Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes: Penularan Cacar Monyet Lewat Droplet

Kemenkes: Penularan Cacar Monyet Lewat Droplet Cacar Monyet. ©CDC's Public Health Image Library

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan menjelaskan proses penularan cacar monyet (monkeypox). Penyakit itu dapat bertransmisi melalui kontak erat dengan hewan, manusia atau benda yang terkontaminasi virus monkeypox.

"Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, lesi kulit atau cairan pada cacar, kemudian droplet pernapasan," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, Selasa (24/5).

Syahril menyebut masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari, tetapi dapat mencapai 5 sampai 21 hari. Fase awal gejala yang terjadi pada 1 sampai 3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Orang lain juga bertanya?

Pada fase erupsi atau fase paling infeksius terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

"Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok," ucap Syahril.

Menurutnya, cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.

Belum Terdeteksi di Indonesia

Syahril menegaskan kasus cacar monyet belum terdeteksi di Indonesia. Namun, pemerintah tetap waspada dengan mencegah terjadinya penularan.

Kementerian Kesehatan melakukan kewaspadaan dengan memperbarui situasi dan frekuensi question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.

Kemenkes juga menyiapkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit. Revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet pun dilakukan untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), khususnya mengenai surveilans, tatalaksana klinis, komunikasi risiko, dan pengelolaan laboratorium.

Sementara bagi masyarakat, jika mengalami gejala demam dan ruam segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Masyarakat juga diimbau mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Syahril mengatakan WHO menetapkan cacar monyet saat ini menjadi penyakit yang memerlukan perhatian masyarakat global, karena sebagian besar kasus dilaporkan dari pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis.

"Sebagian kasus berhubungan dengan adanya keikutsertaan pada pertemuan besar yang dapat meningkatkan risiko kontak baik melalui lesi, cairan tubuh, droplet, dan benda yang terkontaminasi," tutur Syahril.

Penjelasan WHO

WHO mendapatkan laporan penyakit cacar monyet pada 7 Mei 2022. Kasus cacar monyet terkonfirmasi pada seseorang yang melakukan perjalanan dari Inggris ke Nigeria sejak akhir April hingga awal Mei 2022.

Sebelum penyakit ini merebak lebih luas ke berbagai negara di dunia, WHO menyampaikan cara mencegah dan menangani cacar monyet. WHO mengatakan setiap orang yang mengalami sakit selama perjalanan atau setelah kembali dari daerah endemik harus dilaporkan ke tenaga kesehatan, termasuk informasi tentang semua perjalanan dan riwayat imunisasi terakhir.

Penduduk dan pelancong ke negara-negara endemik harus menghindari kontak dengan hewan sakit (mati atau hidup) yang dapat menampung virus monkeypox (tikus, marsupial, primata) dan harus menahan diri dari makan atau menangani hewan buruan (daging semak).

"Pentingnya kebersihan tangan menggunakan sabun dan air, atau pembersih berbasis alkohol harus ditekankan," kata WHO dikutip dari laman who.it, Jumat (20/5).

Dalam penangananya, pasien dengan cacar monyet harus diisolasi dan diberikan perawatan suportif selama periode infeksi. Pelacakan kontak harus dilakukan tepat waktu.

Kemudian tindakan pengawasan dan peningkatan kesadaran terhadap penyakit baru di penyedia layanan kesehatan sangat penting. Untuk mencegah kasus sekunder cacar monyet meluas lebih lanjut, diperlukan manajemen yang efektif.

Menurut WHO, petugas kesehatan yang merawat pasien suspek atau terkonfirmasi cacar monyet harus menerapkan kewaspadaan pengendalian infeksi standar, kontak, dan droplet.

"Ini termasuk semua pekerja seperti petugas kebersihan dan penatu yang mungkin terpapar dengan pengaturan perawatan pasien, tempat tidur, handuk, atau barang-barang pribadi," jelasnya.

Sementara sampel yang diambil dari orang atau hewan diduga terinfeksi virus cacar monyet harus ditangani oleh staf terlatih yang bekerja di laboratorium dan dilengkapi peralatan sesuai.

Vaksin dan obat untuk cacar monyet memang sudah tersedia. Namun WHO menyebut belum tersedia secara luas.

Hingga saat ini, WHO tidak merekomendasikan pembatasan apa pun untuk perjalanan dan perdagangan dengan Nigeria atau Inggris meskipun ditemukan penyakit cacar monyet.

Penularan Cacar Monyet

Sejumlah negara diduga sudah mendeteksi adanya kasus cacar monyet, di antaranya Kanada, Amerika Serikat (AS), Inggris, Portugal, Spanyol, dan Singapura.

WHO mencatat, kasus pertama yang dilaporkan kepada organisasinya mengalami ruam pada 29 April 2022. Dia meninggalkan Nigeria pada 3 Mei dan tiba di Inggris 4 Mei. Di hari yang sama, kasus dibawa ke rumah sakit. Berdasarkan riwayat perjalanan dan penyakit ruam, dia diduga terpapar cacar monyet dan segera diisolasi.

