Kemendikbud Nilai Anak Ikut PAUD Bisa Hindari Drop Out
Merdeka.com - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen PAUD Kemendikbud) Kemendikbud Harris Iskandar menegaskan jika saat ini PAUD menjadi tolak ukur pendidikan seseorang.
"Jika PAUD nya bagus, maka anak tersebut tidak akan drop out dari sekolah. Anak tersebut tidak akan drop out dari SD, SMP, terus sampai SMA," ujar Harris di sela kegiatan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan atau RNPK 2019 di Pusdiklat Kemendikbud, Serua, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2).
Oleh karena itu, Kemendikbud terus berusaha menekankan agar anak-anak harus masuk PAUD, paling tidak satu tahun sebelum masuk Sekolah Dasar (SD).
-
Apa yang penting untuk anak sebelum sekolah? Keterampilan dasar seperti pergi ke toilet, memakai sepatu, makan bekal sendiri, dan menyiapkan perlengkapan sekolah perlu diajarkan sebelum anak mulai proses belajar di sekolah.
-
Kenapa pendidikan dini penting untuk anak? Meskipun tidak menjadi keharusan, memasukkan anak ke dalam program pendidikan dini dapat memberikan manfaat yang signifikan.
-
Kenapa anak perlu latihan persiapan masuk TK? “Hal utama yang harus diperhatikan ketika mulai bersekolah adalah mengubah hal yang sebelumnya tidak diketahui menjadi diketahui sejauh mungkin. Saat anak mulai bersekolah, perubahan di rutinitas sehari-hari mereka bisa sangat dramatis,“ terang Julie Keyes dilansir dari Parents.
-
Mengapa penting meningkatkan kecerdasan anak sejak dini? Semakin awal pelatihan yang diberikan kepada si kecil, maka semakin baik pula dampak yang bisa didapatkan olehnya. Di masa emas anak, otak memang bisa mengalami perkembangan yang sangat pesat.
-
Apa yang anak harus bisa lakukan sebelum mulai bersekolah? Sejumlah hal dan tahapan perlu bisa dilakukan oleh anak sebelum mereka mulai bersekolah.
-
Mengapa penting mengenalkan MPASI sejak usia 6 bulan? Pemberian MPASI disarabkan bisa penuhi kebutuhan gizi seimbang anak sejak awal. Ahli nutrisi dari RS Cipto Mangunkusumo, Ariek Rahmawati S.Gz, menekankan pentingnya pengenalan aneka ragam makanan saat anak pertama kali mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memastikan pemenuhan gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan anak.
Karena dengan begitu, kata dia, program wajib belajar 12 tahun nantinya juga bisa terwujud.
Selain itu, Harris menegaskan, pihak Pemerintah Daerah atau Pemda wajib memberikan layanan PAUD dan pendidikan kesetaraan.
"Hal itu tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM). PP tentang SPM mulai berlaku efektif pada tahun 2019 ini," paparnya.
Dia menjelaskan, SPM merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang wajib diperoleh setiap warga negara.
"Peraturan tersebut menegaskan, layanan PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan kesetaraan menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota," kata Harris.
Layanan PAUD ini meliputi Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, dan satuan PAUD sejenis.
Tingkatkan Pendidikan Kesetaraan
Selain itu, menurut Harris, pemerintah kabupaten/kota juga diwajibkan memberikan layanan pendidikan kesetaraan.
Pendidikan kesetaraan ini terkenal dengan program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA.
Ketiga paket tersebut memberikan kesempatan bagi peserta didik yang tidak menempuh pendidikan formal di sekolah.
"Kemendikbud atau pemerintah pusat memiliki tugas untuk membuat petunjuk tekhnis, melakukan penguatan mutu, akreditasi, pembinaan, serta pengawasan. Sedangkan Pemda, bertugas untuk melakukan pendataan, penyiapan anggaran, dan sarana prasarana belajar," terang Harris.
Untuk itu, lanjut dia, Kemendikbud pun mengeluarkan dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD meningkat 10 persen pada 2019 ini dibanding tahun sebelumnya.
"Pada tahun 2018, Kemendikbud menganggarkan dana BOP sebesar Rp 4,07 triliun. Pada tahun ini meningkat menjadi 4,47 triliun," kata dia.
Harris menegaskan, selain PAUD, bantuan BOP Kesetaraan adalah Rp 1,54 triliun dan akan disalurkan kepada 925 ribu sasaran peserta didik.
Reporter: Devira Prastiwi
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan PAUD di desa sebenarnya bisa menggunakan dana desa.
Baca SelengkapnyaAnak putus sekolah di Banyuwangi hanya 2,08 persen dan menjadi salah satu terendah di Jatim.
Baca SelengkapnyaAnak yang masuk ke jenjang SD sebelum waktunya bisa menyebabkan mereka mengalami dampak negatif secara psikososial.
Baca SelengkapnyaKomisi X DPR RI menggelar rapat kerja perdana dengan Mendikdasmen RI, Mendikti Saintek RI dan Menteri Kebudayaan.
Baca SelengkapnyaAturan ini ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada TK
Baca SelengkapnyaAnggaran tersebut masuk dalam kegiatan Penyediaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus yang pada tahun depan akan menyasar 552 anak.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti memperkenalkan metode belajar matematika untuk siswa PAUD
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengaku mendapatkan laporan adanya pelanggaran PPDB seperti jual beli kursi di sekolah.
Baca SelengkapnyaPendidikan anak-anak dan generasi muda saat ini akan menentukan tercapai atau tidaknya generasi emas 2045 tersebut.
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaPramono melanjutkan aksi-aksi yang harus dilakukan Pemprov DKI Jakarta yaitu harus menyediakan tempat penitipan anak (daycare), ruang laktasi, dan posyandu.
Baca SelengkapnyaDi kurikulum Merdeka untuk Paud ini guru dibebaskan untuk mengambil metode sendirinya dalam mengajar.
Baca Selengkapnya