Kemenkes: Pandemi Covid-19 jadi Tantangan Penanggulangan Wasting
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 menjadi tantangan dalam penanggulangan masalah wasting di dalam negeri. Menurutnya, kecukupan asupan gizi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan akses serta pemanfaatan pangan, dimulai di masyarakat hingga level keluarga bahkan individu.
"Kejadian pandemi COVID-19 tentu menjadi tantangan dalam penanggulangan masalah kesehatan dan gizi pada anak, khususnya penurunan wasting di berbagai tatanan," ujar Plt Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi dilansir Antara, Selasa (30/11).
Ia menambahkan, intervensi gizi spesifik dalam kegiatan percepatan penurunan stunting perlu dilakukan secara komprehensif termasuk di dalamnya upaya penurunan wasting.
-
Bagaimana cara Kemenkes mencegah stunting? 'Apabila ditemukan suatu faktor resiko, jadi bisa dilakukan pencegahan,' tutur Laila.
-
Apa tujuan Kemenkes dalam mengatasi stunting? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
-
Apa yang dilakukan Kemenkominfo untuk cegah stunting? Kemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat).
-
Apa tujuan Kemenkominfo dalam kampanye penurunan stunting? Kemenkominfo melakukan kampanye penurunan stunting karena sesuai dengan target Presiden di tahun 2024 yaitu angka stunting di Indonesia berada di 14 persen.
-
Bagaimana Kemenkominfo mengkampanyekan pencegahan stunting? Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana Kemenkominfo dorong pencegahan stunting? Genbestival yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
"Beberapa kegiatan antara lain penguatan, pemantauan tumbuh dan kembang balita, promosi, dan konseling serta pemberian makanan bayi dan anak, suplementasi zat gizi mikro, pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang, serta bagaimana perbaikan tatalaksana gizi buruk pada balita yang menjadi bagian dari transformasi kesehatan," tuturnya.
Menurutnya, perlu optimalisasi seluruh kegiatan gizi spesifik yang didukung oleh gizi sensitif oleh seluruh sektor yang terkait dalam penurunan wasting.
Kartini mengemukakan, berdasarkan data survei status gizi balita di Indonesia pada tahun 2019, jumlah wasting tercatat sebesar 7,4 persen dan 1,7 persen di antaranya adalah gizi buruk.
"Jika dibandingkan tahun 2013, prevalensi wasting mengalami penurunan 10,2 persen," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Kartini juga menyampaikan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes memberikan apresiasi atas tersusunnya peta jalan operasional Global Action Plan (GAP) Wasting di Indonesia.
Peta jalan itu, lanjut dia, akan menjadi acuan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan yang terintegrasi antara pemerintah, pihak swasta, akademisi, organisasi profesi, mitra pembangunan, dan seluruh pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah.
"Kami mengucapkan terima kasih juga kepada lima badan PBB yaitu FAO, WFP, WHO, UNHCR, dan UNICEF yang telah memberikan masukan dan dukungan terhadap pemerintah Indonesia, khususnya di bidang kesehatan untuk perbaikan gizi masyarakat dalam upaya penurunan wasting sehingga dapat dilakukan secara cepat tepat dan terintegrasi," tuturnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencegahan stunting bisa tergantung dari sejumlah faktor krusial seperti kestersediaan air minum serta sanitasi bersih.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mendorong generasi muda Pontianak melakukan aksi dan menjadi agen komunikasi pencegahan stunting.
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaGus Ipul juga menegaskan bahwa target penurunan untuk 14 persen tahun 2024 harus dicapai.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan, pentingnya perbaikan sanitasi.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk yang diadakan di Kabupaten Toba merupakan bagian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaPanelis bertanya kepada Cawagub Ade Sumardi tentang cara menurunkan prevalensi anak stunting dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Banten.
Baca SelengkapnyaPemkot Bandung bersama daerah Cekungan Bandung berkomitmen menekan angka stunting.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaMasalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaForum diskusi Genbest Talk dilakukan di Lombok Utara dikarenakan kabupaten ini memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.
Baca Selengkapnya