Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kementerian LHK Pastikan Hujan Ekstrem Faktor Utama Banjir di Kalimantan Selatan

Kementerian LHK Pastikan Hujan Ekstrem Faktor Utama Banjir di Kalimantan Selatan Jalan putus akibat banjir longsor di Kab Hulu Sungai Tengah Kalsel. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Saparis Soedarjanto mengatakan, banjir di Kalimantan Selatan faktor utamanya adalah cuaca ekstrem. Dia menuturkan hujan dengan intensitas tertinggi tersebut baru terjadi 100 tahun sekali.

"Hujan lah faktor utama yang menyebabkan banjir karena tinggi sekali. Kemudian kalau kita pakai return periode, hujan sebesar itu di daerah Kalimantan Selatan itu ternyata terjadi hampir 100 tahun sekali, jadi biasanya return period dipakai untuk menghitung bendungan biasanya perhitungan bendungan menghitung yang nilai maksimum," katanya dalam konferensi pers, Selasa (19/1).

Dia menjelaskan durasi lamanya hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan jenuh air tanah. Sehingga tidak meresapkan air ke dalam tanah.

"Kita bisa bayangkan hujan besar, tanah jenuh, daerah relative datar. Lanskap kita kurang mampu melakukan transformasi hujan secara baik. Jadi hutan selebat apa pun di hulunya, kalau lerengnya terjal dan hulunya datar, itu juga akan tergenang," jelas Saparis.

Dia menuturkan seharusnya faktor banjir di Kalimantan Selatan tidak bisa disimpulkan dari satu hal saja. Menurutnya, kondisi kemampuan hutan saat ini sudah maksimal untuk menahan air.

"Sebenarnya hutan kita relative bagus, dan ada upaya progresif untuk rehab hutan dan lahan. Sudah ada perda revolusi hijau. Jadi sebenarnya upayanya sudah cukup lengkap dari kebijakan pusat dan daerah. Upaya rehab oleh pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan juga sudah dipercepat," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Karliansyah menerangkan, lokasi banjir berada pada daerah aliran sungai (DAS) Barito. Dia menuturkan sebanyak 10 kabupaten terendam banjir hingga kini.

"Banjir sepanjang DAS Barito, kondisi jasa lingkungan pengatur air sudah tidak memadai sehingga tidak mampu menampung aliran air. Info di lapangan, kami hanya tahu sungai Balangan, Martapura, nah itu bagian dari sungai Barito. Ada yang masuk sub DAS, misal Balangan, kemudian ada juga yang masuk DAS Martapura," ungkapnya.

Dia menjelaskan, hal tersebut terjadi di alur DAS Barito. Khususnya Kalimantan Selatan akibat cuaca ekstrem. Pada 2020, Januari curah hujan normal yaitu 394 mm. Sedangkan pada 9-13 Januari 2021, 461 mm atau 8-9 kali lipat.

"Artinya ada 2,08 miliar meter kubik, dibandingkan kapasitas sungai normal hanya 238 juta meter kubik," terangnya.

Kemudian, Kementeri LHK juga mendapatkan hasil evaluasi sistem drainase tidak mampu mengalirkan air dengan kapasitas tersebut. Karliansyah menjelaskan, titik banjir merupakan daerah yang datar, elevasi rendah dan bermuara di laut.

"Sehingga merupakan daerah akumulasi air dengan tingkat drainase yang rendah. Ada perbedaan sangat besar antara tinggi hulu dengan hilir, sehingga pasokan air di hulu," tutupnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kepala BNPB Sebut Indonesia sedang Hadapi Anomali Bencana Alam
Kepala BNPB Sebut Indonesia sedang Hadapi Anomali Bencana Alam

BNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya
BMKG Prediksi Sepekan Sebelum dan Sesudah Lebaran akan Turun Hujan
BMKG Prediksi Sepekan Sebelum dan Sesudah Lebaran akan Turun Hujan

Prediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Penampakan Avanza Terseret Jauh Arus Kencang Saat Banjir Terjang Bali
Penampakan Avanza Terseret Jauh Arus Kencang Saat Banjir Terjang Bali

Cuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.

Baca Selengkapnya
Hujan jadi Tantangan Terbesar Proyek IKN, Pemerintah sampai Tingkatkan Modifikasi Cuaca
Hujan jadi Tantangan Terbesar Proyek IKN, Pemerintah sampai Tingkatkan Modifikasi Cuaca

Pemerintah mengatakan modifikasi cuaca perlu ditingkatkan untuk memastikan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN)

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Penjelasan BMKG Hujan Lebat di Jakarta saat Musim Kemarau
Penjelasan BMKG Hujan Lebat di Jakarta saat Musim Kemarau

Kondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.

Baca Selengkapnya
Sebut Banjir Demak karena Pembalakan Liar, Jokowi: Alih Fungsi Lahan Harus Dicegah
Sebut Banjir Demak karena Pembalakan Liar, Jokowi: Alih Fungsi Lahan Harus Dicegah

Jokowi menuturkan penebangan pohon di hulu sungai membuat bencana banjir terjadi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Diungkap BMKG Penyebab Jakarta Diguyur Hujan Lebat saat Musim Kemarau, Sampai Kapan?
VIDEO: Diungkap BMKG Penyebab Jakarta Diguyur Hujan Lebat saat Musim Kemarau, Sampai Kapan?

Beberapa hari terakhir Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan lebat

Baca Selengkapnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya

Karhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.

Baca Selengkapnya