Kemendes PDTT dan Forum Pertides fasilitasi pembinaan sistem keuangan desa di Lombok
Merdeka.com - Pengelolaan keuangan desa yang akuntabel diyakini mampu mengungkit potensi-potensi yang dimiliki desa. Keseriusan dalam mengoptimalkan potensi unggulan desa diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Hal tersebut diungkapkan Rektor Universitas Mataram (Unram), Sunarpi, saat membuka kegiatan Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) yakni Fasilitasi Pembinaan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes), di Lombok, Senin (11/9).
“Universitas Mataram dan Universitas Brawijaya ingin membantu bagaimana perencanaan keuangan desa, khususnya dana desa yang sudah disalurkan oleh pemerintah agar lebih baik lagi. Harus dikelola dengan baik dan dipertanggungjawabkan secara transparan sesuai dengan aturan keuangan negara yang benar,” ujarnya.
Dengan semakin baiknya tata kelola keuangan desa, lanjutnya, kegunaan dana desa diharapkan semakin tepat sasaran, mampu memaksimalkan potensi desa, dan bisa menggerakkan kreativitas anak muda. Dengan demikian, kekayaan alam bisa menjadi sumber peningkatan ekonomi desa.
-
Bagaimana Pasuruan ingin tingkatkan tata kelola keuangan? Gus Ipul juga berharap pada masa yang akan datang, tata kelola keuangan daerah di Pemkot Pasuruan semakin menuju arah peningkatan yang lebih baik.
-
Gimana cara negara ngatur keuangannya? APBN berfungsi sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan pendapatan dan belanja negara untuk tahun yang bersangkutan.
-
Bagaimana cara Bank Pemerintah mengelola keuangan negara? Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat.
-
Bagaimana Kemenhan RI mengelola kekayaan negara? Kemudian, fungsi pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kemenhan.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Bagaimana Desa Sukojati mengelola keuangannya? 'Misalnya dalam pembayaran pajak, kami tidak selalu tepat waktu. Intinya dari sisi pengalokasian, belanja, hingga penatausahaannya kami selalu berusaha tepat waktu,' kata Untung.
“Bila tata kelola keuangan sudah baik, kami akan membina pemetaan dan peningkatan potensi unggulan desa. Pemberdayaan pemuda desa juga harus dilakukan. Prinsipnya perguruan tinggi ingin mendorong ekonomi kerakyatan. Berangkat dari desa dengan potensinya yang luar biasa," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga (Hubal), Biro Humas dan Kerjasama, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Bambang Widyatmiko mengungkapkan, kegiatan tersebut ditujukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat desa, baik dalam hal kerjasama maupun pendampingan dalam pelaksanaaan program-program desa.
“Kami mengapresiasi kerjasama yang digagas rekan-rekan Forum Pertides dalam rangka mempercepat pembangunan desa. Masing-masing perguruan tinggi tentu memiliki kompetensi berbeda yang dapat dikontribusikan untuk desa,” ujarnya
Aparat Desa Sabedo, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Abdol Malik, mengapresiasi kegiatan fasilitasi tersebut. Menurut pria yang juga menjabat sebagai Bendahara Desa Sabedo, pembinaan yang dilakukan oleh perguruan tinggi ini sangat bermanfaat untuk memperkaya wawasan aparat desa tentang Siskeudes. Beragam persoalan yang kerap dihadapi dapat didiskusikan melalui forum ini.
“Kami jadi bisa mempertajam siklus tata kelola keuangan desa, terutama dalam aspek ketatausahaan. Saya juga bisa bertukar pikiran dengan desa-desa lain untuk mencari solusi. Berdiskusi mengenai persoalan yang ada dan menyatukan pendapat bila ada yang tidak kami pahami,” ungkapnya.
Fasilitas pembinaan Siskeudes tersebut diikuti oleh sekitar 86 aparat desa di Pulau Lombok. Kegiatan yang berlangsung pada 11-13 September 2017 juga dihadiri sejumlah anggota lain Forum Pertides, yakni dari Universitas Brawijaya, Universitas Andalas Padang, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, dan Universitas Halu Uleo Kendari.
Forum Pertides merupakan kerjasama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Perguruan Tinggi dalam upayanya meningkatkan kontribusi dunia akademik untuk percepatan pembangunan desa. Terdapat 12 perguruan tinggi yang menjadi anggota Forum Pertides. Saat ini Forum Pertides diketuai oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak penyelewengan akan sangat merugikan bagi masyarakat apalagi terkait dengan pengelolaan keuangan desa.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mengalokasikan tambahan Dana Desa tahun 2023 sebesar Rp2 triliun untuk Desa yang berprestasi dalam mengelola Dana Desa.
Baca SelengkapnyaAnggaran Dana Desa terus meningkat. Tahun ini, APBN telah menganggarkan Rp70 triliun untuk Dana Desa.
Baca SelengkapnyaPemkot Tarakan menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Baca SelengkapnyaFatoni sebagai keynote speech membahas isu terkini terkait pengelolaan keuangan negara untuk mengoptimalkan pelayanan publik.
Baca SelengkapnyaDengan pelatihan ini, Kemendagri berharap setiap desa dapat menjadi lebih maju, mandiri, dan sejahtera.
Baca SelengkapnyaOptimalisasi Peran Kejaksaan dalam Pembangunan Ekonomi Nasional serta membangun kesadaran hukum kepada jajaran Pemerintah Desa/Negeri di Provinsi Maluku.
Baca SelengkapnyaTomy meminta para kepala desa agar mampu mendorong pengelolaan anggaran Dana Desa lebih transparan.
Baca SelengkapnyaAria berharap Kongres Desa ini menjadi pemantik bagi semua stakeholder untuk sama-sama memajukan desa.
Baca SelengkapnyaPembangunan daerah sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan atau terpadu dari pembangunan nasional.
Baca SelengkapnyaMenurut La Ode, program pembangunan dari bawah ini sesuai dengan Asta Cita dari kepemimpinan lima tahun ke depan di bawah Prabowo Subianto dan Gibran.
Baca SelengkapnyaMasih ada tantangan dalam pemenuhan data pemerintah yang berintegritas tinggi.
Baca Selengkapnya