Kemenkes Gandeng KPU Terkait Data Pemilih untuk Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU). MoU itu terkait pemberian akses data pemilih dari KPU kepada Kemenkes untuk program vaksinasi nasional.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, data KPU dibutuhkan karena terus diperbaharui setiap menjelang Pilkada maupun Pemilu. KPU juga terus membarui domisili masyarakat maupun yang sudah meninggal atau belum.
"KPU beruntung sekali karena dekat-dekat Pemilu disuruh update, terutama eksistensi dia (masyarakat) masih ada atau sudah wafat, kedua domisilinya benar enggak dengan tempat tinggal, itu adalah dua kata kunci di mana data-data demografis itu terupdate," kata Budi di kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (2/3).
-
Dimana Kemensos mengusulkan pembaruan data? 'Karena itulah saya meminta pemerintah daerah untuk aktif memperbarui data secara berkala,' ujarnya pada para kepala daerah yang turut hadir dalam pertemuan tersebut melalui zoom meeting.
-
Kenapa Pemprov DKI Jakarta melakukan verifikasi data KJMU? Selain itu, upaya ini juga bagian dari proses pemadanan data untuk memastikan penerima KJMU adalah warga yang benar-benar layak atau membutuhkan bantuan.
-
Kenapa Medan perlu siapkan data pemilih? 'Dalam hal pemutakhiran data pemilih, Pemkot Medan melalui Kesbangpol dan Disdukcapil Kota Medan berkolaborasi dengan KPU dan Bawaslu Kota Medan, ' kata Bobby Nasution.
-
Siapa yang bertugas dalam proses pemutakhiran daftar pemilih? Pemutakhiran dan Penyusunan Daftar Pemilih: Jumat, 31 Mei 2024 - Senin, 23 September 2024.
-
Kenapa penting data pemilih akurat? Dengan memutakhirkan data pemilih, Pantarlih membantu mencegah berbagai masalah yang dapat timbul, seperti pemilih ganda, pemilih fiktif, atau pemilih yang tidak memenuhi syarat.
-
Bagaimana Pemprov DKI cek penerima KJMU? Selanjutnya, terhadap sisa 18.271 penerima KJMU juga bakal dilakukan verifikasi langsung di lapangan. 'Terhadap sisa plus minus 18.271 orang akan dilakukan verifikasi lapangan bersama dengan tim gabungan, baik dari Disdik, Dinsos, juga kewilayahan, untuk memastikan ketepatan sasaran. Jadi tadi berdasarkan data, kami akan cek langsung ke lapangan,' terangnya.
Menurut Budi, Kemenkes tidak perlu mengelola data masyarakat karena bukan bagian dari tupoksi. Kemenkes baiknya bekerja sama dengan instalasi lain jika membutuhkan suatu data.
"Kita bukan juga yang paling update yang penting kita tanda tangan sama Pak Ketua (KPU), anytime kita butuh (data) bisa akses, sehingga kita bisa tarik (data masyarakat)," terangnya.
"Karena kita juga sudah tanda tangan dengan Dukcapil kita tarik tapi kita tahu datanya tidak lengkap dan sekini bapak (KPU) terkait dengan dinamika perubahan data base tadi," kata dia.
Budi menambahkan, Kemenkes akan bekerja keras untuk bisa mengatasi persoalan data kesehatan masyarakat. Menurutnya, kerja keras itu itu bisa terjadi jika hanya ada kerja sama.
"Indonesia itu katanya gotong royong tapi nyatanya susah sekali kerja sama, karena masing-masing merasa paling pintar, paling hebat, kita kerja sama aja," ujar dia.
"Sehingga kita hanya konsentrasi ke data yang kita kelola yaitu data kesehatan masyarakat, dengan demikian data base," pungkasnya.
Sementara itu, pelaksana tugas Ketua KPU, Ilham Saputra berterima kasih Kepada Kemenkes karena memberi kepercayaan soal data kepada KPU. Dia mengatakan, KPU selalu menyajikan data komprehensif.
"Sebenarnya kalau kita kaitkan kerja Kementerian Kesehatan dan KPU tentu agak sedikit tidak ada korelasi, tapi kalau kita bicara data terkait vaksinasi nasional tentu KPU dengan senang hati akan memberikan data ini dengan baik, data akurat, dan data yang komprehensif," ujar Ilham.
"Kenapa komprehensif? bahwa Pilkada kita itu secara berurutan, jadi kita update 2017,2018 kemudian ada pemilu lagi 2019," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU Kota Bekasi melakukan evaluasi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK).
Baca SelengkapnyaWahyu mengatakan pengurangan jumlah pemilih tersebut, karena memang ketika dilakukan coklit ada warga yang telah meninggal dunia, pindah tempat tinggal dan lain
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk yang telah mendapatkan Program JKN telah mencapai 265 juta jiwa atau 95,76% dari jumlah Penduduk.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaPengecekan data pemilih ganda memakan waktu lebih lama karena Jawa Barat memiliki data pemilih ganda terbanyak se-Indonesia
Baca SelengkapnyaTito menjelaskan, salah satu tugas, tanggung jawab daripada pemerintah adalah untuk menyiapkan DP4 yang terdiri dari 2 kriteria.
Baca SelengkapnyaPPDP pemilu bertugas tugas untuk memastikan proses pemilihan berjalan secara transparan, jujur, dan adil.
Baca SelengkapnyaKPU RI memutuskan untuk menunjuk Anggota KPU RI Mochammad Afifuddin sebagai Plt. Ketua menggantikan Hasyim Asy'ari.
Baca SelengkapnyaKPU ungkap peningkatan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaKetua KPU RI Mochamad Afifudin meminta kepada masyarakat untuk dapat mengecek apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaData Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) merupakan dasar pemilih dalam Pilkada 2024 yang sudah terekam pada data dukcapil.
Baca Selengkapnya29.315 petugas pantarlih yang telah resmi dilantik oleh KPU DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya