Kemenkes dan WHO Lakukan Investigasi, Ini Dugaan Sementara Penyebab Hepatitis Akut
Merdeka.com - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan proses investigasi dugaan kasus hepatitis misterius terus menunjukkan perkembangan informasi yang cukup baik. Sampai hari ini, ditemukan 18 kasus hepatitis akun di Tanah Air.
"Perkembangannya kita monitor terus dan sudah ada banyak informasi tambahan. Secara umum perkembangannya cukup baik," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI, Kamis (12/5).
Budi mengatakan, proses investigasi dilakukan melalui kerja sama Kemenkes RI dengan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Termasuk Amerika dan Inggris yang ikut mencari penyebab hepatitis akut.
-
Siapa yang terlibat dalam kerja sama? Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dr Sandi Nugroho, mengatakan sebagai garda terdepan dalam mengelola dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Divisi Humas Polri berupaya menyesuaikan tren kekinian generasi milenial melalui peningkatan digitalisasi informasi, melalui aplikasi Portal Humas Presisi, yang merupakan rumah besar bagi seluruh aplikasi dan platform online yang dimiliki Divhumas Polri.
-
Siapa yang terlibat dalam kerjasama ini? Bersama PT Cyberindo Aditama (CBN) dan Lippo Group melalui PT Tata Mandiri Daerah Lippo Karawaci (TMD Lippo Karawaci) telah menandatangani kesepakatan strategis.
-
Siapa yang ngajak kolaborasi sama Kemenkeu? Ditambahkan Founder Jagoan Banyuwangi, Dias Satria, kolaborasi bersama Kemenkeu ini akan dimulai pada Jagoan Banyuwangi edisi ke-empat, yang akan dimulai bulan Juni 2024.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian ini? Dalam penelitian ini, para ilmuwan dari East China Normal University merekrut 76 pria berusia 18 hingga 34 tahun yang memiliki pasangan wanita tetap dan melakukan hubungan seksual setidaknya sekali seminggu.
Menkes Budi menyebut kemungkinan hepatitis akut karena Adenovirus Strain 41. Tetapi dugaan itu masih harus didukung penelitian lebih lanjut.
Kemenkes masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
"Hepatitis memang isu yang lagi hot dan tidak semua informasi itu sampai ke masyarakat. Kita akan sampaikan dalam kesempatan yang lain," katanya.
Masyarakat Tetap Taat Prokes
Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan selama proses investigasi sedang bergulir. Sambari itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Nadia yang menjabat sebagai Sekretaris Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI itu melihat kasus hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Perkembangan kasus cukup lambat sebab sejauh ini baru enam negara yang melaporkan ada lebih dari enam pasien.
Secara terpisah, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hanifah Oswari menduga awal penyebab hepatitis akut antara lain Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV. Virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan pasien.
Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca Selengkapnyavirus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia, yang sudah masuk sejak tahun 2022 silam
Baca SelengkapnyaUU Kesehatan diyakini bakal mendorong investasi dan pengembangan obat termasuk untuk hepatitis.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaHari Hepatitis Sedunia merupakan kesempatan untuk mengedukasi masyarakat tentang berbagai jenis hepatitis serta dampak yang ditimbulkannya terhadap kesehatan.
Baca SelengkapnyaIrma pun meminta BPOM bekerjasama dengan Badan Karantina untuk menyelidiki peredaran anggur muscat.
Baca SelengkapnyaHepatitis adalah salah satu penyakit yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat, tapi sayangnya, masih banyak kesalahpahaman & mitos yang berkembang tentang ini.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (14/8) menyatakan situasi penyakit Mpox terkini sebagai “kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia".
Baca SelengkapnyaTiap jenis pestisida memiliki risiko kesehatan yang berbeda terhadap manusia, tergantung pada senyawa kimia.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca Selengkapnya