Kemenkes: Hoaks Jadi Tantangan Terbesar Sosialisasi Vaksinasi
Merdeka.com - Juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan tantangan terbesar bagi sosialisasi, edukasi dan percepatan vaksinasi adalah penyebaran hoaks dan misinformasi terkait vaksin dan COVID-19.
"Kendala terbesarnya adalah misinformasi dan hoaks. Seiring dengan informasi yang kita berikan, hoaks dan misinformasi juga semakin banyak. Saat ini, informasi salah atau hoaks terkait vaksin ada 1.300. Ini adalah sebuah tantangan," kata dr. Nadia dalam jumpa pers daring, Senin (23/8).
Lebih lanjut, dr. Nadia mengatakan hoaks dan misinformasi muncul secara timbul-tenggelam. Menurutnya, ini adalah tantangan utama, dan penting bagi masyarakat untuk lebih jeli dan kritis dalam menerima, menerima, hingga menyebarkan sebuah informasi.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Kenapa Zaskia menyarankan vaksin pneumonia? Zaskia mengungkapkan momen tersebut sebagai pengalaman yang sangat menakutkan dalam hidupnya, sehingga ia mengimbau semua orang untuk segera memberikan vaksin pneumonia kepada anak-anak.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
"Ini adalah tantangan utama, agar masyarakat mau cek beritanya hoaks atau tidak," kata dia.
dr. Nadia melanjutkan, isu yang paling banyak diangkat di narasi hoaks terkait vaksinasi adalah mengenai efek samping. "Seperti misalnya setelah vaksin malah menjadi lumpuh, meninggal dunia, sampai tubuh tertanam chip, dan lainnya," jelasnya.
"Kalau (hoaks/misinformasi) terkait COVID-19, banyak sekali, terutama soal obat-obatan COVID-19 dan setelah vaksinasi seperti air kelapa, susu kaleng, minyak kayu putih, dan lainnya. Ada juga soal COVID-19 adalah penyakit seperti flu dan tidak perlu masker. Ini misleading jika kemudian masyarakat membaca hal tersebut," imbuhnya.
Hoaks dan informasi salah tersebut, lanjut dr. Nadia, dapat menciptakan keraguan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. "Ini membuat masyarakat ragu-ragu, karena edukasi dan sosialisasi yang belum sampai dan tidak tahu harus bertanya ke mana," katanya.
Menambahkan, Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI Ahmad Yani mengatakan sosialisasi dari pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya yang semakin masif digaungkan diharapkan bisa meredakan informasi-informasi yang salah tersebut.
"Dengan makin kita melakukan intervensi dan Kemenkes memberikan sosialisasi yang cukup besar dan komperhensif, diharapkan lama-lama hoaks akan hilang. Masyarakat sebenarnya mau untuk divaksin, hanya saja lebih dijelaskan lagi kebutuhannya," kata Yani.
"Kegiatan vaksinasi ini adalah orkestra yang mana bertujuan untuk kembalikan kondisi semula sebelum pandemi. Ini langkah yg harus dilakukan bersama. Selain pemerintah, yang paling penting adalah keikutsertaan pihak ketiga untuk mendorong percepatan vaksinasi dan targetnya bisa tercapai," imbuhnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaPengumpulan data primer dengan pendekatan analisis wacana melalui analisis data kuantitatif media monitoring Humas BKPK dan NoLimit.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca Selengkapnya