Kemendikbud: Jawaban siswa di PR Matematika tidak salah
Merdeka.com - Pekerjaan Rumah (PR) Matematika, seorang siswa kelas 2 Sekolah Dasar di wilayah Semarang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Sebabnya, guru sekolah memberikan tanda merah yang berarti pekerjaan si anak salah.
Dalam tugas yang diberikan, si anak di minta menjumlah angka. Setelah dikerjakan dengan bantuan sang kakak, bukannya mendapat nilai seratus malah 20 karena penempatan angka hasil penjumlahan dinilai salah.
Kasus ini menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dijelaskan Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad, dalam penerapan Kurikulum 2013 ada dua aspek penting yang menjadi penilaian guru pada murid. Yakni aspek kemampuan dan penalaran.
-
Bagaimana kecerdasan bisa diukur? Untuk mengukur kecerdasan seseorang, Dr. Rosemarie Manfredi, seorang neuropsikolog di Bensalem, PA, menyarankan untuk menghubungi psikolog yang berspesialisasi dalam penilaian dan evaluasi.
-
Bagaimana PKL membentuk pola pikir siswa? Manfaat PKL yang keempat yaitu untuk membentuk pola pikir siswa agar terkonstruktif secara baik serta memberikan pengalaman dalam dunia industri maupun dunia kerja.
-
Bagaimana PKL membantu siswa? PKL merupakan kegiatan implementasi untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja profesional bagi peserta didik. Selain itu, tujuan PKL juga untuk meningkatkan kompetensi sesuai kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.
-
Bagaimana cara ANBK menilai mutu pendidikan? Mengutip Kemendikbud, ANBK adalah program evaluasi yang diselenggarakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
-
Bagaimana cara anak kidal menyelesaikan soal matematika? Misalnya, siswa kidal lebih baik dalam mengaitkan fungsi matematika dengan sekumpulan data.
-
Bagaimana siswa bisa mencapai prestasi? Diperlukan usaha yang keras, strategi yang tepat, dan komitmen yang tinggi agar impian tersebut dapat terwujud.
"Dalam penalaran ini yang dipesankan, siswa diminta membuat jawaban untuk mencari pemecahan masalah tidak hanya satu jawaban," kata Ibnu saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/9).
Dalam kasus siswa kelas 2 di atas, guru memberikan soal 4+4+4+4+4+4=x=... Dalam hal itu, siswa berhak menjawab sesuai penalarannya yang dia rasa mendekati jawaban yang dimaksud.
"Nah dalam kasus itu, bisa saja si siswa memberikan jawaban sesuai penalarannya, yaitu 4x6 atau 6x4. Itu enggak salah, karena dalam penalaran enggak harus memberikan satu jawaban. Jika dia penalarannya mengasosiasikan 4x6 bisa benar, 6x4 juga benar," jelasnya.
Dia menyayangkan perbuatan si guru yang langsung menyalahkan hasil kerja si anak. Ditambahkannya, seharusnya guru tidak memaksakan hasil kerja anak seperti yang dia inginkan.
"Seharusnya tidak terjadi itu, tidak musim lagi guru yang tidak sesuai dengan pikirannya lalu dianggap salah. Itukan nalar dia, harusnya penalarannya dihargai gurunya, selama masih masuk nalar boleh dong, kecuali hasilnya menjadi kurang," kritik Ibnu.
Dia mencontohkan, misalnya ada kawat sepanjang 20 cm. Si guru memerintahkan siswa membentuk persegi.
"Nah terserah siswa membuat ukurannya seperti apa. Enggak harus 4cmx20cm, bisa 2cmx10cm," jelasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaJenderal Andika Perkasa baru saja reuni bersama teman-teman SMP-nya dan salah satu temannya membocorkan nilai bahasa Inggris Andika perkasa waktu SMP
Baca SelengkapnyaMatematika pelajaran yang masih dianggap sulit bagi sebagian siswa sekolah.
Baca SelengkapnyaIni terlihat dari anak-anak Papua yang pintar Matematika dengan metode pembelanjaran GASING.
Baca SelengkapnyaSang guru tampak sangat gembira melihat antusiasme murid-muridnya.
Baca SelengkapnyaTerdapat cara yang bisa dilakukan untuk menilai kepintaran diri kita sendiri.
Baca SelengkapnyaCapaian angka literasi dan numerasi Banyuwangi Tahun 2024 masuk dalam kategori Baik.
Baca SelengkapnyaApa jadinya jika siswi kelas 9 tak mampu menjawab pertanyaan seputar penjumlahan dan perkalian?
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti memperkenalkan metode belajar matematika untuk siswa PAUD
Baca SelengkapnyaVideo ini diunggah akun @chunu_27hyts dan menjadi viral di tiktok.
Baca SelengkapnyaTes psikomotorik angka bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif dan motorik seseorang dalam memahami pola-pola angka dan hubungan matematis.
Baca SelengkapnyaKurikulum baru yang diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Baca Selengkapnya