Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes: 30 Persen Masyarakat Masih Ragu Disuntik Vaksin Covid-19

Kemenkes: 30 Persen Masyarakat Masih Ragu Disuntik Vaksin Covid-19 Vaksinasi Covid-19 untuk atlet. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan masih ada 7 persen masyarakat yang menyatakan tidak mau disuntik vaksin Covid-19. Sementara itu 30 persennya masih ragu untuk menerima vaksin Covid-19.

Nadia mengatakan, keraguan untuk divaksinasi tersebut timbul karena berbagai motif dan alasan. Mulai dari sikap yang tidak percaya dengan pemerintah, hingga, banyaknya hoaks yang beredar di masyarakat mengenai vaksin Covid-19.

"Masih ada 30 persen masyarakat yang ragu divaksinasi dan 7 persen yang tidak mau divaksinasi. Ini menjadi tantangan kita untuk memastikan vaksinasi bisa tercapai," kata Nadia dalam forum diskusi virtual yang disiarkan di youtube Alinea, Rabu (17/3).

Nadia menyebutkan, berdasarkan catatan Kominfo per 1 Maret 2021, ada 1.459 hoaks mengenai Covid-19 yang beredar di media sosial. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk mengakses informasi mengenai vaksinasi melalui website resmi Kemenkes atau Satgas Covid-19, dan tidak percaya dengan pesan berantai yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya seperti yang kerap kali ditemukan di WhatsApp.

Nadia juga melihat, alasan masyarakat yang masih ragu divaksinasi juga dikarenakan mereka mempermasalahkan efikasi vaksin yang digunakan Indonesia saat ini. Seperti yang diketahui, vaksin yang dipesan dan digunakan Indonesia pertama kali yakni vaksin Sinovac dari China, yang mana efikasinya 65,3 persen.

"Tidak perlu memilih vaksin mana yang efikasinya lebih baik. Efikasi kan hasil yang didapatkan dari uji klinis tahap ketiga, dan ada banyak faktor-faktor lain yang dikendalikan," pesannya.

Seperti yang diketahui, selain Sinovac, Indonesia juga memesan 5 merek vaksin lainnya dengan efikasi yang beragam, rata-rata efikasi vaksin tersebut 90 persen. Kelima vaksin itu yakni Sinopharm dari China, Pfizer dari Jerman. Moderna dan Novavax dari Amerika, serta vaksin AstraZeneca dari Inggris, yang mana 1,1 juta dosisnya sudah tiba di Indonesia pada 8 Maret lalu.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk tidak menunda jika mendapatkan kesempatan untuk divaksin. Menurutnya, menunda disuntik vaksin bukanlah hal yang bijak, karena kata dia, hal itu sama saja membiarkan diri sendiri lebih berisiko terpapar Covid-19.

"Misalnya kita baru mau divaksinasi dengan vaksin yang datang di bulan September, berarti sampai September, kita biarkan diri kita berpotensi terpapar Covid-19," kata dia.

"Sebenarnya apapun merek vaksinnya, yang terpenting itu manfaatnya. Vaksin Sinovac menurunkan jumlah kejadian infeksi hingga 65,3 persen. Orang yang tidak divaksin Sinovac berisiko terinfeksi Covid-19 3 kali lebih tinggi daripada mereka yang divaksin," kata Nadia menjelaskan.

Nadia kembali menegaskan bahwa seluruh vaksin yang sudah mendapatkan izin edar darurat dari BPOM, tandanya telah memenuhi syarat untuk bisa digunakan oleh manusia dan terbukti bisa memberikan perlindungan atau antibodi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandrio mengungkapkan bahwa waktu pembentukan herd immunity erat kaitannya dengan efikasi vaksin, waktu proteksi vaksin, dan jumlah populasi yang divaksin.

Berdasarkan pengalaman wabah penyakit sebelumnya, Amin menyebutkan, jika efikasi vaksin dan waktu proteksi vaksin rendah, maka jumlah populasi yang divaksin harus lebih tinggi atau harus cepat terpenuhi. Begitu pula sebaliknya.

"Kita suka nanya, kalau sudah disuntik vaksin apakah saya punya proteksi dan berapa lama proteksinya bertahan? Kita harus lihat dulu durasi proteksinya berapa lama, lalu efikasinya, dan sudah berapa persentase populasi yang sudah divaksin?"

Oleh sebab itu, kata Amin, semakin cepat seluruh target populasi divaksin, maka semakin cepat pula herd immunity terbentuk. Untuk itu, dia mendorong masyarakat agar mendukung program vaksinasi pemerintah dengan tidak menunda-nunda disuntik vaksin Covid-19.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti

Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.

Baca Selengkapnya
Ada 44 Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Ini Daftarnya
Ada 44 Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Ini Daftarnya

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.

Baca Selengkapnya