Kementan dorong petani produktif manfaatkan lahan rawa & lahan kering saat kemarau
Merdeka.com - Musim kemarau tak menyurutkan petani Indonesia untuk berproduksi padi. Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong semangat para petani dengan beberapa strategi agar tetap bisa mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Tidak hanya mendorong pemaksimalan lahan sawah dengan mekanisasi penyediaan air, tetapi juga melalui upaya untuk memanfaatkan lahan rawa dan lahan kering.
Data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyebutkan bahwa luas lahan sawah di Indonesia mencapai 8.186.469 hektare. Pada saat musim kemarau, lahan sawah masih dapat tetap dioptimalkan untuk menanam komoditas pangan, namun perlu diimbangi dengan upaya untuk penyediaan air.
"Pada musim kemarau, produksi padi sawah dapat diantisipasi dengan memanfaatkan embung, bendungan dan waduk. Selain itu, perbaikan sistem irigasi cukup bisa mengantisipasi dampak kekeringan," kata Sumarjo Gatot Irianto Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan pada Senin (03/09/2018).
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan lahan rawa di Banyuasin? 'Hari ini kami meninjau langsung kegiatan Opla yang dilakukan di Desa Sungai Dua, Kecamatan Rambutan berupa normalisasi saluran maulun pendalaman saluran sekaligus pembuatan tanggul maulun peninggian tanggul.
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan potensi pertanian? Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,' ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Bagaimana Kaltim ingin mengatasi kekurangan lahan sawah? 'Petani lebih memilih menanam sawit, karena air susah. Kemarin bersama TNI sudah dibangun 89 titik air untuk persawahan di Kukar. Kita harus lakukan itu di banyak titik. Isha allah tidak ada kekurangan lahan untuk sawah,' usulnya.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk optimasi lahan? Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan bersama Wakil Gubernur Kalteng dan Kelompok Tani Sidomulyo II secara simbolis melakukan kick off pelaksanaan konstruksi optimasi lahan rawa.
-
Apa upaya Kementan untuk selamatkan sawah? Kementerian Pertanian (Kementan ) melakukan pengawalan dampak el nino di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Semua upaya dikerahkan, termasuk pompanisasi untuk menyelamatkan 250 ha lahan sawah yang terancam gagal panen.
-
Dimana Kementan lakukan optimasi lahan? Kick off ini merupakan yang pertama di wilayah Kalimantan dan sekaligus di Indonesia pada lahan seluas 106 ha di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.
Petani manfaatkan lahan rawa untuk bertani ©2018 Merdeka.com
Menurutnya selama masih ada sumber air, menanam komoditas pangan di lahan sawah justru bisa meningkatkan kualitas produksi. "Sinar matahari pada musim kemarau cukup panjang sehingga cukup baik untuk fotosintesis. Proses pengeringan juga lebih mudah dan menghemat biaya. Selain hasil yang lebih bagus, serangan hama penyakit relatif berkurang," terang Gatot.
Selain lahan sawah, Kementan juga mendorong petani untuk memanfaatkan lahan rawa yang pada musim kemarau biasanya akan surut. Gatot menambahkan, lahan rawa sebagai lahan sub optimal memiliki potensi luas 12,3 juta hektare, namun pemanfaatannya belum optimal. Dari potensi tersebut, baru dimanfaatkan seluas 4.527.596 hektare (36,8%) untuk produksi pertanian. "Ini adalah kesempatan untuk penambahan luas areal tanam baru buat produksi padi di musim kemarau," tukas Gatot.
Tak mau ketinggalan dengan meningkatnya konsumsi pangan seiring pertambahan jumlah penduduk, Kementan juga berupaya keras memanfaatkan lahan kering. Luas lahan kering di Indonesia juga sangat besar, yakni 28.577.848 hektare termasuk ladang, tegalan dan lahan yang tidak diusahakan menjadi Perluasan Areal tanam Baru (PATB). Gatot menegaskan saat ini Kementan menjadikan pengembangan lahan kering sebagai fokus untuk pengembangan budidaya padi.
Teknologinya pun sudah dipersiapkan, yakni dengan mendorong petani untuk menanam padi gogo. Kementan untuk pertamakalinya dalam sejarah menargetkan pertanaman 1 juta hektare padi gogo pada tahun 2018. Pada musim kemarau, padi gogo di lahan kering dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hasil panen lebih bagus, hama lebih sedikit, hemat air, juga sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis dan kualitas gabah lebih baik. "Selain padi gogo, lahan kering juga sangat cocok untuk ditanami jagung. Pada musim kemarau, jagung juga akan memberikan hasil yang bagus," ujar Gatot.
Petani manfaatkan lahan rawa untuk bertani ©2018 Merdeka.com
Gatot juga menekankan, ketiga tipe lahan di atas dapat terus dioptimalkan untuk mendukung peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dengan model tumpangsari, yaitu kombinasi antara padi, jagung, dan kedelai. Kunci utama tumpangsari ini yaitu penambahan populasi dan penggunaan benih berkualitas. Dengan menggunakan konfigurasi jarak tanam yang tepat, 1 hektare lahan dapat menghasilkan 2 hektare jagung dan 1 hektare padi, 2 hektare jagung dan 1 hektare kedelai atau 1 hektare padi dan 1 hektare kedelai. Penanaman tumpangsari juga dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga mengurangi kebutuhan pupuk.
Gatot menekankan, dengan pendekatan tumpangsari ini dapat mengeliminasi persaingan lahan antar komoditas dan juga dapat mengoptimalkan produksi padi tanpa tergantung musim. Lahan sawah beririgasi saatnya berproduksi maksimal, organisme pengganggu tumbuhan (OPT) rendah, biaya produksi murah hasilnya maksimal dan harga gabahnya bagus. "Kemarau juga saat ideal untuk memutus siklus OPT. Jadi kemarau bukan petaka tapi berkah. Kemarau dan musim hujan itu sudah Sunatullah. Semua membawa manfaat masing-masing," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Krisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton.
Baca SelengkapnyaSalah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaMentan menggenjot pembangunan dan optimasi lahan rawa menjadi persawahan produktif.
Baca SelengkapnyaProgram ini bahkan sudah berlangsung sejak awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaLangka nyata ini untuk mendorong peningkatan produktivitas padi nasional.
Baca SelengkapnyaPotensi lahan rawa di Sumsel mencapai 3.054.347,60 hektare yang terdiri luas lahan rawa lebak mencapai 1.354.805,88 hektare`
Baca Selengkapnyamengatakan, penanaman padi dilakukan pada bulan Agustus dan diprediksi bisa mulai panen pada November 2023 yang akan datang.
Baca SelengkapnyaKementan kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.
Baca SelengkapnyaBPPSDMP kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa di Kalsel
Baca SelengkapnyaPompanisasi merupakan solusi tercepat untuk mengatasi dampak kekeringan terhadap sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaMentan optimis program ini bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini
Baca SelengkapnyaKegiatan optimasi lahan rawa difokuskan pada perbaikan infrastruktur air dan lahan melalui pembangunan atau rehabilitasi infrastruktur.
Baca Selengkapnya