Kemenkes Sediakan 1.600 Beasiswa untuk Dokter Spesialis Tahun Ini, Ini Syaratnya
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pemerintah menyediakan sekitar 1.300 hingga 1.600 beasiswa untuk dokter spesialis tahun ini. Program ini merupakan realisasi dari transformasi sumber daya kesehatan.
Budi mengatakan penyediaan ribuan beasiswa untuk dokter spesialis ini bekerja sama dengan Kementerian Keuangan melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
"Jadi saya terima kasih sekali dengan Ibu Menkeu sudah bantu lewat LPDP," kata Budi saat konferensi pers, Kamis (2/6).
-
Siapa yang akan diberi beasiswa belajar kedokteran? Kita akan akan mengirim 10 ribu anak-anak pintar lulusan SMA kita akan beri beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran, dan 10 ribu lagi untuk belajar science teknologi, enginering dan matematika, biologi serta fisika,'
-
Mengapa LPDP memberikan kesempatan beasiswa? Pemerintah berharap melalui program ini, Indonesia dapat mencetak lebih banyak ahli di bidang-bidang strategis untuk mendukung pembangunan nasional.
-
Siapa yang beri beasiswa? Wali Kota Medan, Bobby Nasution memberikan beasiswa untuk 4 Paskibraka.
-
Siapa yang bisa mendapatkan Beasiswa LPDP 2025? Calon pendaftar haruslah warga negara Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang yang relevan dengan program yang ingin diambil.
-
Apa tujuan utama beasiswa LPDP? Tujuan utama dari program beasiswa ini adalah untuk mendukung pendidikan masyarakat Indonesia, khususnya bagi putra-putri bangsa yang ingin melanjutkan studi ke jenjang magister (S2) dan doktoral (S3), baik di dalam negeri maupun luar negeri.
-
Siapa yang bisa mendaftar beasiswa LPDP? Pertama, peserta harus merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Selain itu, calon peserta juga harus telah menyelesaikan pendidikan D4/S1 untuk mendaftar program Magister (S2) atau lulus S2 untuk program Doktor (S3). Ada pula kemungkinan untuk mendaftar langsung dari D4/S1 ke program Doktor, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bekas Wamen BUMN ini menyebut, Kementerian Kesehatan sudah menyediakan 600 beasiswa untuk dokter spesialis, dokter subspesialis, dan dokter gigi spesialis. Sementara Kementerian Keuangan sudah menyiapkan sekitar 700 dan kemungkinan dinaikkan menjadi 1.000 beasiswa.
"Rencana kami untuk tahun depan mempercepat dan memperbanyak lagi. Sehingga para dokter yang ingin mengambil spesialis itu akan diberikan beasiswanya oleh kami," imbuhnya.
Budi mengatakan pemberian beasiswa kepada calon dokter spesialis akan diikuti dengan ketentuan penempatan. Misalnya, ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang belum memiliki atau kekurangan dokter spesialis.
Selain itu, program beasiswa ini nantinya diprioritaskan pada calon dokter yang ingin mengambil spesialis jantung, kanker, stroke, dan ginjal.
Syarat Ikut Beasiswa Dokter Spesialis
Menurut Budi, program beasiswa dokter spesialis bisa diikuti oleh dokter berstatus ASN maupun non ASN. Ada empat syarat yang harus dilakukan para dokter untuk mendapatkan program beasiswa spesialis.
Pertama, harus diajukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi. Kedua, bisa diajukan oleh unit utama Kemenkes. Misalnya, rumah sakit vertikal Kemenkes, kantor karantina, balai kesehatan.
Ketiga, bisa diajukan oleh Kemenhan, TNI dan Polri. Terakhir, dapat diajukan oleh dokter yang mengikuti program Kementerian Kesehatan bernama Nusantara Sehat.
"Nusantara sehat ini di mana teman-teman dokter yang baru lulus ini kita tempatkan ke daerah-daerah 3T. Itu mereka kita berikan insentif untuk mengikuti program beasiswa ini," jelasnya.
Budi mengungkapkan alasan memberikan banyak beasiswa spesialis kepada dokter di Indonesia. Dia menyebut, hingga kini dokter spesialis di Indonesia sangat terbatas. Standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, satu dokter melayani 1.000 penduduk.
Jika total penduduk Indonesia 270 juta jiwa, maka idealnya jumlah dokter di Indonesia sebanyak 270.000. Namun kenyataannya, dokter di Indonesia yang memiliki surat tanda register (STR) untuk praktik hanya 140.000.
"Jadi 140.000 kan kurangnya 130.000. Dokter produksinya setahun cuma 12.000. Butuh 10 tahun lebih untuk mengejar ketertinggalan kita," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkab) Kutai Kartanegara terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan akses pendidikan.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Sri Mulyani mengakui bahwa jumlah penerima LPDP baru mencapai 0,01 persen dari total populasi penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaKematian korban berinisial AR yang ditemukan pada Senin (12/8) lalu diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.
Baca SelengkapnyaSiap-Siap Daftar, Kemenkes Sediakan 23.200 Formasi CASN 2024 dan Paling Banyak untuk PPPK
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan memberikan bantuan pendidikan alias beasiswa kepada para dokter yang hendak melanjutkan program pendidikan spesialis.
Baca SelengkapnyaDana abadi yang dikelola oleh LPDP telah menembus Rp133 triliun di tahun Ini.
Baca SelengkapnyaGubernur Kaltim Isran Noor menilai program beasiswa adalah investasi jangka panjang
Baca SelengkapnyaPendaftaran LPDP 2025 akan segera dimulai. Silakan periksa syarat, jadwal, dan prosedur pendaftarannya secara lengkap.
Baca SelengkapnyaDari jumlah itu, sebanyak Rp20 triliun diangarkan untuk dana beasiswa LPDP.
Baca SelengkapnyaIDI menegaskan, permasalahan utama di Indonesia yakni distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.
Baca SelengkapnyaSelain mengisi kekosongan dokter di daerah terpencil, lanjut Azhar, mendatangkan dokter asing bertujuan mentransfer ilmu ke dokter lokal.
Baca Selengkapnya