Kemenkes Sebut Vaksinasi di RI Belum Cukup Menahan Penularan Jika Ada Varian Baru
Merdeka.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan hampir 200 juta vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat Indonesia. Data Kementerian Kesehatan hari ini pukul 12.00 WIB, 122.852.096 orang telah menerima vaksin dosis pertama atau setara dengan 58,99 persen dari target 208.265.720 penduduk.
Sementara itu, sebanyak 76.687.750 orang sudah menerima vaksin dosis kedua atau setara dengan 36,82 persen.
"Nah dengan adanya cakupan yang kurang lebih 57 persen (58,99 persen) pada sasaran vaksinasi setidaknya ada perlindungan 40 persen," katanya dalam diskusi virtual yang disiarkan melalui FMB9ID_IKP, Kamis (4/11).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
Namun, jika melihat situasi global, cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang belum mencapai 70 persen tidak akan mampu menahan laju penularan Covid-19 dampak varian baru. Berkaca pada Inggris, kata Nadia, negara dengan capaian vaksinasi lebih dari 70 persen itu tetap tidak mampu menahan lonjakan kasus Covid-19 akibat varian AY.4.2.
"Ini tentunya kalau kita berkaca pada banyak negara saat ini, vaksinasi yang kondisi kita belum mencapai 70 persen ini masih belum cukup untuk menahan kalau nanti ada varian baru," ujarnya.
"Oleh karena itu, yang paling penting pertama mencegah, kedua perkuat pintu masuk dan segera kita percepat vaksinasi," sambung Nadia.
Sementara itu, Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane mengatakan herd immunity setiap provinsi, kabupaten dan kota di Tanah Air bervariatif. Khusus di wilayah dengan vaksinasi Covid-19 cukup tinggi, kemungkinan herd immunity sudah tercapai, seperti DKI Jakarta.
"Herd immunity kemungkinan sudah terjadi di sana (DKI Jakarta). Bahkan di bulan Maret saja hasil studi teman-teman di FK UI sudah 51 persen, padahal waktu itu vaksin masih rendah," jelasnya.
Menurut Masdalina, herd immunity di Jawa dan Bali sudah cukup baik. Herd immunity tidak hanya terbentuk dari vaksinasi tapi juga infeksi alamiah. Namun, dia mengingatkan masyarakat agar tidak terbuai dengan herd immunity.
Masyarakat harus tetap melindungi diri agar tidak tertular Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Kita harus jaga kelompok-kelompok berisiko tinggi yang walaupun sudah divaksin tapi kalau dia terinfeksi cukup berat bagi tubuhnya untuk bisa melawan virus tersebut," kata Masdalina.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya