakupan Kepemilikan IKD Kaltim Capai 99 Ribu Pengguna
Cakupan Kepemilikan IKD Kaltim Capai 99 Ribu Pengguna

Secara persentase, angka tersebut baru mencapai 3,57 persen dari target Kemendagri.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jerih Payah Petugas KPU Antar Logistik Pemilu 2024 ke TPS Terpencil, Dari Lewat Laut hingga Naik Gerobak Sapi Menerobos Lumpur
FOTO: Jerih Payah Petugas KPU Antar Logistik Pemilu 2024 ke TPS Terpencil, Dari Lewat Laut hingga Naik Gerobak Sapi Menerobos Lumpur

Sebanyak delapan belas sepeda motor dan delapan gerobak sapi membawa logistik Pemilu.

Baca Selengkapnya
Industri Telekomunikasi dan Game di Indonesia Diprediksi akan Terus Tumbuh Pesat
Industri Telekomunikasi dan Game di Indonesia Diprediksi akan Terus Tumbuh Pesat

Industri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.

Baca Selengkapnya
Ini Peta Kekuatan Capres-Cawapres di Seluruh Daerah Indonesia Versi Survei Indikator
Ini Peta Kekuatan Capres-Cawapres di Seluruh Daerah Indonesia Versi Survei Indikator

Survei Indikator melakukan survei untuk merekam elektabilitas pasangan Bacapres-Bacawapres.

Baca Selengkapnya
Ada Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet
Ada Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet

Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya