Kementan gandeng UGM kembangkan varietas baru produk pertanian
Merdeka.com - Untuk mewujudkan swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai terobosan dan menjalin kerja sama. Di antaranya dengan menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk pengembangan varietas baru produk pertanian.
Kerja sama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan MoU antara Dirjen Tanaman Pangan Kementan dengan UGM di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (27/1).
Rektor UGM, Prof Dwikorita Karnawati mengatakan, swasembada pangan tidak cukup hanya dengan meningkatkan produksi pangan saja. Namun yang terpenting, menurut dia, masyarakat yang membutuhkan pangan harus dibudayakan untuk mengonsumsi produk dalam negeri.
-
Bagaimana Kemnaker ingin meningkatkan produksi pangan? Anggaran tersebut nantinya akan digunakan untuk percepatan tanam, peningkatan produksi padi dan jagung melalui penyediaan benih dan alsintan, pupuk dan pestisida serta optimalisasi lahan rawa dan intensif bagi petugas lapangan.
-
Bagaimana cara Mentan mendorong swasembada pangan? Tak cuma traktor, sebuah drone berukuran besar tengah disiapkan lepas landas. Sebuah tabung putih diletakkan di badan bagian atas pesawat nirawak itu.Seorang pemuda yang memegang sebuah remote control segera menerbangkan drone menuju areal persawahan. Melintasi seorang petani yang tengah membajak sawah memakai traktor mesin.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk swasembada pangan? Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan kesejahteraan petani? Kami nilai Kementan memiliki program dan inovasi yang sangat baik dalam pemberdayaan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, seperti Taxi Alsintan misalnya, program ini kami nilai sangat baik dalam mendukung aktivitas petani dilapangan dan sangat baik dalam melatih kemandirian petani,'
-
Bagaimana Kementan meningkatkan produksi padi dan jagung? Salah satu potensi lahan yang dapat digunakan untuk menambah produksi pangan nasional khususnya padi dan jagung adalah lahan rawa dan lahan kering yang belum dimanfaatkan secara optimal.
-
Dimana Kementan fokus meningkatkan produksi pangan? Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), mengajak semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk fokus melakukan upaya peningkatan produksi pangan melalui pemanfaatan lahan rawa baik pasang surut maupun lahan tadah hujan atau non irigasi di sejumlah daerah.
"Yang penting itu demand-nya atau yang membutuhkan pangan. Mereka harus dibudayakan untuk mengonsumsi produk lokal, hasil tanaman sendiri. Jangan sampai mereka memilih mengonsumsi produk impor," ujar Dwikorita.
Lebih lanjut ia mengatakan, selain itu juga dibutuhkan teknologi agar suplai yang berlebihan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk lain seperti untuk makanan tambahan dan lain-lain.
"Ada 3 bidang kerja sama yang kita tandatangani. Yakni pengembangan teknologi untuk peningkatan produktivitas pangan di tanah marginal, kerja sama varietas produktivitas yang lebih tinggi, dan pengembangan kapasitas melalui pendampingan petani. Kerja sama ini idenya adalah integrated farming, tidak hanya produksi pertanian, tetapi juga produksi kayu dan ternak," jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UGM, Prof Jamhari menambahkan, pengembangan varietas baru padi yang sudah dikembangkan UGM saat ini sudah sebanyak 12 galur atau calon varietas baru. Dari 12 galur tersebut potensi produksi padi bisa mencapai 12,5 ton per hektar. Sedangkan saat ini produksi padi petani hanya 6,5 ton per hektar.
"Tidak hanya padi, kami juga mengembangkan 11 galur jagung. Potensi yang dihasilkan bisa mencapai 13,8 ton per hektar. Sedangkan saat ini petani baru menghasilkan 8 ton per hektar," katanya.
Jamhari mengemukakan, di UGM juga sudah dikembangkan varietas baru kedelai. Pada tahap awal, pihaknya melepas kedelai hitam, saat ini tengah dikembangkan untuk kedelai kuning.
"Kami berharap melalui pengembangan produk kedelai kuning, bisa mensubtitusi 70 persen kedelai impor di Indonesia," pungkasnya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padi dan jagung menjadi fokus utama Kementan saat ini.
Baca SelengkapnyaPerjanjian ini dibuat untuk membangun ekositem pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen untuk membuat para petani tersenyum
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan program Upsus yang dicanangkan Kementerian Pertanian
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait pengujian alat mesin pertanian (Alsintan).
Baca SelengkapnyaKerja sama ini bertujuan menghidupkan desa-desa di seluruh Indonesia untuk mendukung program swasembada pangan dan makan bergizi gratis (MBG).
Baca SelengkapnyaNamun, tidak disebutkan calon investor Vietnam yang akan memasok susu untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Baca SelengkapnyaTNI akan mengawal sekaligus mendukung penuh upaya Kementan saat ini.
Baca Selengkapnya"Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,"
Baca SelengkapnyaSalah satu kendala yang dihadapi petani tebu adalah akses dan ketersediaan saprodi di antaranya pupuk yang dibutuhkan tanaman.
Baca SelengkapnyaKementan menyebut, pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani.
Baca SelengkapnyaLangkah ini merupakan sinergitas Kementan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan.
Baca Selengkapnya