Kemensos Akui Data Penerima Bantuan Tak Sempurna
Merdeka.com - Kementerian Sosial mengakui, sistem pemutakhiran data kemiskinan penerima bantuan sosial tidak sepenuhnya tepat. Karena itu, Kemensos memberikan solusi agar pemerintah daerah turut membantu bagi masyarakat yang belum mendapatkan bantuan.
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Rl, Andi Z. A. Dulung, mengungkap Kemensos memegang data 27 juta KK tercatat sebagai penerima yang berhak. Ditambah, saat Covid-19 ini pemerintah menambah penerima bantuan khusus di Jabodetabek hingga 2 juta KK, ditambah 9 juta KK untuk penerima bantuan di luar Jabodetabek.
Namun, dia akui pasti dalam data tersebut ada error. Sehingga tidak semua warga yang membutuhkan dapat tercatat. "Kita berpikir pasti tidak ada yang selalu tepat. Pasti ada exclusion dan inclusion error," ujarnya dalam diskusi web, Jumat (20/4).
-
Bagaimana cara Kemensos mengusulkan perbaikan data? 'Sejak awal saya menjabat sebagai Menteri Sosial, saya menerima banyak surat cinta dari BPK, BPKP atau lembaga lain yang isinya data kami tidak berintegritas. Kemudian ada juga masalah transparansi dan regulasi data bansos. Dari sanalah kami bertekad melakukan perbaikan,' ujar Mensos Risma.
-
Kenapa Kemensos melakukan perbaikan data DTKS? Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Mengapa fakta kuantitatif memiliki kekurangan? Data kuantitatif mungkin tidak memberikan pemahaman mendalam tentang konteks atau alasan di balik fenomena yang diamati.
-
Siapa yang melakukan kesalahan? Semua anak adam (manusia) melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertobat'
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Kenapa informasi di video itu salah? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar. Faktanya, video yang beredar berisi beberapa klip yang tidak saling berkaitan.
Karena itu, untuk masalah orang yang belum mendapat di luar data milik Kementerian Sosial, dia mengharapkan Pemerintah Daerah di tingkat kabupaten/kota yang aktif mendata.
"Justru disisir oleh pemerintah daerah harapan kita," sambungnya.
Pemerintah daerah, menurut Andi, bisa menggunakan APBD untuk membantu warga yang namanya tidak tercatat dalam bantuan sosial Kemensos. Bahkan, jika masih ada yang belum mendapat juga dapat memanfaatkan dana desa.
"Bagi belum dapat lagi ditambahkan di program BLT, kalau belum dapat lagi silahkan dibantu di APBD. Atau diperluas lagi kalau belum dapat lagi bisa pakai dana desa," terangnya.
Andi menjelaskan, sumber data Kementerian Sosial disusun sejak 2011. Kemensos mengambil 40 persen penduduk kemampuan ekonominya di bawah. Data tersebut merupakan hasil sensus dari BPS. Pada tahun 2015 data tersebut dimutakhirkan.
Namun, setelah itu Kemensos tak memiliki anggaran untuk memutakhirkan data. Sehingga, mengembalikan kepada aturan undang-undang bahwa pihak Bupati atau Wali Kota yang menginput dan menyerahkan data ke pusat.
"Sehingga kita kembalikan ke Bupati Wali Kota silahkan data yang kami miliki menjadi pre list bapak ibu di daerah silahkan diperbaiki, mana mau keluar mana mau masuk baru silahkan diusulkan. Ini yang berjalan secara online, ada program SIKS NG," kata Andi.
Andi mengakui jika kadang ada masalah di pejabat terbawah protes nama yang diusulkan belum terdata di pusat. Hal itu disebabkan dari pihak Bupati atau Wali Kota yang belum mengesahkan usulan tersebut.
"Memang kadang lurah desa banyak protes karena usulan masuk tapi belum ditandatangan Bupati, tapi sudah minta list ganti di Kemensos. Padahal kita gak bisa karena ada aturannya," kata Andi.
Namun, di tengah pandemi Covid-19 ini, Menteri Sosial mengambil kewenangan untuk bisa mengubah data jika ada usulan langsung dari daerah.
"Menteri punya otoritas kalau ada usulan masuk dan memang sangat perlu menerima kondisinya kita langsung masukan data terpadu," tutup Andi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membantah sebanyak 4.723 atau 90 persen penyandang disabilitas di Cakung yang belum mendapatkan bansos.
Baca SelengkapnyaBagi Warga Jakarta bisa cek status penerimaan bansos melalui link ini
Baca SelengkapnyaDinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta menemukan, sebanyak 1.143.639 orang tak layak menerima bantuan sosial.
Baca SelengkapnyaSalah satu anggota DPR menanyakan ketidaksesuaian data kemiskinan milik Kemensos
Baca SelengkapnyaData tersebut ditemukan dari uji sampling yang dilakukan oleh pengawas lapangan di seluruh desa/kelurahan yang jumlah mencapai 442.
Baca SelengkapnyaPembaruan data diyakini berkontribusi besar terhadap tingkat efektivitas kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaKomisioner KPU Betty mengungkapkan, ada sebanyak 1.223 dari 823.236 TPS dengan data suara Pilpres 2024 masih tidak sesuai
Baca SelengkapnyaSuswono menilai dalam beberapa tahun terakhir, data penerima KJP dinilai belum akurat.
Baca SelengkapnyaAdapun proses verifikasi ini sebagai bagian dari langkah selektif Pemprov DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut DPR, momentum pelaksanaan pilkada seperti saat ini berpotensi memunculkan kasus politisasi bansos.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga membantah jika Menteri Sosial Tri Rismaharini tidak dilibatkan dalam perencanaan bantuan sosial (bansos).
Baca SelengkapnyaKPU berdalih terus menerus memperbaiki kinerja lapangan dan data Sirekap KPU Kabupaten Kota.
Baca Selengkapnya