Kemenkes: Tokoh Berperan Penting Ubah Perilaku Masyarakat Cegah Covid-19
Merdeka.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, peran tokoh komunitas penting untuk mencegah penyebaran Covid-19. Terutama peran dalam mengubah perilaku individu agar semakin taat menerapkan protokol kesehatan.
Karena itu, untuk mempercepat perubahan perilaku di tingkat komunitas, kata Siti Nadia, kontribusi para tokoh sangat signifikan.
"Kalau kita bicara perubahan perilaku, memang membutuhkan keteladanan dari tokoh-tokoh atau publik figur untuk melakukan peran ini," kata Siti Nadia, dikutip dari Antara, Jumat (19/2).
-
Siapa yang perlu menjadi role model? Menjadi role model terbaik bagi anak adalah cara paling ampuh untuk mendidik anak menjadi penurut dan berhati lembut.
-
Siapa yang seharusnya memberikan teladan? Orang tua tak hanya wajib dalam memberikan teladan, namun juga hendaknya memberikan nasihat yang membangun demi membentuk pribadi anak yang baik.
-
Siapa yang bisa menjadi contoh orang baik? Dadio apik tanpo duduhke apikmu.
-
Siapa yang perlu menjadi contoh yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain bagi anak? Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda dalam berinteraksi dengan orang lain. Tunjukkan kepada mereka bagaimana berkomunikasi dengan baik, menghormati perbedaan, dan menunjukkan empati.
-
Siapa yang harus memberikan contoh baik tentang menghormati orang lain? 'Anak-anak cenderung belajar dari apa yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya, maka orang tua terutama ayah patut memberikan contoh nyata bagaimana menghormati orang lain, baik sesama jenis maupun lawan jenis,' kata Novi.
-
Siapa yang harus menjadi contoh dalam berkurban? Kesadaran Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS, juga hendaknya bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di semua level kepemimpinan mulai dari tingkat RT/RW hingga Pemerintahan tertinggi, untuk selalu memprioritaskan kepentingan publik ketimbang pribadi dan kelompoknya, meskipun ia harus mengorbankan dirinya sendiri.
Jika setiap individu disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, akan mencegah infeksi baik pada diri sendiri maupun dalam komunitasnya, kata dia. Dengan begitu, pencegahan penularan pandemi Covid-19 semakin mudah.
"Dari disiplin individu akan membuat pertahanan selanjutnya dalam populasi yang besar. Tentu saja, gerakan itu harus banyak dilakukan," kata dia.
Dalam menangani pandemi, Siti Nadia berpendapat, pemerintah harus melakukan berbagai macam intervensi, salah satunya perubahan perilaku masyarakat.
Dia menegaskan, pola hidup merupakan hal sentral dalam menanggulangi pandemi.
"Apalagi, saat ini kita belum temukan cara, misalnya obat untuk mengobati Covid-19. Jadi, kita baru tahap pencegahan. Pencegahan pun risiko penularannya masih sangat tinggi, karena memang penularannya sangat cepat. Secara cepat banyak orang terjangkit, kemudian menjadi sakit," kata dia lagi.
Fokus Wilayah Mikro
Sementara itu, Sosiolog dari Universitas Indonesia Imam B Prasodjo menganggap, upaya pendisiplinan dan penertiban masyarakat, agar mematuhi protokol kesehatan semestinya berbasis mikro di level kerumunan.
"Yang harus difokuskan untuk mendorong ketangguhan adalah wilayah-wilayah mikro, tetapi bukan RT/RW. Yang benar adalah komunitas, di mana tempat berinteraksi terjadi, dan di situ ada kerumunan yang cukup padat," ujar Imam pula.
Mengubah perilaku masyarakat, kata dia, tidak dapat sekadar imbauan, melainkan perlu melibatkan orang berpengaruh dalam komunitas kerumunan tertentu yang dapat menegakkan protokol kesehatan.
Dalam komunitas pengajian, misalnya, masyarakat akan mematuhi ustaz, sehingga ustaz bisa berperan mengajak jamaah lebih taat protokol kesehatan.
Imam menyarankan, agar sistem zonasi lebih menitikberatkan pada komunitas kerumunan dibandingkan di tingkat RT/RW.
Pada sisi lain, Imam mengatakan, kekayaan modal sosial, seperti gotong royong perlu terus didorong. Sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa tokoh dalam sejarah Indonesia, seperti Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta, telah memberikan teladan luar biasa dalam moralitas dan etika publik.
Baca SelengkapnyaBenny pun menyatakan pendidikan akan aplikasi nilai Pancasila harus kuat di lini pendidikan dasar masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaJustru dengan keberagaman membuat bangsa ini lebih istimewa.
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan, pembangunan sumber daya manusia adalah urat nadi pembangunan bangsa.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya kebaikan untuk saling mendoakan agar masyarakat terus diberikan kekuatan untuk meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaFahrian berpesan seorang mukmin adalah juru damai yang bisa menghimpun bukan memecah belah.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca SelengkapnyaCharles mengatakan, Indonesia Emas 2045 bukan sekadar target, melainkan panggilan untuk semua elemen masyarakat.
Baca Selengkapnya