Pada 11 Mei, pelacakan kontak ekstensif telah dilakukan untuk mengidentifikasi kontak yang terpapar di fasilitas perawatan kesehatan, komunitas, dan penerbangan internasional.

WHO menjelaskan cacar monyet adalah zoonosis sylvatic dengan infeksi manusia insidental yang biasanya terjadi secara sporadis di bagian hutan Afrika Tengah dan Barat. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam famili orthopoxvirus.

Cacar monyet dapat ditularkan melalui kontak dan paparan droplet yang diembuskan. Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 hingga 13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari. Penyakit ini sering sembuh sendiri dalam waktu 14 hingga 21 hari. Gejalanya bisa ringan atau parah, dan lesi bisa sangat gatal atau nyeri.

"Reservoir hewan tetap tidak diketahui, meskipun kemungkinan berada di antara hewan pengerat. Kontak dengan hewan hidup dan mati melalui perburuan dan konsumsi hewan liar atau daging semak dikenal sebagai faktor risiko," jelas WHO.

Ada dua clades atau kelompok taksonomi virus cacar monyet, yakni dari Afrika Barat dan clade Congo Basin (Afrika Tengah). Meskipun infeksi virus cacar monyet di Afrika Barat kadang-kadang menyebabkan kondisi parah pada beberapa individu, penyakit biasanya sembuh sendiri.

Rasio kasus fatalitas untuk clade Afrika Barat telah didokumentasikan menjadi sekitar 1 persen, sedangkan untuk clade Congo Basin kemungkinan 10 persen. Anak-anak juga berisiko lebih tinggi terpapar penyakit ini.

Cacar monyet yang menjangkiti ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi, bayi ikut terpapar cacar monyet atau lahir mati.

"Kasus cacar monyet yang lebih ringan mungkin tidak terdeteksi dan menunjukkan risiko penularan dari orang ke orang," tulis WHO.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Cacar Monyet dan Cara Mengatasinya, Kenali Gejalanya dan Komplikasinya
Penyebab Cacar Monyet dan Cara Mengatasinya, Kenali Gejalanya dan Komplikasinya

Baru-baru ini, kasus cacar monyet juga ditemukan di berbagai negara di luar Afrika, menimbulkan kekhawatiran global.

Baca Selengkapnya
Gejala Cacar Monyet, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Gejala Cacar Monyet, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Gejala cacar monyet biasanya muncul 5–21 hari setelah terinfeksi. Gejala awalnya mirip dengan flu, seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Gejala Cacar Monyet dan Cacar Biasa, Wajib Tahu
Perbedaan Gejala Cacar Monyet dan Cacar Biasa, Wajib Tahu

Meski gejala kedua penyakit ini terlihat serupa, namun ada beberapa perbedaan gejala cacar monyet dan cacar biasa yang bisa diperhatikan.

Baca Selengkapnya
Cara Mengobati Cacar Monyet pada Anak, Kenali Gejalanya
Cara Mengobati Cacar Monyet pada Anak, Kenali Gejalanya

Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah bahwa penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan bayi, yang memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.

Baca Selengkapnya
5 Gejala Cacar Monyet pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
5 Gejala Cacar Monyet pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

Cacar monyet adalah penyakit virus yang relatif jarang namun semakin mendapatkan perhatian karena peningkatan kasus di beberapa bagian dunia.

Baca Selengkapnya
Dokter Sebut Mpox Bisa Picu Penyakit Komplikasi Serius
Dokter Sebut Mpox Bisa Picu Penyakit Komplikasi Serius

Penyakit ini disebabkan oleh virus zoonosis dan dapat ditularkan kepada manusia melalui hewan.

Baca Selengkapnya
Beda dengan Cacar Air, Kenali Ruam Bagi Penderita Cacar Monyet Menurut Dokter Kulit
Beda dengan Cacar Air, Kenali Ruam Bagi Penderita Cacar Monyet Menurut Dokter Kulit

Cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Meskipun gejalanya terlihat ringan namun bisa menyebabkan komplikasi

Baca Selengkapnya
Kenali Bahaya Virus Cacar Monyet dan Cara Pencegahannya Menurut Dokter
Kenali Bahaya Virus Cacar Monyet dan Cara Pencegahannya Menurut Dokter

Monkeypox atau cacar monyet dapat menyebabkan bermacam-macam komplikasi

Baca Selengkapnya
Kenali Periode Invasi Mpox atau Cacar Monyet serta Upaya Pencegahannya
Kenali Periode Invasi Mpox atau Cacar Monyet serta Upaya Pencegahannya

Mpox memiliki periode invasi dengan gejala khusus yang perlu dikenali untuk membantu dalam pencegahannya.

Baca Selengkapnya
Demam Tinggi Secara Mendadak dan Nyeri Otot Perut Bisa Jadi Tanda DBD
Demam Tinggi Secara Mendadak dan Nyeri Otot Perut Bisa Jadi Tanda DBD

Demam yang mendadak tinggi merupakan salah satu gejala mengarah ke demam berdarah dengue (DBD).

Baca Selengkapnya