Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes Tak Sarankan Pengujian Antibodi Mandiri Usai Vaksinasi Covid-19

Kemenkes Tak Sarankan Pengujian Antibodi Mandiri Usai Vaksinasi Covid-19 Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menanggapi maraknya pengujian antibodi mandiri usai vaksinasi Covid-19. Dia menegaskan, Kemenkes tidak menyarankan pengujian antibodi mandiri.

"Kami sampaikan setelah vaksinasi Covid-19, kita tidak menyarankan untuk melakukan pengujian antibodi secara mandiri karena untuk yang tidak memahami arti pengujian antibodi ini akan menimbulkan kebingungan dan keragu-raguan," katanya, Rabu (17/3).

Nadia mengatakan metode pengujian yang tepat untuk menentukan imunogenitas usai vaksinasi Covid-19 adalah netralisasi. Namun, pengujian menggunakan metode ini berbahaya karena berisiko untuk tertular Covid-19.

"Uji ini tidak mudah dan berisiko karena menggunakan virus yang hidup," jelasnya.

Uji netralisasi, lanjut Nadia, merupakan gold standard untuk menentukan imunogenitas. Pengujian ini hanya bisa dilakukan di laboratorium-laboratorium yang terbatas.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada metode pengujian antibodi untuk melihat efek vaksin Covid-19 yang direkomendasikan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).

"Jadi banyak yang melakukan pengujian antibodi yang pada prinsipnya itu dengan metode uji elisa. Itu sebenarnya bukan yang direkomendasikan atau bukan menjadi gold standar," ujarnya.

Mantan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes ini juga mengingatkan WHO tidak pernah menentukan batas proteksi antibodi usai vaksinasi Covid-19.

"Sehingga kalau kita melakukan pemeriksaan antibodi, bisa menjadi salah pengertian. Angka yang kecil dari pemeriksaan titer antibodi bukan berarti tidak memberikan efek proteksi," tandasnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya