Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes Sebut 50 Persen Lebih Kasus Virus Corona Sudah Sembuh

Kemenkes Sebut 50 Persen Lebih Kasus Virus Corona Sudah Sembuh Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Juru Bicara Indonesia untuk Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan pemeriksaan virus corona yang saat ini dilakukan Kemenkes bukan ditujukan untuk pengobatan. Sebab hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk Covid-19.

"Tes virus Corona bukan untuk tujuan pengobatan. Karena kita belum punya obatnya," kata Yurianto di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (4/3).

Tujuannya utama saat ini yakni untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah yang bersangkutan, jika terbukti positif, telah menjadi sumber penularan.

Orang lain juga bertanya?

"Oleh karena itu pelan-pelan kita harus meminta masyarakat memahami ini. Dia dites bukan tujuannya untuk, saya sakit, saya tidak sakit, tidak. Bagi kita kepentingannya adalah apakah dia menjadi sumber penularan. Karena konsekuensinya kalau positif, maka kita harus berpikir untuk tracking lagi dia sudah kontak dengan siapa. Ini akan bikin kluster baru lagi," jelas dia.

Dia pun menjelaskan bahwa mereka yang sudah terbukti positif dan sembuh tidak diberikan obat spesifik untuk menyembuhkan Covid-19. Kalau pun ada obat yang diberikan maka itu untuk mengatasi gejala klinis yang muncul.

"Karena positif pun obatnya sama saja. Karena sampai saat ini belum ada obatnya dan self limited. Tapi kita punya data bahwa 50 persen lebih sudah sembuh," urai dia.

"Kasus kita yang positif di Jepang, 9 itu sembuh juga enggak ada intervensi obat-obatan spesifik. Kalau sifatnya hanya suportif enggak ada masalah. Panas kasih obat panas. Lemas kasih obat kaku. Kurang vitamin, tambah vitamin dan seterusnya saja. Jadi kita tidak terlalu kemudian mengatakan spesifik ini obatnya. Itu sampai saat ini belum kita temukan," imbuhnya.

Hal ini mesti dipahami masyarakat agar tidak malah membuat hal-hal yang malah bikin repot. Misalnya dia mencontohkan ada perusahaan yang mensyaratkan surat bebas Corona.

"Ada beberapa perusahaan yang memprasyaratkan di surat bebas Corona. Ini kan menjadi repot lagi. Untuk apa surat bebas Corona. Ini akan menimbulkan permasalahan yang ribet untuk kita. Karena surat bebas Corona itu setelah diobservasi 14 hari enggak ada apa-apa sebenarnya bebas, tapi tidak pokoknya bebas Corona dinyatakan dengan pemeriksaan laboratorium. Ini kan jadi repot lagi. Karena itu kita tidak merekomendasikan ke arah sana," terang Yuri.

"Pada prinsipnya kalau dia tidak merasa sebagai kasus suspect ya untuk apa harus periksa itu. Toh diperiksa enggak diperiksa asal daya tahan tubuhnya bagus juga sembuh," tandasnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hasil Tes Lab Keluar, Pasien Suspek Mpox di Bali Ternyata Negatif
Hasil Tes Lab Keluar, Pasien Suspek Mpox di Bali Ternyata Negatif

Sebelumnya dilaporkan, ada satu pasien Mpox di Pulau Dewata itu.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Menkes Temukan 88 Kasus Mpox di Indonesia, Semua Pasien Sudah Sembuh
Menkes Temukan 88 Kasus Mpox di Indonesia, Semua Pasien Sudah Sembuh

Sebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.

Baca Selengkapnya
Begini Gejala yang Dialami 6 Pasien Pneumonia Misterius di Indonesia
Begini Gejala yang Dialami 6 Pasien Pneumonia Misterius di Indonesia

Kemenkes mengumumkan, terdapat enam kasus pneumonia misterius di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mulai Disebar ke Alam, Ini Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia yang Bisa Bikin Aedes Aegypti Mandul
Mulai Disebar ke Alam, Ini Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia yang Bisa Bikin Aedes Aegypti Mandul

Nyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali

Hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Di Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF

Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta

Kasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya