Kemenkes Sebut Belanja Tahunan Bertambah, Tapi Kesehatan Tidak Meningkat

Merdeka.com - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir mencatat belanja kesehatan setiap tahun meningkat. Namun, anggaran yang dikeluarkan tidak mengubah kualitas kesehatan masyarakat.
Data Kementerian Kesehatan pada 2012, total belanja kesehatan mencapai Rp260,7 triliun. Pada 2016 naik menjadi Rp399,4 triliun, kemudian pada 2019 menjadi Rp490,3 triliun. Belanja ini mencakup skema publik dan non publik.
Khusus 2019, sebanyak 52,1 persen belanja kesehatan berasal dari pemerintah. Sementara 47,9 persen merupakan belanja swasta dan pribadi.
"Seharusnya dengan makin banyaknya uang yang kita keluarkan, kesehatan kita semakin meningkat," kata Kadir dalam acara Pra Muktamar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) XXXI, Kamis (20/1).
Di saat belanja kesehatan terus meningkat, angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Data 2015, tercatat 305 dari 100.000 ibu yang melahirkan meninggal dunia. Posisi Indonesia lebih tinggi dari Filipina 221, Myanmar 180, Kamboja 170, Vietnam 69, Brunei 60, Thailand 25, Malaysia 24, dan Singapura 7.
Sementara itu, 22 dari 1.000 bayi yang lahir meninggal dunia. Indonesia berada di atas Vietnam 15, Brunei 9, Thailand 6. Malaysia 7, Singapura 2.
Di samping itu, kasus Tuberkulosis Indonesia masih tertinggi kedua di dunia, 73 persen kematian disebabkan penyakit tidak menular, dan populasi perokok muda berusia 15 tahun ke atas terus meningkat.
"Ini membuktikan makin banyak (belanja kesehatan) yang kita keluarkan, kesehatan kita tidak meningkat. Jadi tidak linear," ujarnya.
Kadir meminta Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia ikut membantu pemerintah mencari solusi kesehatan masyarakat di Indonesia yang tak kunjung membaik. Dia berharap, Ikatan Dokter Indonesia bisa mengalisis lebih mendalam kondisi kesehatan saat ini.
"Saya harapkan IDI harus ikut memikirkan ini," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya