Kemenko PMK Sebut Terjadi Kesenjangan Capaian Vaksin di Indonesia
Merdeka.com - Kesenjangan penanganan Pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Deputi III Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprato menuturkan, kesenjangan dan disparitas yang terjadi di Indonesia menjadi tantangan mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi.
"Mengubah dari pandemi menjadi endemi tentunya tidak bisa langsung, tetapi harus lewat epidemi terlebih dahulu. Permasalahannya sekarang ini adalah disparitas," kata Agus dalam diskusi daring, Jumat (19/11).
Kesenjangan vaksinasi itu terlihat perbandingan capaian di provinsi Papua yang masih 25 persen jauh dari target pemerintah. Sementara DKI Jakarta sudah mencapai 133 persen dan Bali 100 persen.
-
Dimana kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia masih kurang? 'Penetrasi internet di masyarakat sudah 80% bisa kita bilang karena data terakhir APJII 2024, data menunjukkan 79,5%. Hanya saja, kita masih punya problem yang namanya digital divide, belum semua wilayah memiliki kualitas layanan telekomunikasi yang baik,' jelasnya.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Kapan target pencapaian 95-95-95 untuk HIV di Indonesia? Strategi ini bertujuan mencapai target ambisius 95-95-95 guna mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030.
-
Kapan data kunjungan wisatawan nusantara di Jawa Timur mencapai 67% dari target? Sebagaimana data yang dirilis oleh Kemenparekraf RI dengan perhitungan melalui metode MPD (Mobile Position Data) pada Bulan September 2023 data sementara, tercatat bahwa pergerakan wisatawan nusantara di Jawa Timur telah mencapai angka 160.320.000 kunjungan. Atau sekitar 67% dari target yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Kita lihat capaian dosis kedua ini semakin ngeri lagi kesenjangannya, luar biasa," ujar Agus.
Agus mengatakan, kesenjangan penanganan pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi antar provinsi. Dalam satu provinsi juga ditemukan kesenjangan.
Contohnya di Provinsi Aceh, capaian di Kota Sabang masih rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.
"Jadi kesenjangan bisa antar provinsi, tapi juga kesenjangan antar kabupaten/kota di dalam satu provinsi," ujar Agus.
Karena itu pemerintah memiliki tugas meratakan penanganan pandemi Covid-19 di seluruh daerah. Salah satu indikatornya adalah capaian vaksinasi.
"Dari segi vaksin saja datanya, ada provinsi yang luar biasa sudah tinggi dan ada provinsi yang baru 20-30 persen. Ini menjadi bagian penting dari upaya-upaya dari pandemi menjadi endemi di dalam kita," kata Agus.
"Tentu untuk menuju endemi, ini dibutuhkan kerja sama semua pihak dan membangun semua sistem kesehatan di daerah masig-masing," jelasnya.
Agus mengatakan, kesenjangan juga terjadi di skala global. Antar negara di dunia terjadi disparitas dari cara penanganan pandemi Covid-19.
Jumlah vaksin Covid-19 di dunia saat ini mencapai 600 juta vaksin. Namun, sejumlah negara di Afrika dan Asia belum mendapatkan vaksin. Sampai April 2021 masih ada 10 negara di Afrika yang tak mendapatkan vaksin.
Sementara jumlah vaksin terbesar tercatat ada di Eropa dan penggunaan vaksin Covid-19 terbanyak ada di Amerika Serikat. Oleh karena itu, negara-negara di dunia harus mulai membangun solidaritas dalam penanganan pandemi.
"Saya kira ini bagian yang penting bagaimana epidemi dan endemi itu tercapai. Bila hal ini saja tidak tercapai, maka kita terus dalam suatu ancaman Covid-19," pungkas Agus.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada pemerintah provinsi di Papua yang mengalokasikan anggaran pendidikan lebih dari 10 persen.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaNamun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca Selengkapnya