Kemendikbud Cetuskan Pusat Prestasi Nasional
Merdeka.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencetuskan rencana pembangunan Pusat Prestasi Nasional. Menurut Mendikbud, Nadiem Makarim lembaga ini nantinya akan berfungsi sebagai manajemen talenta bagi anak muda Indonesia.
"Dan kita akan membuat lomba-lomba, festival, olimpiade, skala nasional untuk mengimbangi yang tadinya prestasi anak kita hanyalah angka-angka. Sekarang kita bisa memasukkan berbagai prestasi," terang dia di Ruang Sidang Komisi X DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Menurut Mendikbud, berbagai aktivitas di dalamnya akan mendorong penguatan karakter anak-anak Indonesia. Selain juga untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan di Indonesia.
-
Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan anak? Pemenuhan nutrisi ibu hamil, gizi anak yang baik, perlindungan dari racun dan polutan, serta keseimbangan antara kegiatan belajar, bermain, dan olahraga merupakan aspek penting dalam perkembangan kecerdasan anak.
-
Siapa yang berperan dalam mengembangkan kecerdasan anak? Penting bagi orang tua dan guru untuk mengenali kelebihan, potensi, atau kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak.
-
Bagaimana cara mendorong kecerdasan anak balita? Salah satu trik untuk mendorong perkembangan otak pada anak balita adalah jika dia diajak bicara dalam berbagai bahasa, menurut laporan di jurnal ilmiah Child Development.
-
Bagaimana Mendag ingin tingkatkan kerja sama pendidikan? “Jadi Selandia Baru itu walaupun negaranya kecil, standar pendidikannya bagus, maka harus kita tingkatkan kerja sama pendidikannya,“ pungkas Mendag Zulkifli Hasan.
-
Bagaimana merangsang kecerdasan anak? Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi kecerdasan yang melekat, tetapi penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki pengaruh terbesar dalam mengoptimalkan potensi tersebut.
-
Apa yang penting untuk membantu anak cerdas? Membantu anak mengembangkan potensi intelektualnya sejak dini sangat bermanfaat untuk masa depan mereka.
"Jiwa kepemimpinan itu gak bisa dites dengan kemampuan kepintaran saja. Dan jiwa kepemimpinan adalah hal yang kita butuhkan bagi masa depan anak muda kita," beber dia.
Di samping itu, Nadiem mengungkapkan bahwa dirinya juga berencana membangun Pusat Penguatan Karakter Masyarakat. Adapun fungsinya adalah untuk mengakselerasi perubahan pola pikir masyarakat.
"Karena kalau yang kita benarkan hanya di sekolah saja, dan anak-anak itu keluar di dalam masyarakat dan masyarakatnya belum berubah pola pikirnya, (maka) itu tidak akan efektif," tegas dia.
Sehingga, menurut dia pendidikan bagi masyarakat itu sama pentingnya dengan pendidikan terhadap anak-anak.
Nadiem Sepakat Merdeka dalam Jurnal Ilmiah
Nadiem Makarim juga menyepakati secara de facto usulan untuk melepaskan diri dari ketergantungan jurnal ilmiah yang harus terindeks internasional.
"Dan ini memang searah dengan merdeka belajar. Saya tidak menjanjikan policy seperti apa, tapi secara spesifik adalah otonomi universitas untuk menentukan itu," ujar Mendikbud di depan Komisi X DPR RI, Komplek MPR-DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Lebih penting lagi, kata Nadiem universitas bisa merdeka secara finansial. Hal ini, kata Mendikbud agar bisa juga membebaskan perguruan tinggi untuk mengangkat guru besarnya sendiri secara otonom.
"Alasan pemerintah sama universitas saling gak percaya karena universitas yang angkat guru besar yang bayar nanti pemerintah. Itu harus kita pecahkan dulu, kalau gak bakal mentok terus," terang dia.
Nadiem mengesankan bahwa kemandirian kampus dalam memilih guru besar maupun melemaskan penerbitan jurnal ilmiahnya harus berkoeksisten dengan kemandirian perguruan tinggi dalam hal keuangan.
"Caranya nanti tunggu episode berikutnya haha," ucap dia.
Sebelumnya, dalam rapat kerja antara Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, anggota dewan dari fraksi Partai Gerindra, Djohar Arifin Husin meminta Kemendikbud untuk membebaskan para dosen dari penjajahan Scopus, yakni pangkalan data pustaka bergengsi yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik.
"Jadi selama ini kita wajib di sana (terindeks Scopus). Tapi kita kemarin berdiskusi akan membesarkan jurnal ilmiah dalam negeri. Boleh luar negri, tapi tidak harus Scopus," katanya dalam kesempatan yang sama.
Menurut Djohar, upaya melepaskan kewajiban bagi dosen untuk menerbitkan jurnal ilmiah terindeks Scopus disambut gempita oleh para dosen. "Ini disambut luar biasa Pak Menteri oleh ratusan ribu staf pengajar yang selama ini tercengang dengan penjajahan ini," terangnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi X DPR RI menggelar rapat kerja perdana dengan Mendikdasmen RI, Mendikti Saintek RI dan Menteri Kebudayaan.
Baca SelengkapnyaHari Anak Nasional tahun ini mengambil tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Baca SelengkapnyaDesain Besar Manajemen Talenta Nasional 2024-2045 dirancang untuk memberikan arah yang jelas dalam pengembangan talenta.
Baca SelengkapnyaKemenpora menggelar pelatihan peningkatan kepemimpinan pemuda dalam berorganisasi tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTujuan mendukung upaya optimalisasi program prioritas bidang pendidikan.
Baca SelengkapnyaAlimudin mengatakan, pihaknya menyiapkan peta jalan pendidikan untuk menciptakan generasi yang kompeten di IKN.
Baca SelengkapnyaPKM membantu meningkatkan mutu mahasiswa agar optimal saat terjun ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaTransformasi pendidikan tinggi selama empat tahun ini telah berlangsung dengan akseleratif dan mulai bisa dirasakan hasilnya.
Baca SelengkapnyaDengan tantangan dunia yang lebih besar dan kompleks, Indonesia memerlukan generasi muda yang kreatif, inovatif, kompetitif dan berwawasan.
Baca SelengkapnyaDia menuturkan bahwa pihaknya telah menjalankan berbagai program penanganan stunting, pemberian beasiswa, bantuan sosial dan lainnya
Baca Selengkapnya"1,6 juta guru belum sejahtera mendapatkan tunjangan sertifikasi. Ini yang akan didorong oleh pemerintah."
Baca SelengkapnyaKKIN ini dilaksanakan tidak hanya untuk instruktur dari lembaga pelatihan pemerintah, namun juga dari lembaga pelatihan swasta dll.
Baca Selengkapnya